Saturday, October 18, 2008

Dahlan Iskan: Definisi Uang yang Kian Panjang

Apakah uang? Menurut orang biasa seperti saya, definisi itu sederhana sekali: uang adalah alat pembayaran untuk membeli barang atau mendapatkan jasa. Titik.

Tapi, di mata orang-orang tertentu, definisi uang seperti itu tidak cukup. Harus ditambah sesuai dengan kepentingan masing-masing:

Bagi orang yang takut miskin, uang adalah juga alat untuk menumpuk kekayaan.

Bagi orang yang takut menjadi rakyat biasa, uang adalah alat untuk membeli jabatan.

Bagi orang yang punya utang, uang adalah alat untuk menunda pembayaran tagihan (lewat cek mundur).

Bagi yang takut neraka, uang adalah alat untuk mencari pahala (bayar zakat fitrah pun sudah tidak perlu lagi dengan beras).

Bagi yang takut masuk surga, uang adalah alat untuk menipu (misalnya dengan cek kosong).

Bagi orang miskin, uang adalah alat untuk memproduksi mimpi...(Dulu, saya pernah bermimpi diberi uang Rp 100 saat berlebaran ke rumah keluarga yang kaya, tapi uang itu direbut oleh kakak saya. Saya langsung menangis bukan hanya dalam mimpi, tapi sampai setelah bangun. Saya begitu ingin mimpi lagi tanpa diganggu kakak saya).

Yang juga penting, uang adalah sesuatu yang bisa hilang. Hanya cara hilangnya yang berbeda-beda dan cara menangisinya yang juga tidak sama.

Dan, dari pengalaman krisis keuangan ini, uang adalah bukan uang. Tepatnya, uang adalah sekadar angka-angka.

Buktinya, banyak sekali orang yang dalam krisis sekarang ini merasa kehilangan uang sampai puluhan miliar, tapi mereka tidak pernah mengalami kesulitan untuk membeli makan, pakaian, keperluan rumah, bepergian ke luar negeri, dan seterusnya. Makannya juga masih di restoran mahal, kalau bepergian masih tidur di hotel bintang lima, masih beli tas LV, dan masih ke Makau.

Menurut saya, orang-orang itu sebenarnya tidak kehilangan uang. Seandainya uang tersebut tidak hilang di mesin derivatif pun, toh tidak akan digunakan untuk membeli apa-apa. Tidak sekarang, bahkan tidak juga sepuluh tahun lagi. Bahkan sampai meninggal pun tidak akan pernah menggunakannya untuk membeli beras. Apakah yang demikian itu masih bisa disebut uang? Meski nilainya sampai puluhan miliar, rasanya nilai uang itu hanya sama dengan uang Rp 100 yang saya (mimpikan) terima dari keluarga kaya saat Lebaran itu: memilikinya hanya di angan-angan dan hilangnya juga di angan-angan.

Yang hilang itu bukan "uang" yang akan dibelikan rumah mewah yang bisa membuatnya lebih bergengsi -karena memang sudah punya rumah seperti itu, atau yang akan dibelikan jas tuxedo yang bisa membuatnya lebih ganteng -karena jasnya sudah berlemari-lemari, atau yang akan dibelikan kalung mutiara yang bisa membuatnya cantik -karena berliannya sudah tak terhingga. Maka, yang hilang itu sebenarnya bukan uang. Itu hanya angka-angka. Seperti saya dulu kehilangan angka-angka dalam rapot SD saya -karena tintanya luntur oleh tetesan air hujan yang bocor melalui genteng yang tidak dilapisi plafon.

Karena itu, orang yang tidak ikut main angka-angka derivatif tidak perlu ikut menangis. Kecuali menangis dalam angan-angan. Bekerjalah seperti biasa, carilah uang, dan kalau sudah dapat, belikan sesuatu yang diperlukan. Lalu, bekerja lagi. Bekerjalah sungguh-sungguh -karena tidak ada orang yang bekerja hanya di angan-angan. (*)

[+/-] Selengkapnya...

Thursday, October 16, 2008

Dahlan Iskan : Mengapa Tidak Langsung Bangkit

Ketika sepak bola Inggris kalah di Piala Dunia tahun lalu, siapa yang harus disalahkan?

''Margaret Thatcher!'' teriak seorang politikus di sana.

Lho, apa hubungan sepak bola dengan wanita yang sudah sangat tua itu? ''Waktu dia menjadi perdana menteri, subsidi susu untuk murid SD dikurangi. Akibatnya, tulang pemain Inggris banyak yang patah. Pemain sepak bola yang ikut Piala Dunia itu masih SD saat Thatcher menjadi perdana menteri," tambahnya.

Lalu, siapa yang harus disalahkan atas terjadinya krisis keuangan di Amerika dan dunia saat ini? ''Al Khawarizmi!" Apa hubungan krisis zaman ini dengan tokoh yang hidup di zaman kuno itu?

Dialah yang menemukan logaritma dan matematika. Gara-gara ilmu matematika itulah, belakangan ini muncul satu jenis produk bank yang disebut derivatif. Tanpa ilmu matematika tidak mungkin ada derivatif (bahasa Mandarinnya...)

Lalu, ada yang bilang bahwa penyebab sebenarnya adalah orang Mesir atau Tiongkok. Orang Mesirlah yang menemukan matematika dengan geometrinya saat mendirikan piramida. Atau, barangkali karena orang Tiongkok menemukan sipoa yang menjadi awal ilmu matematika-aritmatika.

Bahkan, jangan-jangan yang salah adalah Al Jabr karena dialah yang menciptakan angka. Mungkin juga kita bisa menyalahkan Girolamo Cardano yang pada tahun 1500-an menemukan teori probabilitas (ilmu peluang).

Simaklah rumus yang saya sertakan di tulisan ini. Itulah wujudnya kalau ilmu matematika, geometri, aritmatika, statistik, dan probabilitas dimasak menjadi satu. Lalu ditambahi bumbu rakus. Kokinya para banker dan pelaku pasar modal. Maka, jadilah masakan siap saji yang disebut ''model''. Model itu lantas menjadi software. Lalu, dianggap sebagai ilmu kebenaran. Semua pemain derivatif menggunakan ''software model'' derivatif itu untuk membenarkan hitungan bahwa uang yang hari itu nilainya 1 juta, lima tahun atau 10 tahun yang akan datang bisa menjadi, misalnya, 100 miliar.

Seandainya Anda punya uang Rp 1 juta, lalu ditawari untuk ikut derivatif, tentu Anda akan bertanya bagaimana caranya kok uang tersebut bisa tumbuh begitu menggiurkan? Lalu, operator derivatif akan menyodorkan rumus yang ruwet itu. Sanggupkah Anda memahami rumus itu? Yang menjelaskan sendiri bisa jadi tidak bisa benar-benar memahami. Mereka bisa langsung minta bantuan komputer untuk ''memprosesnya'': Rp 1 juta x model + enter. Keluarlah angka Rp 100 miliar di laptop. Masalahnya, semua pilihan model adalah yang asumsinya baik. Tidak pernah diciptakan model yang didasarkan asumsi sebaliknya. Maka, tidak ada Rp 1 juta x model + enter = hilang.

Meski semua pihak kini sudah tahu bahwa penyebab krisis ini adalah derivatif, akan diapakan ''binatang'' itu masih belum ada pembicaraan. Melarangnya sama sekali kelihatannya sulit, mengingat sudah dibuktikan bahwa dengan derivatif hidup ini bisa lebih hidup. Tapi juga sudah dibuktikan bahwa derivatif membuat kekacauan.

Kalau kelak derivatif cukup dibatasi, akan menjadi perdebatan seru pembatasan itu sampai pada derivatif keturunan berapa. Sekarang ini derivatif mungkin sudah sampai 13 keturunan. Nah, apakah akan dibatasi sampai lima keturunan saja? Misalnya, swaps masih diperbolehkan. Tapi, anaknya, CDS (credit default swaps), mungkin sudah tidak boleh. Apalagi cucunya yang bernama credit default option, atau cicitnya yang disebut credit default swaption, atau cicit-cicit berikutnya lagi. Saya kira, sekian keturunan dari derivatif pasti akan dilarang.

Kalau kebangkitan hari pertama pasar modal Senin lalu tidak langsung diikuti oleh kebangkitan lebih lanjut di hari-hari berikutnya, antara lain karena soal yang mendasari krisis itu sendiri belum diselesaikan. Semua memang masih sibuk melakukan PPPK (pertolongan pertama pada kecelakaan). Yang penting pasar modal dan perbankan selamat dulu. Terutama perbankan. Usaha ini kelihatannya berhasil. Namun, untuk bisa memulihkan ke keadaan semula, tentu masih harus menunggu diselesaikannya pengaturan derivatif.

Siapa yang mengatur derivatif itu?

Selama ini tidak ada!

Bisnis yang menyangkut USD 600 triliun ini (bandingkan dengan GDP Amerika yang hanya USD 15 triliun) diatur oleh pelaku derivatif itu sendiri. Mereka membentuk persatuan pelaku derivatif. Namanya Asosiasi Swaps dan Derivatif Internasional. Asosiasi itulah yang mengatur segala sesuatu tentang bisnis ini. Mulai aturannya hingga format-format kontraknya. Tidak ada pemerintah mana pun yang mampu mencampurinya.

Padahal, korban derivatif ini luar biasa banyaknya. Mulai perorangan, perusahaan, hingga lembaga keuangan sendiri. Termasuk yang menjadi berita besar awal tahun ini: Societe General rugi USD 7,2 miliar juga oleh derivatif. Bahkan, beberapa tahun lalu sebuah pemda di Amerika, kabupaten terkenal di California bernama Orange County, juga menyatakan diri bankrut sebagai korban derivatif. Di sana pemda memang diperbolehkan mengeluarkan obligasi untuk pembangunan daerahnya. Tapi, dalam kasus Orange County ini, dana daerah dimainkan di derivatif. Kalau berhasil sih, 30 persen APBD-nya akan datang dari hasil derivatif itu. Tapi, bendaharawan kota itu salah hitung. Lalu, kota itu pun dinyatakan bangkrut.

Siapa yang kira-kira akan ambil inisiatif untuk mengatur semua itu?

Pemerintah AS? Bukan urusannya. Bank Dunia? Bukan bidangnya. Bank sentral masing-masing negara? Juga bukan tugasnya.

Para penemu logaritma, geometri, aritmatika, Al Khawarizmi, Al Jabr, Girolamo Cardano, barangkali, harus bangkit dulu dari kubur mereka untuk merundingkannya. (*)

[+/-] Selengkapnya...

Tuesday, October 14, 2008

Dahlan Iskan : Benar-Benar Senin yang Melegakan

DUA jam kemarin pagi adalah dua jam yang paling menegangkan bagi siapa pun yang tidak menginginkan Indonesia terseret dalam krisis keuangan dunia. Senin kemarin menjadi hari yang penuh harap-harap cemas, karena merupakan hari kerja pertama setelah libur lima hari (bagi bursa saham) dan libur dua hari bagi bank nasional.

Sejak malam sebelumnya, dua pertanyaan besar terus mencemaskan: 1). Apakah ketika bank mulai buka pada pukul 08.00 terjadi rush atau tidak? 2). Ketika bursa saham mulai buka, terjadi kemerosotan indeks secara drastis atau tidak?

Kalau saja terjadi rush, kacaulah perekonomian kita. Demikian juga, kalau terjadi guncangan besar di lantai bursa, paniklah kita.

Dua-duanya sangat melegakan. Begitu melewati pukul 10.00 WIB kemarin semua orang seperti bernapas panjang -lega. Semua bank aman dari gejala rush. Lantai bursa juga hanya turun beberapa puluh poin, lalu menguat di sore hari dan ditutup dengan posisi positif.

Pasar saham dan pasar Tanah Abang ternyata tidak perlu harus dikorbankan salah satunya.

Kita harus berterima kasih atas kesigapan dan keseriusan pemerintah menjaga perekonomian dari imbas krisis di Amerika. Saya dengar tim ekonomi, termasuk tim pasar modal, harus sudah bekerja pukul lima pagi dan baru pulang tengah malam. Tapi, memang itulah yang harus dikerjakan agar selamat dari badai.

Bahkan, penjaminan terhadap bank jauh melebihi yang diinginkan banyak orang. Saya hanya mengusulkan bahwa yang penting ada. Ini pun sekadar untuk menenteramkan masyarakat. Sebab, jaminan itu pada kenyataannya tidak akan dipakai. Para pengusaha memang minta jaminan sampai Rp 1 miliar. Menurut saya, itu sudah sangat tinggi. Pemerintah ternyata justru menjamin sampai Rp 2 miliar. Sekali lagi, Rp 1 miliar atau Rp 10 miliar toh hanya jaminan. Di sini pemerintah sangat "cerdas" menyikapinya.

Setelah aman dari bahaya rush, perbankan memang masih perlu satu senjata lagi: likuiditas. Kini saatnya bank perlu diberi pinjaman. Tentu pinjaman yang sifatnya hanya untuk menggantikan sumber dana "satu malam". Dana "satu malam" itu biasanya mereka atasi sendiri dengan apa yang disebut "pinjaman antarbank". Setiap sore bank selalu tutup buku. Dari sini akan diketahui mana bank yang "kalah kliring" dan mana yang "surplus". Yang kalah kliring biasanya meminjam uang ke bank yang surplus.

Kini, dalam keadaan krisis dunia, semua bank hanya memikirkan dirinya sendiri. Bukan hanya bank, setiap perusahaan harus mengambil sikap aman untuk dirinya sendiri dulu. Bahkan, perorangan pun akan mengambil sikap serupa. Maka dalam situasi seperti ini sama sekali jangan berusaha mencari pinjaman. Semua orang, semua pihak "mengunci" pintu masing-masing.

Sampai kapan? Sampai rasa saling percaya itu tumbuh kembali. Selama masa saling tidak percaya itulah pemerintah diminta menjadi "terminal terakhir". Di bidang ini pun langkah pemerintah sangat memuaskan.

Di bidang bursa, ada dua kiat penting yang dilakukan otoritas bursa. Menjelang dibuka kemarin, apa yang selama ini disebut "pre opening market" ditiadakan. Kapan diperbolehkan lagi masih belum diputuskan. Masih harus menunggu situasi menjadi stabil dulu.

Pre opening market itu memang bisa mengguncangkan. Waktu pre opening market hanya sekitar lima menit sebelum bursa dibuka. Di situlah dilakukan negosiasi pembelian dan penjualan secara blok (pembelian saham dalam jumlah besar). Pelakunya biasanya para broker saham, baik yang terafiliasi dengan emiten maupun tidak.

Kelemahan pre opening market adalah tidak terbukanya harga saham, justru sebelum pasar dibuka.

Langkah kedua yang juga hebat adalah ditindaknya pelaku short selling yang gagal serah atau gagal bayar. Short selling dalam praktiknya adalah menjual saham di pagi hari lalu membelinya kembali di sore hari. Atau sebaliknya. Praktik itu sendiri sampai sekarang secara legal masih sah, tapi akan menjadi pelanggaran kalau ternyata pelakunya gagal menyerahkan saham atau gagal membayar.

Senin kemarin benar-benar hari yang melegakan dan memberi harapan. (*)

[+/-] Selengkapnya...

Saturday, October 11, 2008

Cito! Cepat Selamatkan Dulu Bank!

Oleh Dahlan Iskan

Tujuh negara industri terbesar dunia berkumpul hari ini untuk mencari jalan keluar dari krisis moneter yang gawat ini. Tapi, para ahli sangat pesimistis mereka bisa menemukan jalan itu. Sudah begitu banyak masing-masing pemerintah menciptakan paket penyelamatan. Semuanya tidak bisa meredam kemerosotan pasar modal.

Bagi kita di Indonesia, harapan terbesar adalah jangan sampai unsur-unsur di dalam pemerintah berjalan sendiri-sendiri. Apalagi bertengkar. Kita semua tahu bahwa jumlah ahli ekonomi kita bukan hanya sangat banyak, tapi juga aliran ekonomi mereka berbeda-beda. Mulai dari yang beraliran konservatif sampai yang populis. Belum lagi yang menganut aliran sempalan. Masing-masing punya dasar pemikiran sendiri, merasa benar sendiri, dan saling bersikukuh mempertahankannya.

Dalam suasana krisis seperti ini, satu komando sangat diperlukan. Sampai hari ini, saya cukup bangga karena tidak terjadi perbedaan pendapat di antara elite pemerintah yang sampai mencuat ke media. Memang ada desas-desus tentang siapa yang menginginkan Bank Indonesia harus segera intervensi (untuk menstabilkan rupiah) dan siapa yang menentang. Tapi, tidak menjadi perang di bawah permukaan -apalagi di atasnya. Politisi juga cukup dewasa untuk tidak menjadikan masalah krisis sebagai bahan mencari popularitas. Sebagian mungkin memang karena tidak paham akar persoalannya yang rumit, sebagian karena rakyat juga sudah sangat dewasa. Politisi yang memanfaatkan krisis ini untuk popularitasnya justru akan dicela rakyat.

Saya amati rakyat di semua negara memang sangat kompak untuk membela negara masing-masing, lepas apakah pemerintahnya dari partai yang mereka dukung atau tidak.

***

Hari ini, pemerintah pertama-tama harus kompak dalam menyelamatkan sistem perbankan nasional kita. Nasabah dan rakyat harus ditenangkan dengan policy yang jelas dan tegas. Yang terpenting, antara lain, adalah memberikan penjaminan deposito dan tabungan masyarakat.

Saya percaya penjaminan itu tidak akan berbuntut panjang seperti saat krisis dulu. Sebab, perbankan nasional kita sekarang sudah sangat dewasa. Semua negara melakukan langkah ini meski ahli ekonomi yang menganut aliran konservatif tidak akan setuju. Teoretis, sebenarnya tidak perlu ada rush. Tapi, ketidakpercayaan masyarakat pada sistem keuangan hari-hari ini bisa membuat bank yang lagi bersaing saling menyebarkan isu rush. Yang mula-mula hanya isu bisa terjadi sungguhan. Ini sangat membahayakan sistem perbankan kita.

Kalau sistem perbankan ambruk, ekonomi akan runtuh. Rakyat akan sengsara.

Nomor satukan penyelamatan perbankan nasional kita. Gunakan semua dana penjaminan yang selama ini dikumpulkan oleh bank di rekening khusus penjaminan itu. Maksimumkan upaya ini, mumpung ini hari Sabtu. Umumkan pagi ini juga bahwa semua deposito dan tabungan dijamin pemerintah. Jangan terlambat! Kita lagi bersaing dengan kecepatan beredarnya SMS dan telepon seluler.

***

Ini persoalan dunia yang kompleksnya bukan main. Perusahaan yang terlibat derivatif lagi bertumbangan. Cobalah kita bayangkan perusahaan yang enam bulan lalu membeli minyak dengan harga USD 130 per barel. Tentu, hari ini, perusahaan tersebut belum menerima minyaknya karena dua hal. Pertama, harga itu memang untuk penyerahan minyak enam bulan kemudian. Kedua, tujuan pembeli minyak itu memang bukan untuk memiliki minyak, tapi hanya untuk menjual "hak" atas minyak itu saja. Yang membeli "hak" itu pun hanya ingin menjual lagi dengan harga yang lebih tinggi. Yang sudah dapat harga lebih tinggi itu pun masih ingin menjual lagi ke harga yang lebih tinggi. Begitu seterusnya. Minyak yang mungkin berjumlah 1 juta barel itu seolah-olah sudah menjadi 10 juta barel di pasaran.

Triliunan dolar derivatif yang menyangkut minyak ini akan memakan korban luar biasa besar. Sudah akan mengalahkan nilai kredit macet subprime mortgage yang mengawali krisis ini.

Seminggu yang lalu, harga minyak tinggal 100 dolar per barel. Anda bayangkan berapa besar kerugian perusahaan yang membeli minyak dengan harga 130 dolar itu. Membelinya pasti dengan kredit. Kini, pasti kreditnya macet. Kredit yang macet bukan sebesar harga 1 juta barel, mungkin sampai lebih 10 juta barel. Sebab, minyak tersebut sudah diderivatifkan: future, hedging, option, equity swap, dan seterusnya.

Bahkan, dengan harga minyak kemarin menjadi serendah 80 dolar/barel, tingkat kemacetan pasti kian luas lagi. Maka, kinilah saatnya harga minyak akan menjadi normal sewajarnya lagi, sekitar USD 60 atau 70 dolar per barel. Kenapa harga ini normal? Sebab, biaya produksi minyak itu hanya sekitar 35 dolar per barel. Ditambah macam-macam, termasuk mahalnya investasi, jatuhnya sekitar 50 per barel. Maka, laba 30 persen adalah bisnis yang wajar. Tapi, dengan harga minyak 140 dolar per barel dan dengan biaya produksi yang tetap, bisnis ini bisa mencapai laba 300 persen. Kata "rakus" saya kira kurang kasar. Tentu ada yang murka.

Gambaran seperti itulah yang juga terjadi di bisnis jasa keuangan. Semua pedagang di Pintu Kecil Jakarta atau Kembang Jepun di Surabaya tentu tahu bahwa laba normal bisnis jasa itu sekitar 2,5 persen. Mengapa? Bisnis jasa itu tidak perlu modal besar dan risikonya kecil. Wajar kalau labanya lebih kecil. Yang penting volumenya sangat besar dan perputarannya cepat. Memang sesekali bisnis jasa bisa dapat laba 30 persen, tapi sifatnya harus hanya "sesekali". Misalnya kalau pas lagi ada nasib baik. Satu atau dua hari. Setelah itu akan normal lagi ke laba 2,5 persen. Bahkan, kadang, laba 0,5 persen pun sering dijalani asal cash flow-nya baik.

Tapi, coba perhatikan perusahaan-perusahaan jasa keuangan dalam 10 tahun terakhir ini. Labanya bisa 30 persen. Bahkan bisa 60 persen! Ini juga rakus. Total sedunia, laba jasa keuangan ini menguasai 40 persen dari laba seluruh sektor usaha. Sedang sektor industri kurang dari 20 persen. Padahal, laba sektor industrilah yang seharusnya lebih tinggi. Sunnatullah-nya harus begitu. Sebab, di sektor industrilah orang harus benar-benar bekerja: tanam modal, membeli bahan baku, menjual bahan jadi, mengurus buruh, dan seterusnya. Benar-benar bekerja mengeluarkan keringat. Bagaimana bisa laba industri kalah oleh laba sektor jasa? Tentu ada yang murka.

Dunia secara alamiah akan kembali ke situasi 12 atau 15 tahun yang lalu. Bagi kita, 12 tahun yang lalu tidak terlalu jelek.

Asal sistem perbankan kita diselamatkan lebih dulu! Hari ini juga! Ibarat seorang dokter yang kedatangan pasien gawat, sang dokter akan langsung menulis di resepnya: cito! Bukan main urgennya. Seumpama di apotek ada antrean panjang pun, pemegang resep cito! harus langsung dilayani dulu. (*)

[+/-] Selengkapnya...

Sebuah Kuburan Keruwetan

Di kuburan besar itu tidak ada penjelasan siapa yang dimakamkan ramai-ramai di situ. Di tiap batu nisannya hanya tertulis kata-kata begini: penyebab kematiannya adalah keruwetan. Oh, tidak sulit menebak kuburan siapa gerangan itu: Lehman Brothers dan kawan-kawan! Dan, keruwetan yang menyebabkan tewasnya berbagai perusahaan terbesar di dunia itu adalah sebuah urusan yang, menurut Warren Buffett, bernama "racun derivatif".

Racun itu terbuat dari ramuan "kecerdasan, gairah, dan kerakusan". Unsur-unsur dalam ramuan itu, misalnya, commercial papers, mortgage-backed securities, short selling, hedging, over the counter, credit default swaps, equity swaps, interest swaps, margin trading, futures, forward, option, dan banyak lagi. Kalau toh bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, arti dari tiap-tiap istilah keuangan itu tetap saja ruwet. Seruwet memahami definisi dan peraturannya.

Gampangnya: semua itu adalah anak-cucu dari sistem perbankan yang merasa tidak cukup lagi kalau hanya mendapat keuntungan dari menerima tabungan dan memberi pinjaman. Harus diciptakan produk-produk perbankan yang baru. Itulah derivatif. Yang menciptakannya harus cerdas, bergairah, dan rakus. Yang menjalankannya harus bergairah, rakus, dan cerdas. Yang memilikinya tidak harus cerdas, tapi tetap harus rakus dan bergairah.

Saya punya teman pengusaha besar yang asalnya sangat miskin. Dia lima bersaudara. Saudara tertua kerja mati-matian membanting tulang secara fisik. Sampai harus bertani dan kemudian berkebun sendiri. Lama-lama si sulung itu menjadi pengusaha besar hasil bumi. Dia tidak ingin adiknya tidak sekolah tinggi seperti dirinya. Karena itu, adiknya yang terkecil disekolahkan ke Amerika. Sekolah keuangan. Maksudnya, agar perusahaan keluarga yang dikelola secara tradisional itu kelak bisa jadi perusahaan modern.

Si bungsu sekolah dengan tekun dan jadi ahli keuangan. Ketika pulang, dia merasa perusahaan yang dirintis kakaknya itu harus dibuat modern. Sistem keuangannya harus secanggih di AS, terutama struktur pendanaannya. Si sulung merasa bodoh dan karena itu menyerahkan saja semuanya kepada si bungsu. Terjadilah krismon. Struktur keuangannya ternyata rapuh. Perusahaan itu mengalami kesulitan yang luar biasa. "Pak Dahlan, gara-gara adik, sekarang saya harus kembali bertani lagi," katanya saat krismon masih berlangsung. Syukurlah kini dia sudah jaya kembali.

Sistem keuangan modern memang luar biasa variasinya. Apalagi mendapat dukungan sistem komputer. Perdagangan derivatif kian lama kian membesar. Tentu semuanya di atas kertas, atau di layar komputer. Meski namanya jual-beli, yang berpindah tangan bukan barang atau uang, melainkan angka-angka. Bertukarnya juga sangat kilat. Antarnegara sekalipun bisa secepat kilat. Kalau menanam tebu memerlukan 16 bulan, menanam derivatif hanya dalam hitungan detik.

Enam tahun lalu, Warren Buffett, sudah mengingatkan secara terbuka bahaya perdagangan derivatif ini. "Derivatif adalah senjata pemusnah masal keuangan," katanya. Waktu itu istilah senjata pemusnah masal lagi top-topnya sebagai alasan Presiden Bush untuk menyerang Iraq dan menangkap Saddam Hussein. "Saya tidak tahu kapan meledak, tapi suatu hari kelak pasti meledak," tambahnya.

Derivatif ternyata meledak sekarang.

Warren Buffett adalah orang terkaya di dunia saat ini, mengalahkan Bill Gate. Dialah chairman Berkshire Hathaway yang memiliki bisnis ritel terbesar di dunia: Wal-mart. Dia punya pengalaman pahit membeli perusahaan yang rupanya sudah digelembungkan melalui berbagai perdagangan derivatif. Mau dia jual lagi tidak laku. Maka dia harus membersihkan "lemak dan kolesterol" dari perusahaan itu selama lima tahun dengan kerugian yang sangat besar. Dari situ dia menyimpulkan bahwa derivatif pasti akan meledak jadi bom keuangan. Bahkan, dalam lima tahun setelah dia ucapkan, bom itu sudah lima kali lipat besarnya.

Subprime (mortgage) ternyata hanya satu bagian kecil dari penyebab kekacauan keuangan sekarang ini. Volume uang yang terkait dengan derivatif ini jauh lebih besar daripada perkiraan semula yang hanya USD 15 triliun. (Dalam rupiah harus ditulis begini: Rp 141.000.000.000.000.000, dengan asumsi kurs Rp 9.400 per dolar AS). Bisa jadi transaksi derivatif ini mencapai USD 516 triliun. Angka ini dikeluarkan oleh "ketuanya" bank-bank sentral seluruh dunia yang disebut Bank of International Settlement (BIS) yang berpusat di Basel, Swiss.

Begitu besar dan ruwetnya, sampai-sampai menurut Buffett, pemerintah mana pun, termasuk USA, tidak bisa lagi mengontrol perdagangan derivatif itu. "Bahkan, hanya untuk memonitor pun sudah tidak mampu," katanya.

Derivatif ini sebenarnya sudah sulit dibedakan dengan perjudian. Dalam perdagangan saham murni, meski ada unsur spekulasinya, masih bisa dianalisis. Tapi, dalam perdagangan derivatif yang bisa menganalisis hanya para pelaku sistem itu. Pemilik uang sulit memahaminya.

Saya punya teman baik yang juga penggemar Formula One. Sukanya keliling dunia. Dan memotret. Dia pernah bekerja keras selama 20 tahun untuk mengumpulkan uang sampai Rp 40 miliar. Uang itu dipercayakan kepada satu bank di Singapura untuk diputar. Masuklah ke mesin derivatif. Dalam hitungan detik, uang itu amblas. Di meja judi pun tidak akan secepat itu!

"Saya ini kebalikan dari Anda," katanya menghibur diri. "Kalau Anda, sakit hati dulu lalu mengeluarkan uang. Kalau saya, mengeluarkan uang dulu, lalu sakit hati," katanya.

Tidak sedikit orang atau perusahaan yang punya jalan hidup seperti itu.

Memang tidak gampang memahami rumus derivatif ini. Saya biasanya menghindar saja, daripada pusing. Kelihatannya memang ndeso, bodoh, dan tidak modern, tapi saya memang benar-benar sulit memahami rumusnya.

Bahkan, rumus itu ternyata memang tidak pernah ada. Kesalahan pokok sistem derivatif adalah tidak adanya kepastian apakah harga saham, uang, bunga, margin, aset, dan seterusnya itu bisa diperkirakan untuk jangka 3 atau 5 atau 10 tahun. Bahkan, tidak bisa diketahui apakah pasarnya itu memang ada. Artinya, kalau satu saham yang dibeli itu kini harganya Rp 1 juta, lalu diperkirakan 5 tahun lagi menjadi Rp 10 juta, maka pertanyaannya adalah: apakah benar lima tahun kemudian jadi Rp 10 juta? Kalau toh "ya", apakah ada pembelinya?

Karena kepastian itu memang tidak ada, digunakanlah berbagai asumsi. Sekian banyak asumsi lantas dijadikan satu menjadi "model". Variasi dari gabungan asumsi itu melahirkan berbagai model. Belakangan jadilah "model' itu seperti fakta kebenaran. Yang semula hanya "model" lantas seperti "pasar yang sesungguhnya".

Akibatnya, sebelum transaksi, selalu angka-angkanya dimasukkan begitu saja ke dalam model di komputer. Komputer yang akan menganalisis. Lalu keluarlah angka-angka akhir: berapa harga saham atau uang itu lima tahun ke depan. Nilai itulah yang kemudian dianggap sebagai kekayaan riil saat ini. Termasuk bisa menjualnya atau menjaminkannya untuk pinjam uang. Jaminan itu lantas dijaminkan lagi, dijaminkan lagi, dijaminkan lagi.... Jadilah, pasar derivatif menjadi sebesar USD 516 triliun.

Betapa besarnya angka itu bisa dilihat dari data BIS berikut ini. Nilai saham dan bond (surat utang atau obligasi) di seluruh dunia hanyalah USD 100 triliun. Total nilai realestat di seluruh dunia (yang di pasar modal) adalah USD 75 triliun. GDP Amerika adalah USD 15 triliun.

Jadi, jangan diingat-ingat tulisan ini. Pertama, meski sudah disederhanakan penulisannya, tetap saja ruwet. Kedua, daripada takut sendiri. (*)

[+/-] Selengkapnya...

Friday, October 10, 2008

Saatnya Indonesia Nyalip di Tikungan

Oleh Dahlan Iskan

Tepat sekali langkah pemerintah Indonesia menghentikan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia kemarin. Terlambat sedikit, kita bisa lebih kacau. Inilah saatnya kita mendahulukan nasib bangsa sendiri. Kita tahu, perusahaan asing lagi perlu uang untuk menutup lubang mereka yang dalam di negeri masing-masing. Karena itu, mereka perlu uang cepat. Salah satu caranya adalah menjual apa saja yang dimiliki, termasuk yang di Indonesia. Dan, yang paling cepat bisa dijual adalah saham di bursa.

Saking banyaknya pihak yang mau menjual saham itulah yang mengakibatkan harga saham jatuh 10 persen kemarin. Mereka berani menjual murah, menjual rugi, asal bisa segera mendapat uang cash. Sebenarnya sekaranglah saatnya membeli kembali saham Indosat, Telkomsel, atau apa pun, tapi kita belum cukup kaya untuk melakukan itu.

Penutupan sementara bursa itu juga penting untuk mengamankan perusahaan-perusahaan nasional kita. Yakni, perusahaan yang terlibat utang besar di luar negeri yang jaminannya berupa saham. Misalnya, Bumi Resources dan enam perusahaan milik Bakrie Group lainnya. Termasuk kebun sawitnya yang besar. Kalau harga sahamnya terus merosot, nilai jaminan utangnya langsung tidak cukup. Dalam keadaan seperti ini sangat mungkin terjadi hostile take over! Sangat bisa terjadi, tiba-tiba saja tambang batu baranya yang begitu besar disita dan menjadi milik asing. Demikian juga perkebunan sawitnya.

Karena itu, bursa tidak perlu cepat-cepat dibuka kembali. Apalagi, kalau itu hanya karena tekanan asing. Harus dihitung benar untung ruginya bagi kepentingan nasional. Memang Bumi Resources adalah milik Bakrie, tapi batu baranya dari bumi Indonesia (Kaltim). Kita juga berkepentingan mengusahakan Bakrie agar tetap jaya -antara lain agar bisa menuntaskan kasus Lapindo di Sidoarjo. Apalagi, Bakrie pernah jadi contoh perusahaan yang hancur oleh banyaknya utang saat krisis moneter 1997 yang tiba-tiba mampu bangkit menjadi orang terkaya di Indonesia. Jangan sampai kini menjadi korban hostile take over asing akibat tidak mampu membayar utang! Nilai saham Bakrie kini memang tinggal 20 persennya. Sangat mudah bagi asing untuk mengambil secara hostile!

Kini negara yang paling mempertuhankan pasar bebas pun hanya berpikir menyelamatkan negara masing-masing. Apalagi, negara yang masih miskin seperti kita. Saya cukup bangga atas ketegasan dan kecepatan pemerintah mengambil langkah ini. Penduduk kita cukup besar untuk bisa menjadi pasar kita sendiri. Kita masih bisa menanam jagung!

Sampai kemarin memang baru Rusia dan Indonesia yang mengambil langkah menghentikan perdagangan saham. Islandia (Iceland) sudah lebih dulu membuat keputusan mem-peg mata uangnya ke dolar karena terjun bebas. Kemarin sore WIB, Inggris membuat keputusan yang lebih konsepsional daripada Amerika. Delapan bank raksasa direkapitalisasi Rp 700 triliun dengan syarat-syarat tertentu. Misalnya, harus menjaga kelangsungan fungsi utama bank, termasuk memberi pinjaman kepada pengusaha yang bergerak di sektor riil. Di dalamnya termasuk bank-bank kelas dunia, seperti HSBC, RBS, dan Standard Chartered. Inggris yang dulu pelopor swastanisasi, kini di arah sebaliknya.

"Ini jalan keluar yang tujuannya memulihkan kepercayaan, sekaligus memperkukuh sistem perbankan," ujar Perdana Menteri Gordon Brown.

Menurut Brown, dalam mengatasi kesulitan yang begitu serius, jalan keluarnya memang harus komprehensif. Juga harus kreatif dan tidak sekadar dogmatis. Menaikkan suku bunga seperti yang dilakukan Bank Indonesia, menurut saya, termasuk yang hanya dogmatis dan kurang kreatif. Yakni, satu dogma bahwa untuk menahan orang agar tidak ramai-ramai menukarkan uang ke dolar haruslah memberi rangsangan kepada pemegang rupiah. Ya, menaikkan suku bunga tadi. Tapi, dampak yang lain sangat berat. Untung naiknya hanya kecil (25 basis poin).

Kita punya batu bara bermiliar ton dan hasil bumi lain. Ini yang harus diamankan lewat kebijaksanaan nasional. Mestinya, masih lebih baik nasib kita yang memiliki hasil bumi tersebut daripada negara yang hanya punya kertas saham atau commercial paper dengan nilai yang hancur saat ini.

Kita memang tidak punya cadangan saham di mana-mana. Karena itu, jangan pula yang masih kita punya itu hilang. Saatnya nasionalisme dipertahankan. Sambil lihat-lihat perkembangan dunia. Kalau kita pintar, kita bisa menyalip di tikungan!(*)

[+/-] Selengkapnya...

Sunday, September 28, 2008

Jluntrungan Krisis Subprime di Amerika Serikat

Kalau Langit Masih Kurang Tinggi
Oleh: Dahlan Iskan
Meski saya bukan ekonom, banyak pembaca tetap minta saya ''menceritakan'' secara awam mengenai hebatnya krisis keuangan di AS saat ini. Seperti juga, banyak pembaca tetap bertanya tentang sakit liver, meski mereka tahu saya bukan dokter. Saya coba:

Semua perusahaan yang sudah go public lebih dituntut untuk terus berkembang di semua sektor. Terutama labanya. Kalau bisa, laba sebuah perusahaan publik terus meningkat sampai 20 persen setiap tahun. Soal caranya bagaimana, itu urusan kiat para CEO dan direkturnya.

Pemilik perusahaan itu (para pemilik saham) biasanya sudah tidak mau tahu lagi apa dan bagaimana perusahaan tersebut dijalankan. Yang mereka mau tahu adalah dua hal yang terpenting saja: harga sahamnya harus terus naik dan labanya harus terus meningkat.

Perusahaan publik di AS biasanya dimiliki ribuan atau ratusan ribu orang, sehingga mereka tidak peduli lagi dengan tetek-bengek perusahaan mereka.

Mengapa mereka menginginkan harga saham harus terus naik? Agar kalau para pemilik saham itu ingin menjual saham, bisa dapat harga lebih tinggi dibanding waktu mereka beli dulu: untung.

Mengapa laba juga harus terus naik? Agar, kalau mereka tidak ingin jual saham, setiap tahun mereka bisa dapat pembagian laba (dividen) yang kian banyak.

Soal cara bagaimana agar keinginan dua hal itu bisa terlaksana dengan baik, terserah pada CEO-nya. Mau pakai cara kucing hitam atau cara kucing putih, terserah saja. Sudah ada hukum yang mengawasi cara kerja para CEO tersebut: hukum perusahaan, hukum pasar modal, hukum pajak, hukum perburuhan, dan seterusnya.

Apakah para CEO yang harus selalu memikirkan dua hal itu merasa tertekan dan stres setiap hari? Bukankah sebuah perusahaan kadang bisa untung, tapi kadang bisa rugi?

Anehnya, para CEO belum tentu merasa terus-menerus diuber target. Tanpa disuruh pun para CEO sendiri memang juga menginginkannya. Mengapa? Pertama, agar dia tidak terancam kehilangan jabatan CEO. Kedua, agar dia mendapat bonus superbesar yang biasanya dihitung sekian persen dari laba dan pertumbuhan yang dicapai. Gaji dan bonus yang diterima para CEO perusahaan besar di AS bisa 100 kali lebih besar dari gaji Presiden George Bush. Mana bisa dengan gaji sebesar itu masih stres?

Keinginan pemegang saham dan keinginan para CEO dengan demikian seperti tumbu ketemu tutup: klop. Maka, semua perusahaan dipaksa untuk terus-menerus berkembang dan membesar. Kalau tidak ada jalan, harus dicarikan jalan lain. Kalau jalan lain tidak ditemukan, bikin jalan baru. Kalau bikin jalan baru ternyata sulit, ambil saja jalannya orang lain. Kalau tidak boleh diambil? Beli! Kalau tidak dijual? Beli dengan cara yang licik -dan kasar! Istilah populernya hostile take over.

Kalau masih tidak bisa juga, masih ada jalan aneh: minta politisi untuk bikinkan berbagai peraturan yang memungkinkan perusahaan bisa mendapat jalan.

Kalau perusahaan terus berkembang, semua orang happy. CEO dan para direkturnya happy karena dapat bonus yang mencapai Rp 500 miliar setahun. Para pemilik saham juga happy karena kekayaannya terus naik. Pemerintah happy karena penerimaan pajak yang terus membesar. Politisi happy karena dapat dukungan atau sumber dana.

Dengan gambaran seperti itulah ekonomi AS berkembang pesat dan kesejahteraan rakyatnya meningkat. Semua orang lantas mampu membeli kebutuhan hidupnya. Kulkas, TV, mobil, dan rumah laku dengan kerasnya. Semakin banyak yang bisa membeli barang, ekonomi semakin maju lagi.

Karena itu, AS perlu banyak sekali barang. Barang apa saja. Kalau tidak bisa bikin sendiri, datangkan saja dari Tiongkok atau Indonesia atau negara lainnya. Itulah yang membuat Tiongkok bisa menjual barang apa saja ke AS yang bisa membuat Tiongkok punya cadangan devisa terbesar di dunia: USD 2 triliun!

Sudah lebih dari 60 tahun cara ''membesarkan'' perusahaan seperti itu dilakukan di AS dengan suksesnya. Itulah bagian dari ekonomi kapitalis. AS dengan kemakmuran dan kekuatan ekonominya lalu menjadi penguasa dunia.

Tapi, itu belum cukup.

Yang makmur harus terus lebih makmur. Punya toilet otomatis dianggap tidak cukup lagi: harus computerized!

Bonus yang sudah amat besar masih kurang besar. Laba yang terus meningkat harus terus mengejar langit. Ukuran perusahaan yang sudah sebesar gajah harus dibikin lebih jumbo. Langit, gajah, jumbo juga belum cukup.

Ketika semua orang sudah mampu beli rumah, mestinya tidak ada lagi perusahaan yang jual rumah. Tapi, karena perusahaan harus terus meningkat, dicarilah jalan agar penjualan rumah tetap bisa dilakukan dalam jumlah yang kian banyak. Kalau orangnya sudah punya rumah, harus diciptakan agar kucing atau anjingnya juga punya rumah. Demikian juga mobilnya.

Tapi, ketika anjingnya pun sudah punya rumah, siapa pula yang akan beli rumah?

Kalau tidak ada lagi yang beli rumah, bagaimana perusahaan bisa lebih besar? Bagaimana perusahaan penjamin bisa lebih besar? Bagaimana perusahaan alat-alat bangunan bisa lebih besar? Bagaimana bank bisa lebih besar? Bagaimana notaris bisa lebih besar? Bagaimana perusahaan penjual kloset bisa lebih besar? Padahal, doktrinnya, semua perusahaan harus semakin besar?

Ada jalan baru. Pemerintah AS-lah yang membuat jalan baru itu. Pada 1980, pemerintah bikin keputusan yang disebut ''Deregulasi Kontrol Moneter''. Intinya, dalam hal kredit rumah, perusahaan realestat diperbolehkan menggunakan variabel bunga. Maksudnya: boleh mengenakan bunga tambahan dari bunga yang sudah ditetapkan secara pasti. Peraturan baru itu berlaku dua tahun kemudian.

Inilah peluang besar bagi banyak sektor usaha: realestat, perbankan, asuransi, broker, underwriter, dan seterusnya. Peluang itulah yang dimanfaatkan perbankan secara nyata.

Begini ceritanya:

Sejak sebelum 1925, di AS sudah ada UU Mortgage. Yakni, semacam undang-undang kredit pemilikan rumah (KPR). Semua warga AS, asalkan memenuhi syarat tertentu, bisa mendapat mortgage (anggap saja seperti KPR, meski tidak sama).

Misalnya, kalau gaji seseorang sudah Rp 100 juta setahun, boleh ambil mortgage untuk beli rumah seharga Rp 250 juta. Cicilan bulanannya ringan karena mortgage itu berjangka 30 tahun dengan bunga 6 persen setahun.

Negara-negara maju, termasuk Singapura, umumnya punya UU Mortgage. Yang terbaru adalah UU Mortgage di Dubai. Sejak itu, penjualan properti di Dubai naik 55 persen. UU Mortgage tersebut sangat ketat dalam menetapkan syarat orang yang bisa mendapat mortgage.

Dengan keluarnya ''jalan baru'' pada 1980 itu, terbuka peluang untuk menaikkan bunga. Bisnis yang terkait dengan perumahan kembali hidup. Bank bisa dapat peluang bunga tambahan. Bank menjadi lebih agresif. Juga para broker dan bisnis lain yang terkait.

Tapi, karena semua orang sudah punya rumah, tetap saja ada hambatan. Maka, ada lagi ''jalan baru'' yang dibuat pemerintah enam tahun kemudian. Yakni, tahun 1986.

Pada 1986 itu, pemerintah menetapkan reformasi pajak. Salah satu isinya: pembeli rumah diberi keringanan pajak. Keringanan itu juga berlaku bagi pembelian rumah satu lagi. Artinya, meski sudah punya rumah, kalau mau beli rumah satu lagi, masih bisa dimasukkan dalam fasilitas itu.

Di negara-negara maju, sebuah keringanan pajak mendapat sambutan yang luar biasa. Di sana pajak memang sangat tinggi. Bahkan, seperti di Swedia atau Denmark, gaji seseorang dipajaki sampai 50 persen. Imbalannya, semua keperluan hidup seperti sekolah dan pengobatan gratis. Hari tua juga terjamin.

Dengan adanya fasilitas pajak itu, gairah bisnis rumah meningkat drastis menjelang 1990. Dan terus melejit selama 12 tahun berikutnya. Kredit yang disebut mortgage yang biasanya hanya USD 150 miliar setahun langsung menjadi dua kali lipat pada tahun berikutnya. Tahun-tahun berikutnya terus meningkat lagi. Pada 2004 mencapai hampir USD 700 miliar setahun.

Kata ''mortgage'' berasal dari istilah hukum dalam bahasa Prancis. Artinya: matinya sebuah ikrar. Itu agak berbeda dari kredit rumah. Dalam mortgage, Anda mendapat kredit. Lalu, Anda memiliki rumah. Rumah itu Anda serahkan kepada pihak yang memberi kredit. Anda boleh menempatinya selama cicilan Anda belum lunas.

Karena rumah itu bukan milik Anda, begitu pembayaran mortgage macet, rumah itu otomatis tidak bisa Anda tempati. Sejak awal ada ikrar bahwa itu bukan rumah Anda. Atau belum. Maka, ketika Anda tidak membayar cicilan, ikrar itu dianggap mati. Dengan demikian, Anda harus langsung pergi dari rumah tersebut.

Lalu, apa hubungannya dengan bangkrutnya investment banking seperti Lehman Brothers?

Gairah bisnis rumah yang luar biasa pada 1990-2004 itu bukan hanya karena fasilitas pajak tersebut. Fasilitas itu telah dilihat oleh ''para pelaku bisnis keuangan'' sebagai peluang untuk membesarkan perusahaan dan meningkatkan laba.

Warga terus dirangsang dengan berbagai iklan dan berbagai fasilitas mortgage. Jor-joran memberi kredit bertemu dengan jor-joran membeli rumah. Harga rumah dan tanah naik terus melebihi bunga bank.

Akibatnya, yang pintar bukan hanya orang-orang bank, tapi juga para pemilik rumah. Yang rumahnya sudah lunas, di-mortgage-kan lagi untuk membeli rumah berikutnya. Yang belum memenuhi syarat beli rumah pun bisa mendapatkan kredit dengan harapan toh harga rumahnya terus naik. Kalau toh suatu saat ada yang tidak bisa bayar, bank masih untung. Jadi, tidak ada kata takut dalam memberi kredit rumah.

Tapi, bank tentu punya batasan yang ketat sebagaimana diatur dalam undang-undang perbankan yang keras.

Sekali lagi, bagi orang bisnis, selalu ada jalan.

Jalan baru itu adalah ini: bank bisa bekerja sama dengan ''bank jenis lain'' yang disebut investment banking.

Apakah investment banking itu bank?

Bukan. Ia perusahaan keuangan yang ''hanya mirip'' bank. Ia lebih bebas daripada bank. Ia tidak terikat peraturan bank. Bisa berbuat banyak hal: menerima macam-macam ''deposito'' dari para pemilik uang, meminjamkan uang, meminjam uang, membeli perusahaan, membeli saham, menjadi penjamin, membeli rumah, menjual rumah, private placeman, dan apa pun yang orang bisa lakukan. Bahkan, bisa melakukan apa yang orang tidak pernah memikirkan! Lehman Brothers, Bear Stern, dan banyak lagi adalah jenis investment banking itu.

Dengan kebebasannya tersebut, ia bisa lebih agresif. Bisa memberi pinjaman tanpa ketentuan pembatasan apa pun. Bisa membeli perusahaan dan menjualnya kapan saja. Kalau uangnya tidak cukup, ia bisa pinjam kepada siapa saja: kepada bank lain atau kepada sesama investment banking. Atau, juga kepada orang-orang kaya yang punya banyak uang dengan istilah ''personal banking''.

Saya sering kedatangan orang dari investment banking seperti itu yang menawarkan banyak fasilitas. Kalau saya mau menempatkan dana di sana, saya dapat bunga lebih baik dengan hitungan yang rumit. Biasanya saya tidak sanggup mengikuti hitung-hitungan yang canggih itu.

Saya orang yang berpikiran sederhana. Biasanya tamu-tamu seperti itu saya serahkan ke Dirut Jawa Pos Wenny Ratna Dewi. Yang kalau menghitung angka lebih cepat dari kalkulator. Kini saya tahu, pada dasarnya dia tidak menawarkan fasilitas, tapi cari pinjaman untuk memutar cash-flow.

Begitu agresifnya para investment banking itu, sehingga kalau dulu hanya orang yang memenuhi syarat (prime) yang bisa dapat mortgage, yang kurang memenuhi syarat pun (sub-prime) dirangsang untuk minta mortgage.

Di AS, setiap orang punya rating. Tinggi rendahnya rating ditentukan oleh besar kecilnya penghasilan dan boros-tidaknya gaya hidup seseorang. Orang yang disebut prime adalah yang ratingnya 600 ke atas. Setiap tahun orang bisa memperkirakan sendiri, ratingnya naik atau turun.

Kalau sudah mencapai 600, dia sudah boleh bercita-cita punya rumah lewat mortgage. Kalau belum 600, dia harus berusaha mencapai 600. Bisa dengan terus bekerja keras agar gajinya naik atau terus melakukan penghematan pengeluaran.

Tapi, karena perusahaan harus semakin besar dan laba harus kian tinggi, pasar pun digelembungkan. Orang yang ratingnya baru 500 sudah ditawari mortgage. Toh kalau gagal bayar, rumah itu bisa disita. Setelah disita, bisa dijual dengan harga yang lebih tinggi dari nilai pinjaman. Tidak pernah dipikirkan jangka panjangnya.

Jangka panjang itu ternyata tidak terlalu panjang. Dalam waktu kurang dari 10 tahun, kegagalan bayar mortgage langsung melejit. Rumah yang disita sangat banyak. Rumah yang dijual kian bertambah. Kian banyak orang yang jual rumah, kian turun harganya. Kian turun harga, berarti nilai jaminan rumah itu kian tidak cocok dengan nilai pinjaman. Itu berarti kian banyak yang gagal bayar.

Bank atau investment banking yang memberi pinjaman telah pula menjaminkan rumah-rumah itu kepada bank atau investment banking yang lain. Yang lain itu menjaminkan ke yang lain lagi. Yang lain lagi itu menjaminkan ke yang beriktunya lagi. Satu ambruk, membuat yang lain ambruk. Seperti kartu domino yang didirikan berjajar. Satu roboh menimpa kartu lain. Roboh semua.

Berapa ratus ribu atau juta rumah yang termasuk dalam mortgage itu? Belum ada data. Yang ada baru nilai uangnya. Kira-kira mencapai 5 triliun dolar. Jadi, kalau Presiden Bush merencanakan menyuntik dana APBN USD 700 miliar, memang perlu dipertanyakan: kalau ternyata dana itu tidak menyelesaikan masalah, apa harus menambah USD 700 miliar lagi? Lalu, USD 700 miliar lagi?

Itulah yang ditanyakan anggota DPR AS sekarang, sehingga belum mau menyetujui rencana pemerintah tersebut. Padahal, jumlah suntikan sebanyak USD 700 miliar itu sudah sama dengan pendapatan seluruh bangsa dan negara Indonesia dijadikan satu.

Jadi, kita masih harus menunggu apa yang akan dilakukan pemerintah dan rakyat AS. Kita juga masih menunggu data berapa banyak perusahaan dan orang Indonesia yang ''menabung''-kan uangnya di lembaga-lembaga investment banking yang kini lagi pada kesulitan itu.

Sebesar tabungan itulah Indonesia akan terseret ke dalamnya. Rasanya tidak banyak, sehingga pengaruhnya tidak akan sebesar pengaruhnya pada Singapura, Hongkong, atau Tiongkok.

Singapura dan Hongkong terpengaruh besar karena dua negara itu menjadi salah satu pusat beroperasinya raksasa-raksasa keuangan dunia. Sedangkan Tiongkok akan terpengaruh karena daya beli rakyat AS akan sangat menurun, yang berarti banyak barang buatan Tiongkok yang tidak bisa dikirim secara besar-besaran ke sana. Kita, setidaknya, masih bisa menanam jagung.(*)

[+/-] Selengkapnya...

Saturday, September 27, 2008

Sebelum Kamu Ceraikan, Bopong Aku Dulu...!

Sebuah kisah dari seorang sahabat
Pada hari pernikahanku,aku membopong istriku. Mobil pengantin berhenti didepan flat kami yg cuma berkamar satu. Sahabat2ku menyuruhku untuk membopongnya begitu keluar dari mobil. Jadi kubopong ia memasuki rumah kami. Ia kelihatan malu2. Aku adalah seorang pengantin pria yg sangat bahagia.

Ini adalah kejadian 10 tahun yg lalu. Hari2 selanjutnya berlalu demikian simpel seperti secangkir air bening:Kami mempunyai seorang anak, saya terjun ke dunia usaha dan berusaha untuk menghasilkan banyak uang. Begitu kemakmuran meningkat, jalinan kasih diantara kami pun semakin surut.

Ia adalah pegawai sipil. setiap pagi kami berangkat kerja bersama2 dan sampai dirumah juga pada waktu yg bersamaan. Anak kami sedang belajar di luar negeri. Perkimpoian kami kelihatan bahagia. Tapi ketenangan hidup berubah dipengaruhi oleh perubahan yg tidak kusangka2.

Dew hadir dalam kehidupanku.

Waktu itu adalah hari yg cerah. Aku berdiri di balkon dengan Dew yg sedang merangkulku. Hatiku sekali lagi terbenam dalam aliran cintanya. Ini adalah apartment yg kubelikan untuknya.

Dew berkata , "kamu adalah jenis pria terbaik yg menarik para gadis. "Kata2nya tiba-tiba mengingatkanku pada istriku. Ketika kami baru menikah,istriku pernah berkata, "Pria sepertimu,begitu sukses, akan menjadi sangat menarik bagi para gadis. " Berpikir tentang ini, Aku menjadi ragu2.

Aku tahu kalo aku telah menghianati istriku. Tapi aku tidak sanggup menghentikannya. Aku melepaskan tangan Dew dan berkata, "kamu harus pergi membeli beberapa perabot, O.K.?.Aku ada sedikit urusan dikantor" kelihatan ia jadi tidak senang karena aku telah berjanji menemaninya.

Pada saat tersebut,ide perceraian menjadi semakin jelas dipikiranku walaupun kelihatan tidak mungkin. Bagaimanapun, aku merasa sangat sulit untuk membicarakan hal ini pada istriku. Walau bagaimanapun kujelaskan, ia pasti akan sangat terluka.

Sejujurnya, ia adalah seorang istri yg baik. Setiap malam ia sibuk menyiapkan makan malam. Aku duduk santai didepan TV. Makan malam segera tersedia. Lalu kami akan menonton TV ber-sama2. Atau,Aku akan menghidupkan komputer,membayangkan tubuh Dew. Ini adalah hiburan bagiku.

Suatu hari aku berbicara dalam guyon, "seandainya kita bercerai, apa yg akan kau lakukan? " Ia menatap padaku selama beberapa detik tanpa bersuara. Kenyataannya ia percaya bahwa perceraian adalah sesuatu yg sangat jauh dari ia. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana ia akan menghadapi kenyataan jika tahu bahwa aku serius.

Ketika istriku mengunjungi kantorku, Dew baru saja keluar dari ruanganku. Hampir seluruh staff menatap istriku dengan mata penuh simpati dan berusaha untuk menyembunyikan segala sesuatu selama berbicara dengan ia. Walaupun kelihatan sedikit curiga, Ia berusaha tersenyum pada bawahan2ku. Tapi aku membaca ada kelukaan di matanya.

Sebuah kisah dari seorang sahabat
Sekali lagi, Dew berkata padaku," He Ning, ceraikan ia, O.K.? Lalu kita akan hidup bersama." Aku mengangguk. Aku tahu aku tidak boleh ragu2 lagi.

Ketika malam itu istriku menyiapkan makan malam, ku pegang tangannya," Ada sesuatu yg harus kukatakan" Ia duduk diam dan makan tanpa bersuara. Sekali lagi aku melihat ada luka dimatanya. Tiba2 aku tidak tahu harus berkata apa. Tapi ia tahu kalau aku terus berpikir. "Aku ingin bercerai", ku ungkapkan topik ini dengan serius tapi tenang. Ia seperti tidak terpengaruh oleh kata2ku, tapi ia bertanya secara lembut,"kenapa?"

"Aku serius". Aku menghindari pertanyaannya. Jawaban ini membuat ia sangat marah. Ia melemparkan sumpit dan berteriak kepadaku,"Kamu bukan laki2!".

Pada malam itu, kami sekali saling membisu. Ia sedang menangis. Aku tahu kalau ia ingin tahu apa yg telah terjadi dengan perkimpoian kami. Tapi aku tidak bisa memberikan jawaban yg memuaskan sebab hatiku telah dibawa pergi oleh Dew.

Dengan perasaan yg amat bersalah, Aku menuliskan surai perceraian dimana istriku memperoleh rumah, mobil dan 30% saham dari perusahaanku. Ia memandangnya sekilas dan mengoyaknya jadi beberapa bagian. Aku merasakan sakit dalam hati. Wanita yg telah 10tahun hidup bersamaku sekarang menjadi seorang yg asing dalam hidupku. Tapi aku tidak bisa mengembalikan apa yg telah kuucapkan.

Akhirnya ia menangis dengan keras didepanku,dimana hal tersebut tidak pernah kulihat sebelumnya. Bagiku, tangisannya merupakan suatu pembebasan untukku. Ide perceraian telah menghantuiku dalam beberapa minggu ini dan sekarang sungguh2 telah terjadi ..

Pada larut malam,aku kembali ke rumah setelah menemui klienku. Aku melihat ia sedang menulis sesuatu. Karena capek aku segera ketiduran .Ketika aku terbangun tengah malam, aku melihat ia masih menulis. Aku tertidur kembali.

Ia menuliskan syarat2 dari perceraiannya: ia tidak menginginkan apapun dariku,tapi aku harus memberikan waktu sebulan sebelum menceraikannya,dan dalam waktu sebulan itu kami harus hidup bersama seperti biasanya. Alasannya sangat sederhana: Anak kami akan segera menyelesaikkan pendidikannya dan liburannya adalah sebulan lagi dan ia tidak ingin anak kami melihat kehancuran rumah tangga kami.

Ia menyerahkan persyaratan tersebut dan bertanya," He Ning, apakah kamu masih ingat bagaimana aku memasuki rumah kita ketika pada hari pernikahan kita? Pertanyaan ini tiba2 mengembalikan beberapa kenangan indah kepadaku. Aku mengangguk dan mengiyakan.

"Kamu membopongku dilenganmu", katanya, "jadi aku punya sebuah permintaan, yaitu kamu akan tetap membopongkuku pada waktu perceraian kita. Dari sekarang sampai akhir bulan ini, setiap pagi kamu harus membopongku keluar dari kamar tidur ke pintu" Aku menerima dengan senyum. Aku tahu ia merindukan beberapa kenangan indah yg telah berlalu dan berharap perkimpoiannya diakhiri dengan suasana romantis.

Aku memberitahukan Dew soal syarat2 perceraian dari istriku. Ia tertawa keras dan berpikir itu tidak ada gunanya. "Bagaimanapun trik yg ia lakukan,ia harus menghadapi hasil dari perceraian ini," ia mencemooh. Kata2nya membuatku merasa tidak enak.

Istriku dan aku tidak mengadakan kontak badan lagi sejak kukatakan perceraian itu. kami saling menganggap orang asing. Jadi ketika aku membopongnya dihari pertama, kami kelihatan salah tingkah. Anak kami menepuk punggung kami,"wah, papa membopong mama,mesra sekali"

Kata2nya membuatku merasa sakit.. Dari kamar tidur ke ruang duduk, lalu ke pintu, aku berjalan 10 meter dengan ia dalam lenganku. Ia memejamkan mata dan berkata dengan lembut," mari kita mulai hari ini, jangan memberitahukan pada anak kita." Aku mengangguk, merasa sedikit bimbang.Aku melepaskan ia dipintu. Ia pergi menunggu bus, dan aku pergi ke kantor.

Pada hari kedua, bagi kami terasa lebih mudah. Ia merebah di dadaku, Kami begitu dekat sampai2 aku bisa mencium wangi di bajunya. Aku menyadari bahwa aku telah sangat lama tidak melihat dengan mesra wanita ini. Aku melihat bahwa ia tidak muda lagi.beberapa kerut tampak di wajahnya.

Pada hari ketiga, ia berbisik padaku, "kebun diluar sedang dibongkar,hati2 kalau kamu lewat sana ."

Hari keempat,ketika aku membangunkannya,aku merasa kalau kami masih mesra, seperti sepasang suami istri dan aku masih membopong kekasihku dilenganku.

Bayangan Dew menjadi samar.

Pada hari kelima dan enam, ia masih mengingatkan aku beberapa hal,seperti,dimana ia telah menyimpan baju2ku yg telah ia setrika, aku harus hati2 saat memasak, dll. Aku mengangguk. Perasaan kedekatan terasa semakin erat. Aku tidak memberitahu Dew tentang ini.

Aku merasa begitu ringan membopongnya. Berharap setiap hari pergi ke kantor bisa membuatku semakin kuat. Aku berkata padanya, "kelihatannya tidaklah sulit membopongmu sekarang"

Ia sedang mencoba pakaiannya, aku sedang menunggu untuk membopongnya keluar. Ia berusaha mencoba beberapa tapi tidak bisa menemukan yg cocok. Lalu ia melihat,"semua pakaianku kebesaran". Aku tersenyum, tapi tiba2 aku menyadarinya sebab ia semakin kurus, itu sebabnya aku bisa membopongnya dengan ringan bukan disebabkan aku semakin kuat.

Aku tahu ia mengubur semua kesedihannya dalam hati. Sekali lagi, aku merasakan perasaan sakit. Tanpa sadar ku sentuh kepalanya. Anak kami masuk pada saat tersebut."Pa,sudah waktunya membopong mama keluar"

Baginya,melihat papanya sedang membopong mamanya keluar menjadi bagian yg penting. Ia memberikan isyarat agar anak kami mendekatinya dan merangkulnya dengan erat. Aku membalikkan wajah sebab aku takut aku akan berubah pikiran pada detik terakhir. Aku menyanggah ia dilenganku, berjalan dari kamar tidur,melewati ruang duduk ke teras Tangannya memegangku secara lembut dan alami. aku menyanggah badannya dengan kuat seperti kami kembali ke hari pernikahan kami. Tapi ia kelihatan agak pucat dan kurus, membuatku sedih.

Pada hari terakhir,ketika aku membopongnya dilenganku, aku melangkah dengan berat. Anak kami telah kembali ke sekolah. ia berkata,"sesungguhnya aku berharap kamu akan membopongku sampai kita tua" Aku memeluknya dengan kuat dan berkata "antara kita saling tidak menyadari bahwa kehidupan kita begitu mesra".

Aku melompat turun dari mobil tanpa sempat menguncinya. Aku takut keterlambatan akan membuat pikiranku berubah. Aku menaiki tangga. Dew membuka pintu. Aku berkata padanya," Maaf Dew, Aku tidak ingin bercerai. Aku serius".

Ia melihat kepadaku, kaget. Ia menyentuh dahiku. "Kamu tidak demam". Kutepiskan tanganya dari dahiku"maaf, Dew,Aku cuma bisa bilang maaf padamu,Aku tidak ingin bercerai. Kehidupan rumah tanggaku membosankan disebabkan ia dan aku tidak bisa merasakan nilai2 dari kehidupan,bukan disebabkan kami tidak saling mencintai lagi.Sekarang aku mengerti sejak aku membopongnya masuk ke rumahku, ia telah melahirkan anakku. Aku akan menjaganya sampai tua. Jadi aku minta maaf padamu"

Dew tiba2 seperti tersadar. Ia memberikan tamparan keras kepadaku dan menutup pintu dgn kencang dan tangisannya meledak. Aku menuruni tangga dan pergi ke kantor. Dalam perjalanan aku melewati sebuah toko bunga, ku pesan sebuah buket bunga kesayangan istriku Penjual bertanya apa yg mesti ia tulis dalam kartu ucapan? Aku tersenyum, dan menulis " Aku akan membopongmu setiap pagi sampai kita tua.."

[+/-] Selengkapnya...

Kisah tukang kayu

Seorang tukang kayu tua bermaksud pension dari pekerjaannya di sebuah perusahaan kontruksi real estate. Ia menyampaikan keinginannya tersebut kepada pemilik perusahaan. Tentu saja, karena tak bekerja, ia akan kehilangan penghasilan bulanannya, tetapi keputusan itu sudah bulat. Ia merasa lelah. Ia ingin beristirahat dan menikmati sisa hari tuanya dengan penuh kedamaian bersama istri dan keluarganya.


Pemilik perusahaan merasa sedih kehilangan salah seorang pekerja terbaiknya. Ia lalu memohon pada si tukang kayu tersebut untuk membuatkan sebuah rumah untuk miliknya.

Tukang kayu mengangguk menyetujui permohonan pribadi pemilik perusahaan itu. Tapi, sebenarnya ia merasa terpaksa. Ia ingin segera berhenti. Hatinya tidak sepenuhnya dicurahkan. Dengan ogah-ogahan ia mengerjakan proyek itu. Ia Cuma menggunakan bahan-bahan sekedarnya.

Akhirnya selesailah rumah yang diminta. Hasilnya bukanlah sebuah rumah baik. Sungguh sayang ia harus mengakhiri karirnya dengan prestasi yang tidak begitu mengagumkan.

Ketika pemilik perusahan itu datang melihat rumah yang dimintainya, ia menyerahkan sebuah kunci rumah pada si tukang kayu. “Ini adalah rumahmu“ katanya ”hadiah dari kami”. Betapa terkejutnya si tukang kayu. Betapa malu dan menyesal. Seandainya saja ia mengetahui bahwa ia sesungguhnya mengerjakan rumah untuk dirinya, ia tentu akan mengerjakannya dengan cara yang lain sama sekali. Kini ia harus tinggal di sebuah rumah yang tak terlalu bagus hasil karyanya sendiri.

Itulah yang terjadi dalam kehidupan kita. Kadangkala, banyak dari kita yang membangun kehidupan dengan cara yang membingungkan. Lebih memilih berusaha ala kadarnya ketimbang mengupayakan yang baik. Bahkan, pada bagian-bagian terpenting dalam hidup kita tidak memberikan yang terbaik. Pada akhir perjalanan, kita terkejut saat melihat apa yang telah kita lakukan dan menemukan diri kita hidup di dalam sebuah rumah yang kita ciptakan sendiri. Seandainya kita menyadari sejak semula, kita akan menjalani hidup ini dengan cara yang jauh berbeda.

Renungkanlah rumah yang sedang kita bangun. Setiap hari kita memukul paku, memasang papan, mendirikan dinding dan atap. Mari kita selesaikan rumah kita dengan sebaik-baiknya seolah-olah hanya mengerjakannya sekali saja dalam seumur hidup. Biarpun kita hanya hidup satu hari, maka dalam satu hari itu kita pantas untuk hidup dengan melakukan segalanya sekuat tenaga.

[+/-] Selengkapnya...

Melihat Mausoleum Attaturk, Monumen Agung Turki Modern (2-Habis)


Masih Jadi Gambar Wajib di Dinding Sekolah

Mustafa Kemal Attaturk dikenal sebagai bapak Turki modern dan menetapkan fondasi sekulerisme (laiklik). Kematiannya diacarakan dengan segenap keagungan. Jenazahnya dua kali ''dimakamkan''. Bagaimana ritual dan upacaranya?

SETIAP 10 November pukul 09.05, aktivitas terhenti di Turki. Setidaknya, pada jam itu, warga Turki diinstruksi oleh negara untuk mengheningkan cipta. Pada tanggal dan jam itulah, Mustafa Kemal Attaturk meninggal pada 1938. Setiap 10 November bagi bangsa Turki berarti ''hari (wafatnya) pahlawan''.

Presiden pertama sejak kemerdekaan pada 1923 itu berpulang setelah kesehatannya memburuk. Bapak (atta) bangsa Turki itu menderita sirosis hati. Sejak itulah, bangsa Turki menjadi "yatim'', tanpa bapak.

Attaturk meninggal tanpa ahli waris langsung. Pemimpin perang kemerdekaan yang diakui kehebatannya itu pernah menikahi Latife Usakligil. Tetapi, mereka cerai tiga tahun kemudian. Tokoh yang perokok itu mengangkat delapan anak untuk diadopsi. Di antara mereka, yang tujuh perempuan. Misalnya, Sabiha Gokcen yang menjadi pilot tempur pertama di dunia.

Tokoh kelahiran 19 Mei 1881 itu meninggal di Istanbul, di Istana Dolmabache. Istana ini tempatnya istirahat sejak kesehatannya menurun setahun sebelumnya. Lalu, jenazah tokoh tersebut disalatkan (funeral prayer) oleh pemimpin kota Prof Dr Mehmet Yaftay.

Kematian Attaturk di usia ke-57 itu dilayat oleh perwakilan khusus 17 negara, selain rakyatnya sendiri tentunya. Sembilan di antara negara itu mengirimkan detasemen tentara untuk upacara pemakaman. Dari Istanbul, jenazah Attaturk dibawa ke Ankara dengan kereta api. Seakan itu mengenang Attaturk sebagai pelopor jaringan perkeretaapian Turki. Semasa pemerintahannya, dibangun 3.208 km jalan kereta api.

Jenazah Attaturk dibalsam oleh Prof Dr Lutfi Aksu. Perhentian pertama jenazah tokoh yang jadi sampul majalah TIME edisi 24 Maret 1923 itu adalah di Museum Etnografi Ankara. Di sanalah jenazahnya diistirahatkan. Dikerudungi bendera Turki, bulan sabit dan bintang putih dengan latar belakang merah. Tentara menjaganya.

Tokoh yang wajahnya digambarkan di semua pecahan uang Turki itu berada di Museum Etnografi selama 15 tahun. Pemerintah Turki menyiapkan mausoleum yang megah. Diperlombakanlah arsitektur untuk pemakaman agung itu. Arsitek luar negeri juga boleh ikut. Ternyata, yang menang arsitek Turki.

Meski selanjutnya bangunan mausoleum (anitkabir) siap, peti mati Attaturk tidak langsung dipindah. Peti mati itu dibuka. Ternyata, jenazahnya masih utuh. Itu berarti pembalsamannya sukses. Untuk memakamkannya kembali, dilakukan proses sekali lagi.

Menurut penjelasan di mausoleum Attaturk, jenazah Attaturk dikafani secara Islam. Kemudian dikuburkan di ruang basement bangunan utama mausoleum. Jenazahnya dihadapkan ke Kakbah di Makkah. Makamnya dikelilingi segi delapan lambang bangsa Seljuk. Ruang dihiasi dengan arsitektur ala Ottoman. Seljuk dan Ottoman adalah bagian dari sejarah kejayaan bangsa Turki.

Tanah untuk menimbunnya diambilkan dari seluruh provinsi. Kini Turki punya 81 provinsi. Selain itu, tanah juga diambilkan dari rumah tempat kelahiran Attaturk di Salonika (Tessaloniki). Bahkan, sejumput tanah dari pekuburan tentara Turki di Korsel juga menimbun jenazah Attaturk. Begitu pula tanah dari makam tokoh Turki Suleiman Shah.

Meski sudah lama wafat -70 tahun lalu-, wajah Attaturk tetap yang paling mudah dijumpai di Turki, terutama Ankara. Instansi militer termasuk yang paling semangat memasang tokoh pencetus laiklik (sekulerisme) sebagai fondasi Turki modern itu.

Di seluruh instansi pemerintah, kantor partai, kantor anggota parlemen, sekolah, buku sekolah, wajah Attaturk menjadi semacam gambar wajib. Di hari-hari yang dianggap penting, instansi pemerintah dan BUMN memasang gambarnya besar-besar di dinding gedung.

Patung-patung Attaturk juga ditemui di banyak kawasan di Turki. Termasuk di kawasan Aksehir, kota kecil sekitar empat jam dari Ankara, di Provinsi Konya. Kota ini adalah kelahiran Nasruddin Hoja atau Nasrettin Hoca dalam bahasa Turki.

Jawa Pos melihat dua patung utama di kota itu, yakni patung Attaturk dengan seragam tentara. Tak jauh dari itu, ada patung Nasrettin Hoca, dengan turban dan berjanggut naik keledai. Semasa hidup, Nasrettin Hoca dikenal sebagai sufi yang sangat lucu dan bisa berkelit dari segala kesulitan dengan logikanya yang tidak terduga. Hoca adalah Abunawas ala Turki. Kisah Hoca di Turki menjadi sepopuler ''kancil mencuri ketimun'' di Indonesia.

Selain dengan terus ''menghidupkannya'' lewat ajaran-ajarannya, pemerintah Turki juga membuat undang-undang untuk melindungi kehormatan Attaturk. Pada 1981, parlemen mengeluarkan UU nomor 5816 yang menyatakan melanggar hukum bagi barangsiapa yang melecehkan atau menyerang objek yang merepresentasikan Attaturk.

Meskipun tokoh besar, kehadiran wajah Attaturk di mana-mana tidak selalu membuat orang Turki gembira. Kadang-kadang semakin jauh dari Ankara, yang berarti juga makin jauh dari pusat kekuasaan, pengaruh itu berkurang. Seperti dua warga Konya yang bereaksi menggeleng ketika diacungkan jempol kepada wajah Attaturk di uang yeni Turkish lira (YTL, baca yetele). Konya adalah kota tempat makam sufi besar Mavlana Celalettin Rumi (Jalaluddin Rumi).

Attaturk, yang pendiri Turki, mantan PM, mantan ketua parlemen, dan mantan presiden itu, tetaplah tokoh modern yang tidak tertandingi daya tariknya di Turki. Mausoleumnya yang megah itu menjadi salah satu jujugan turis ke Ankara.

Memang, kebanyakan yang datang ke sana turis lokal, terutama anak sekolah dan juga kadet militer. Tapi, orang umum juga banyak, bahkan turis asing. Itu bisa dilihat dari buku komentar yang disediakan di pintu keluar. Banyak turis Eropa yang menuliskan kesannya di sana.

Gelombang orang akan terus berdatangan ke mausoleum Attaturk. Di sanalah bangsa Turki memang benar-benar ''mikul dhuwur, mendhem megah'' kepada bapak bangsanya. (habis)

[+/-] Selengkapnya...

Friday, September 26, 2008

Melihat Mausoleum Attaturk, Monumen Agung Turki Modern (1)

Agungkan Bapak Turki, tapi Beri Tempat Kenang Imam Susu

Sejarah bisa dikisahkan dengan memikat. Salah satu yang piawai meengemas sejarah bangsa adalah Turki. Jantungnya ada di mausoleum Mustafa Kemal Attaturk, sang bapak Turki. Berikut laporan dari tempat yang diziarahi jutaan orang itu.

ROHMAN BUDIJANTO, Ankara

TAK ada tempat sebagus Rasateppe untuk bisa melihat seluruh Ankara. Dari tempat yang berarti ''bukit pengamatan'' inilah bisa dilihat seantero ibu kota Turki ini. Tapi, tentu bukan itu sebabnya kalau tempat tersebut tahun lalu dikunjungi lebih dari 11 juta orang. Di sanalah bangsa Turki membaringkan jasad Mustafa Kemal Attaturk dalam sebuah bangunan sangat megah mausoleum (anitkabir).

Kemegahan tempat itu bisa dirasakan mulai jalan masuk yang lebar, sepanjang 262 meter. Di kiri kanannya terdapat 12 pasang patung singa. Pengukirannya dengan gaya zaman perunggu Hitti. Setelah jalan singa itu, tibalah di lapangan luas berlantai batu sepanjang 129 meter dan lebar 84 meter atau sekitar satu hektare. Sebanyak 15 ribu orang bisa berkumpul di sana.

Lapangan itu dikelilingi bangunan bertiang balok-balok sangat tinggi. Megah, mirip kemegahan kompleks bangunan Romawi atau Yunani di masa kejayaannya. Bangunan utamanya, tentu, tempat jenazah Attaturk dibaringkan. Selebihnya bangunan pendukung dan koridor bagi pengunjung.

Setiap sudut dan ruang di mausoleum, yang sekaligus museum perjuangan kemerdekaan Turki, dijaga ketat. Puluhan penjaga berpostur tegap dan nyaris sama tingginya. Mereka berjas hitam dan menenteng walkie talkie. Meski berwajah serius, mereka cukup tanggap ketika ditanya pengunjung.

Di gerbang utama anitkabir ada tentara berdiri tegak. Mereka masing-masing berpasangan, berdiri di kiri kanan pintu masuk. Mereka bersenjatakan senapan mengilap. Posturnya lebih tinggi daripada penjaga rata-rata karena mereka polisi militer.

Ternyata mereka bisa menjadi ''atraksi'' tambahan bagi pengunjung. Sebab, setiap 15 menit mereka berganti posisi. Banyak pengunjung menoleh ketika terdengar suara ''prok!'', yakni entakan pertama dan terakhir mereka. Banyak pengunjung tersenyum. Kadang para penjaga juga ikut mesem.

Batu kubur Attaturk tak bisa dilihat langsung. Bangunan utama itu diwakili sarkofagus berupa kotak batu 40 ton. Mirip peti mati, tapi lebih besar. Di depannya ada lingkaran tempat menempatkan karangan bunga mawar. Yang atas bunga merah, yang bawah bunga putih. Ketika diraba, ternyata bunga plastik.

Batu kubur Attaturk, yang berada di ruang segi delapan di bawah sarkofagus itu, bisa dilihat lewat televisi layar datar di ruang museum. Kuburan itu berupa persegi panjang biasa. Tanpa nisan. Sekelilingnya ada pagar berbentuk segi delapan, simbol kejayaan Ottoman.

Setelah dari sarkofagus di balai kehormatan yang sunyi itu, pengunjung masuk ke ruang museum dan diorama. Balai kehormatan itu adalah tempat terakhir boleh memotret. Di museum, gambar pertama di kotak kaca benda-benda memorial Attaturk adalah foto ayah ibunya. Ayahnya berkopiah Turki, ibunya berkerudung. Ini agak ironis karena jilbab saat ini menjadi persoalan dalam sekularisme Turki.

Istri Attaturk sendiri juga berjilbab. Tapi, tak ada fotonya di museum itu. Dia bisa dilihat di situs milik Merve Kavakci, wanita yang juga politikus Turki. Dia adalah anggota parlemen yang kemudian diteriaki, diusir, dan digelandang keluar dari gedung parlemen saat akan dilantik. Gara-garanya, dia berjilbab seperti 60 persen wanita Turki. Dia dianggap melanggar aturan sekularisme yang melarang wanita berjilbab berada di gedung pemerintah. Kini dia hijrah ke Amerika.

Lemari-lemari pajang berikutnya berisi benda-benda kenangan semasa hidup Attaturk. Ada pedang hadiah dari negara-negara lain, termasuk katana (pedang samurai) dari pangeran Jepang. Di antara koleksi senjata apinya, ada tongkat alat bantu jalan yang tenyata senapan (cane rifle). Lalu ada koleksi pecut, alat makan, drink set, uang Turki lama, alat merokok, buku catatan bertuliskan Arab, dan alat cukur. Juga ada alat fitnes kuno dari kayu dan rantai. Ada juga koleksi Attaturk dari putri angkatnya. Sabiha Gokcen memberinya pistol koboi Smith & Wesson buatan 1887. Sedangkan Rukiye Erkim mempersembahkan Alquran mini yang bisa jadi liontin kalung.

Masih banyak koleksi lain yang menandai perjalanan politik Attaturk. Di antaranya pelat alfabet huruf Latin yang diterima dari parlemen Turki pada 1 November 1928. Ini penanda perubahan abjad Turki, yang semula abjad Arab diganti huruf Latin. Attaturk sendiri sebelumnya menulis dengan huruf Arab, seperti terlihat di buku catatan tadi.

Yang juga disimpan adalah seragam militer Attaturk, pakaian biasa, syal, bahkan piyamanya. Agar bisa lebih menghidupkan suasana, ada kotak kaca yang di dalamnya terdapat manekin Attaturk sedang duduk di meja kerja. Wajahnya yang tegas bermata biru itu menatap pengunjung. Dia berjas lengkap hitam dan rambutnya yang pirang tersisir rapi ke belakang.

Di dekat ''kantor'' Attaturk ini ada sosok anjing. Ternyata anjing berbulu cokelat muda itu anjing kesayangan Attaturk yang diawetkan. Dia bernama Fox. Saat ini ada televisi Turki bernama Fox. Televisi ini, seperti pernah diceritakan, tak banyak mengekspos Ramadan.

Ketika melihat ruang memorabilia Attaturk itu terdengar dari ruang sebelah suasana perang. Ramai sekali. Seperti suara perang dari gedung bioskop. Ternyata di sanalah terletak diorama perang kemerdekaan Turki.

Diorama itu dibuat sangat cermat. Di bagian depan ada patung-patung tentara yang sedang perang atau meninggal, berikut patung senjata, parit perlindungan, meriam. Suasananya mirip perang. Di latar belakang berupa lukisan yang ''meneruskan'' patung-patung adegan perang itu. Lukisan itu berupa ledakan, kapal tenggelam, dan tentara di sekoci pengaman.

Perang laut di front Cannakkale pada 1914-1915 memang menjadi salah satu perang penting kemerdekaan Turki. Saat itu Attaturk menjadi komandan. Saat itu bangsa Turki dikeroyok bangsa imperialis, yakni Prancis, Inggris, Rusia, Australia, Belanda, Italia, dan Yunani. Turki diserang dari laut dan udara.

Yang dikenang di museum itu juga dari perlawanan di pedalaman.

Attaturk memimpin dengan mengobarkan semangat ''Ya istiklal, ya oklum''. Artinya, merdeka atau mati.

Pertempuran ini, selain memoncerkan nama Attaturk, juga melahirkan kepahlawanan Kopral Seyit. Tentara berpangkat rendah itu menjadi regu pengisi peluru meriam antikapal laut. Di tengah serangan dari armada kapal perang, pos Seyit ikut kena bom. Seluruh regu pengisi peluru tewas, kecuali Seyit.

Si Seyit ternyata tidak menyerah. Dia mengangkat peluru dan memasukkannya sendiri. Padahal, beratnya 275 kilogram. Di diorama ada patung Seyit mengangkat peluru dengan kedua tangan di belakang punggungnya. Wajahnya meringis. Tapi, upayanya tak sia-sia. Dia berhasil mengangkat empat peluru. Dan, empat tembakan peluru itu menenggelamkan kapal perang andalan The Ocean milik Inggris.

Selain mengenang perang dari front Attaturk, museum menggambarkan perjuangan di pedalaman. Dikisahkan ada Imam Sutcu (Imam Susu) 1884-1922. Sosok dari wilayah di dekat Syria itu dijuluki begitu, karena selain menjadi imam masjid Uzun Oluk, dia pengantar susu.

Kalau hanya jadi pengantar atau penikmat susu, tentu dia tak akan jadi pahlawan. Karena marah melihat tentara Armenia yang berada di militer Prancis melecehkan perempuan muslim, dibunuhlah salah satu di antara mereka. Dia lalu diburu, tapi bisa mengobarkan perlawanan. Akhirnya setelah penjajah pergi, dia menjadi militer. Saat ditugasi menyiapkan salvo meriam untuk pelantikan pimpinan kota, ternyata mesiu itu meledak duluan. Sang Imam Susu tewas.

Kisah sejarah di Mausoleum Attaturk memang seru. Setidaknya cara menceritakannya sangat menawan. (bersambung)

[+/-] Selengkapnya...

Thursday, September 25, 2008

Mengikuti Penjemputan Airbus Pertama AirAsia Indonesia di Toulouse, Prancis (2-Habis)

Tidur Pulas setelah Take-off dan Landing Pertama Sukses

Selama 16 jam, Airbus A320 pertama AirAsia Indonesia sukses terbang dari Bandar Udara Blagnac Toulouse menuju Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Kondisi pesawat yang masih gres tak menghilangkan ketegangan selama perjalanan.


M. Sholahuddin, Toulouse, Prancis

BERBEDA saat kali pertama menginjakkan kaki di Toulouse yang begitu dingin, sore itu cuaca tampak bersahabat ketika Jawa Pos akan meninggalkan kota itu. Udara terasa sangat sejuk di Bandara Blagnac. Mendongak ke angkasa, terlihat banyak guratan apik bekas lintasan pesawat. Menyerupai lukisan tak beraturan.

''Nah, itu pesawat kita,'' kata CEO AirAsia Indonesia Darmadi setelah pemeriksaan di bandara beres. Tampaknya, dia juga sudah tidak sabar ingin segera membawa pulang pesawat barunya.

Hamparan karpet merah menyambut. Semerbak bau khas barang baru terasa begitu menembus hidung saat rombongan memasuki pesawat. Bunyi pesawat juga sudah terdengar meraung-raung, seolah ikut-ikutan tidak sabar segera terbang menembus angkasa menuju langit Jakarta.

Wajah kuyu karena cukup padatnya agenda selama di Toulouse sontak berubah semringah. Namun, bukan berarti tidak ada perasaan cemas. Karena itu, bergegas Darmadi mengajak seluruh awak pesawat berdoa. ''Mari berdoa, semoga selama perjalanan kita aman tanpa ada halangan apa pun,'' ujar Darmadi.

Yang memimpin doa adalah Kapten Didik Setiawan, salah seorang pilot yang menerbangkan pesawat itu. Sesaat suasana berubah hening. Tangan-tangan menengadah, wajah menunduk, mulut melafalkan doa. Setelah itu, para awak pesawat berhamburan memilih tempat duduk. Terserah mau duduk di mana saja, tinggal pilih.

Pukul 15.00 waktu setempat, burung besi itu mulai bergerak. Semula pelan, lalu makin kencang. Pesawat pun mendongak ke udara, menerbangi Bandar Udara Blagnac. Seluruh awak masih tetap berdiam diri di tempat duduk masing-masing.

Tak berselang lama, gerak pesawat terasa sudah stabil. Suaranya juga tidak lagi mendesing keras. Tanpa ada yang mengomando, tiba-tiba tepuk tangan bergemuruh. Suasana yang semula sepi berubah riuh. Tubuh yang kaku terpaku safety belt pun mulai melepaskan diri. ''Selamat. Take-off pertama berhasil,'' teriak beberapa awak.

Toh, keceriaan setelah take-off pertama berhasil dengan mulus itu bukan lantas membuat perasaan cemas hilang begitu saja. Sebab, perjalanan Toulouse ke Jakarta masih sangat panjang. Ada tiga rute yang dilewati, yaitu Toulouse-Sarjah (UEA) sekitar 6 jam, Sarjah-Bangkok (7 jam), Bangkok-Jakarta (3 jam). Tiba di Jakarta diperkirakan pukul 16.00 WIB.

Namun, suara Kapten Didik dari kokpit terdengar sedikit memberikan ''hiburan''. Dia mengatakan, pesawat ini bertekonologi tinggi dan dinobatkan sebagai best selling aircraft passenger pada 2003, serta merupakan pesawat komersial pertama yang menggunakan teknologi digital fly by wire. ''Kontrol pesawat menggunakan signal computer, tentunya hal ini sangat berbeda dengan pendahulunya yang masih menggunakan kabel mekanikal,'' katanya.

Mendapat penjelasan itu, perasaan yang masih disaput waswas mulai lega. Alunan instrumental yang terdengar pelan di sudut-sudut kabin membuat suasana mencair. Para awak pun mulai merasakan kantuk. Dan, pesawat sebentar lagi bakal landing di Sarjah. Kembali perasaan deg-degan muncul. Maklum, inilah landing pertama pesawat baru itu. Jika take-off pertama sukses, bagaimana landing-nya? Penerangan pesawat yang semula terang berubah menjadi temaram.

Beberapa detik kemudian pesawat mendarat mulus sekali. Tidak ada entakan keras. Lagi-lagi tepuk tangan bergemuruh, mensyukuri landing yang juga berlangsung aman. Karena take-off dan landing pertama tidak ada masalah, perasaan deg-degan itu pun praktis sirna. Sebagian besar penumpang pun bisa tertidur pulas. Perjalanan dari Sarjah ke Bangkok, kemudian dilanjutkan ke Jakarta pun terasa singkat dan menyenangkan.

Sekitar pukul 16.15 WIB, pesawat A320 baru itu akhirnya mendarat di Bandara Soekarno-Hatta. Ratusan pegawai AirAsia menyambut kedatangan pesawat baru itu. Bentangan tulisan selamat datang dan 1st Airbus A320 terpampang besar sekali.

Mata Darmadi dan beberapa petinggi AirAsia Indonesia yang lain tampak berkaca-kaca. Suasana berubah haru. Kalungan bunga pun dipasangkan kepada sejumlah petinggi maskapai penerbangan yang berpusat di Kuala Lumpur, Malaysia, itu.(*/kim)

[+/-] Selengkapnya...

Tuesday, September 23, 2008

Mengikuti Penjemputan Pesawat Airbus Pertama AirAsia Indonesia dari Toulouse Prancis (1)

Pabrik Mirip Kampus, Produksi 34 Pesawat Tiap Bulan

Maskapai penerbangan AirAsia Indonesia terus memodernisasi armada pesawatnya. Pada 17 September 2008, perusahaan di bawah AirAsia Grup itu mendatangkan Airbus A320 baru dari kota penerbangan Toulouse, Prancis. Pembelian itu menjadi tonggak awal pergantian seluruh armada lama.


M. Sholahuddin, Toulouse, Prancis

Begitu pilot Air France memberikan informasi bahwa pesawat akan mendarat di Bandara Paris Charles de Gaulle setelah terbang 12 jam lebih dari Singapura, rasa penat di tubuh berangsur-angsur pergi. Bersama dua media nasional dari Indonesia, Jawa Pos menjejakkan kaki di bandara peringkat pertama dalam pergerakan pesawat di Eropa.

Mimpi melihat langsung Toulouse sebagai pusat penerbangan di Eropa itu kini tinggal selangkah. Sayang, ayunan cepat kaki selepas transit di bandara Paris untuk melanjutkan penerbangan, tersendat. Pagi itu, pesawat Air France tujuan Toulouse terlambat. Seharusnya berangkat pukul 10.25, pesawat baru berangkat sekitar 20 menit kemudian.

Jarak Paris ke Toulouse sekitar 600 km. Setelah lebih dari satu jam terbang, udara Kota Toulouse mulai tercium. Kota ini adalah sebuah kota di barat daya Prancis di tepi Sungai Garonne. Di tengah jarak antara Samudera Atlantik dan Laut Mediterania. Dengan populasi penduduk lebih dari satu juta jiwa, Toulouse adalah kota terbesar kedua di Prancis Selatan. Kota ini termasuk salah satu yang tumbuh paling pesat di Eropa. Di sinilah markas Airbus berada.

Keluar dari Bandara Blagnac Toulouse, udara dingin terasa menusuk kulit. Suhu udara saat itu diperkirakan 10 derajat Celsius. Padahal, waktu itu tengah hari. Bisa dibayangkan, betapa tubuh makin dibuat menggigil kalau malam atau dini hari. ''Alhamdulillah, akhirnya datang juga,'' kata Darmadi, CEO AirAsia Indonesia, berucap syukur.

Hanya beristirahat semalam, esok harinya mobil penjemputan membawa Jawa Pos memasuki areal bertuliskan Airbus An EADS Company Campus 1. ''Selamat datang di Kota Toulouse,'' kata Sonia Cambarrat, manpower on behalf Airbus Press Officer Communications, menyambut dengan ramah.

Bisa jadi disebut kampus karena suasana di pabrik Airbus itu mirip kampus. Para pegawai berpakaian rapi, berjas, berdasi, dan menenteng tas. Gedung-gedung juga dibangun apik mirip kampus modern. Warna luar gedung juga terlihat seragam. Putih metalik. Belum jenak mengagumi, rombongan media dibawa ke press room. Selama satu jam diterima banyak penjelasan tentang bisnis Airbus yang disampaikan Paula Carnelly, senior marketing analyst - A320 Family.

Airbus merupakan perusahaan di bawah hukum Prancis dan dimiliki EADS (Euorpean Aeronautic Defence and Space Company). Airbus mempekerjakan sekitar 55.000 karyawan di seluruh dunia. Khusus perakitan final tidak hanya di Toulouse. Perakitan final pesawat juga dilaksanakan di Hamburg, Jerman. Perusahaan itu memiliki beberapa kantor regional di banyak negara. Di antaranya di Kuala Lumpur. Selain itu, ada empat lokasi training center, lima spare center, dan 160 lokasi service office.

Namun, Paula banyak menjelaskan kelebihan pesawat A320. Maklum, pesawat jenis itulah yang dibeli kali pertama oleh AirAsia Indonesia. Secara bertahap A320 akan menggantikan pesawat lama milik maskapai di bawah bendera AirAsia Grup itu. Pembelian pesawat A320 oleh AirAsia Indonesia itu sekaligus menandai pergantian ke-50 pesawat milik AirAsia, dari jumlah pemesanan 175 pesawat A320.

Paula memaparkan, pesawat A320 Family saat ini mendominasi Asia Pasifik. Hingga Maret 2008, order A320 telah mengungguli pesawat jenis Boeing 737 NG sejak peluncuran pada Maret 1993. Order Airbus berada di kisaran 58 persen, sedangkan Boeing baru 42 persen. Jumlah order A320 mencapai 1.580 pesawat dari 41 operator dan 812 pesawat sudah beroperasi.

Menurut Paula, bukan tanpa alasan A320 dipilih banyak maskapai. Sejumlah keunggulan Airbus A320, antara lain, ramah lingkungan yang mampu meminimalkan pembakaran mesin, mengurangi emisi, dan efek kebisingan di kelasnya. Dibanding Boeing 737-300 seri lama, bahan bakar Airbus A320 lebih rendah 1.227 galon per tahun, pembuangan gas CO2 lebih kecil 3.866 ton per tahun, serta menyelamatkan 351.454 batang pohon per tahun. ''Produk kami mendukung lingkungan yang sehat,'' ungkapnya.

Paula mengatakan, bagi maskapai penerbangan ada sejumlah keuntungan jika menggunakan A320 tersebut. Digambarkan, jika memiliki 20 pesawat jenis ini, suatu maskapai bisa menghemat biaya operasional USD 14 juta per tahun, biaya perawatan USD 9 juta per tahun, dan pengiritan bahan bakar USD 5 juta per tahun.

Bukan hanya itu. Penumpang juga menerima kenyamanan lebih. Kabin pesawat, misalnya. Pesawat jenis A320 merupakan yang terluas di kelasnya. Desain interior juga makin futuristik. ''Ukuran dan bentuk kabin yang luar biasa ini memungkinkan tempat penyimpanan barang lebih luas, sehingga penumpang dapat naik dan turun dari pesawat lebih cepat dan nyaman,'' kata Paula.

Marie-Angie Plancq, airline markerting director Airbus, menambahkan, rata-rata produksi pesawat A320 setiap bulan terus bertambah. Pada tahun ini jumlah produksi sudah mencapai 34 pesawat per bulan. Pada 2010 nanti diharapkan produksi menembus 40 pesawat. ''Ke depan kami menginvestasikan rata-rata produksi 40 pesawat setiap bulan,'' katanya. Sampai Agustus 2008, lanjut dia, jumlah order A320 mencapai 6.300, sudah terkirim 3.600, dan dalam pengerjaan 2.700 buah.

Persaingan Boeing dan Airbus pada tahun-tahun belakangan ini makin tampak. Kemunculan Airbus A320 yang dilengkapi teknologi tinggi itu menjadi saingan baru Boeing 737. Untuk mengimbangi A320, pada 1993 Boeing mengembangkan jenis 737 - next generation (NG). Dalam pengembangan NG, perubahan dilakukan dengan merancang sayap baru, peralatan elektronik baru, dan mendesain ulang mesin pesawat.

Sejauh ini Boeing masih disebut raja penerbangan di dunia. Pesawat-pesawat keluaran perusahaan yang berdiri pada 1918 di Seattle, Washington, Amerika Serikat, itu merajai angkasa. Kebanyakan pesawat yang digunakan perusahaan penerbangan di Indonesia juga jenis Boeing.

Namun, seiring perjalanan waktu, bukan tidak mungkin perusahaan penerbangan yang bakal menggunakan Airbus terus bertambah. Di Indonesia, misalnya. Selain AirAsia Indonesia, beberapa perusahaan penerbangan kini mulai berpaling dari Boeing dan secara bertahap mengganti armadanya dengan Airbus. (bersambung/kim)

[+/-] Selengkapnya...

Monday, September 22, 2008

Menghormati Orang Tidak Berpuasa di Negara Turki (3-Habis)


Tak Ada Job untuk Pelawak dan Artis di Siaran Ramazan

Media Turki juga bebas membuat siaran Ramadan atau tetap ''tidak puasa''. Perbedaan itu cukup kentara. Dan, siaran-siaran agama di Turki sangat berbeda dengan di Indonesia yang sangat banyak bercanda itu.


ROHMAN BUDIJANTO, Ankara

TELEVISI Turki juga sangat kentara mana yang ''puasa'' dan mana yang tidak. Kebanyakan televisi memang membuat acara khusus Ramazan. Baik menjelang iftar (buka) maupun sahur. Baik yang siaran canli (langsung) maupun tidak. Tapi, ada juga yang tidak segan tak menyinggung sedikit pun soal Ramadan dalam acaranya. Tapi, kaum muslim taat Turki pasti bersyukur karena lebih banyak televisi yang punya acara khusus Ramazan. Dan, setiap televisi Turki yang dipantau di Ankara berwawasan ''NKRT'' alias Negara Kesatuan Republik Turki. Bukan televisi lokal.

Buktinya, televisi memaparkan daftar jadwal buka dan sahur, meliputi seluruh wilayah-wilayah utama Turki. Wilayah Turki yang merentang sekitar 1.500 km dari timur (Iqdir di dekat Armenia) sampai ke barat (Edirne, dekat Yunani) menjadikan ada cukup signifikan selisih waktu dari satu kota ke kota lain. Informasi itu penting bagi orang buka puasa dan sahur.

Di Star TV saat acara Sahur Ozel dini hari kemarin, misalnya. Saat Nihat Hatipoglu, sang ulama, memberikan ceramah dan menjawab wawasan keagamaan, di pinggir layar televisi ada daftar kota-kota berikut saat imsak atau subuh tiba. Ketika, misalnya, kota Batman imsak pukul 04.28 dan sudah tiba, warna kotanya dari hijau menjadi merah. Untuk Ankara, waktu imsak pukul 05.03.

Begitupun ketika iftar atau buka tiba. Daftar kota yang sudah memasuki saat berbuka puasa -rata-rata hampir pukul 19.00- berubah menjadi hijau. Lalu, ketika semua sudah masuk magrib, televisi menyerukan azan. Yang unik, selain ada yang menyajikan dengan utuh, ada azan yang diedit. Misalnya, di TRT TV. Begitu kota terakhir tiba saat magrib, terdengarlah alunan azan yang sangat merdu dan mendayu. Ternyata suara azan yang indah itu tak bisa dinikmati utuh. Dari Allahu Akbar... ternyata langsung diedit ke bait terakhir, yakni Laa ilaha ilallah....

Tapi, itu bukan karena TRT televisi sekuler. Televisi itu justru sangat banyak mengekspos acara Islam saat puasa sekarang ini. Baik berupa ceramah agama maupun acara musik religius. Azan yang dipersingkat itu, rupanya, demi efisiensi waktu. Sebab, setelah azan dilanjutkan acara agama lagi. Yang penting warga muslim tahu bahwa seluruh Turki sudah magrib.

Yang membedakan dengan acara-acara Ramadan di Indonesia, semua acara puasa di televisi Turki berpenampilan serius. Pelawak dan artis, kecuali pemusik religius, tak dapat tempat di acara Ramazan. Tak ada tawa, canda, dan kuis-kuis agama sepele seperti yang mewabah di Indonesia saat puasa. Misalnya, acara yang diasuh ulama Nihat Hatipoglu berupa tanya jawab dan wawasan agama.

Sang ulama terlihat tak pernah tertawa lebar meski wajahnya ramah dan tampak bijak dengan rambut putihnya. Bahkan, sepanjang acara, agamawan yang juga dokter itu tak menatap kamera, tetapi menatap tiga pria di depannya. Mereka adalah penyanyi religius yang setiap jeda menyelingi dengan lagu religius. Di sela itu, rupanya, dimanfaatkan sang ulama makan sahur.

Ulama serius Nihat Hatipoglu itu, rupanya, cocok dengan selera orang Turki. Sebab, saat acara sahur, ternyata ada dua televisi yang menyiarkan acaranya. Tentu yang satu canli (live), yang lain rekaman. Nihat dengan kalem melayani pertanyaan agama, misalnya tayamum atau zakat. Nihat sesekali mengutip Hadis Hz (Hazrat) Rasulullah SAW.

Jangan dibayangkan ulama dan penampil di acara Ramazan televisi Turki berpakaian baju koko atau gamis dan berpeci haji, yang telanjur dianggap pakaian muslim itu. Mereka mirip orang Eropa, yakni berjas, berdasi, tanpa penutup kepala. Tak berbeda dengan penampilan banker atau pengacara di Indonesia. Begitu pula pendukung acara, termasuk penabuh rebana. Semua berjas dan berdasi. Bahkan, seni tasawuf yang dilakukan lima penampil di Flash TV dalam acara Sahur Vakti, mereka berkemeja, celana, dan sepatu hitam-hitam tapi... berdasi. Hitam pula.

Acara-acara buka dan sahur di televisi juga dihadiri penonton di studio. Penampilan mereka pun tidak direkayasa. Kalau di televisi Indonesia, untuk acara Ramadan, penontonnya pasti para perempuan berjilbab dan lelaki berpakaian ''muslim''. Tapi, di televisi Turki, penonton berpenampilan berbeda-beda. Laki-laki dan perempuan juga tak dipisahkan. Sesekali kamerawan televisi menyorot wanita cantik di antara penonton.

Penonton wanita banyak yang berjilbab, ada juga yang tak berjilbab. Jilbab perempuan Turki pun kelihatan lebih meriah, berwarna-warni. Kebanyakan jilbab itu jadi berbentuk ''keong'' karena di belakang ujung kepala ada gulungan rambut yang harus ditutupi. Orang Turki biasanya berambut tebal.

Selain televisi, koran-koran Turki juga banyak yang menyambut Ramadan dengan halaman khusus. Dua koran penting Turki, Takvim dan Sozcu menyediakan satu halaman khusus Ramazan. Selain kisah-kisah seputar puasa, ada juga daftar Iftar Sofrasi il Imsakiye untuk 81 kota. Ada juga kutipan Bir Hadis dan Bir Ayet. Yakni, kutipan sebuah Hadis Rasulullah SAW dan ayat Alquran.

Meski menjadi ''agamis'', koran Takvim tetap memuat angka Loto (undian semacam SDSB) di halaman satu, di dekat logo. Sedangkan Sozcu memuat dengan cukup mencolok di halaman terakhir, yang berwarna, Miss Turkey European Union yang baru terpilih. Perempuan itu berbikini!

Dalam kehidupan media di bulan Ramadan ini, ciri negara sekuler Turki tetap terlihat. Ada televisi yang benar-benar cuek terhadap bulan puasa. Fox TV, misalnya, ikut siaran ketika saat sahur tiba. Tetapi, televisi tersebut menyiarkan acara kuis semacam Who Want to be a Millionaire. Tentu saja acara itu penuh hura-hura dan bersifat entertainment murni.

Atau juga NTV. Televisi itu juga ''bangun'' ketika sahur. Tetapi, ketika televisi lain yang punya siaran Ramazan menyiarkan daftar imsakiyah kota-kota, NTV menyiarkan ramalan cuaca dari kota ke kota!

Bangsa Turki sudah bertradisi memahami perbedaan tanpa dimasukkan hati. (habis)

[+/-] Selengkapnya...

Sunday, September 21, 2008

Menghormati Orang Tidak Berpuasa di Negara Turki (2)


Tak Ikut Makan Bukan karena Takut Tuhan

Sekulerisme benar-benar dijunjung tinggi oleh warga Turki. Saat Ramadan seperti sekarang, berpuasa atau tidak, menjadi wilayah privat yang tak tersentuh siapa pun.


ROHMAN BUDIJANTO, Ankara

DI negara muslim sekuler ala Turki, ''negara'' benar-benar tidak puasa. Ketika pertemuan antara delegasi Indonesia dan Turki, suasana itu kentara. Pertemuan di gedung kementerian kehakiman di Attaturk Boulevard, pusat Ankara (18/9), itu berlangsung seperti hari-hari biasa. Di luar ruangan, disediakan meja snack dan kopi. Banyak wartawan dan pejabat Turki yang menikmati sajian itu.

Sekitar 30 delegasi Indonesia, yang dipimpin Menteri Perdagangan Marie Pangestu, tak terlihat ikut makan-makan di sana. Karena terbiasa dengan suasana Ramadan di Indonesia, rupanya, mereka pilih menahan diri. Tak nyaman rasanya makan-makan saat Ramadan. Lagipula, pejabat-pejabat Indonesia memang banyak yang terus berpuasa meski musafir.

Suasana itu terbawa saat undangan dinner yang ditepatkan dengan saat buka puasa pada sore harinya. Acara buka puasa itu berlangsung di restoran elite Ciragan, di pinggiran Ankara, yang ruangannya sangat penuh. Ruangan seluas lapangan tenis itu terisi beberapa meja besar, kebanyakan kelompok pelanggan umum. Ratusan orang buka puasa di ruangan yang diwarnai live music ''gambus'' Turki yang merintih mendayu-dayu.

Acara undangan dari Menteri Kehakiman Mehmet Ali Sahin itu berlangsung di meja besar untuk 30 orang. Suasana sebenarnya kurang privat untuk acara kenegaraan seperti itu. Ruangan acara pejabat tinggi itu tidak disekat dari meja-meja lain. Pejabat tak bisa minta keistimewaan berlebihan. Karena itu, suara di ruangan mirip dengung dari koloni lebah diiringi denting gelas dan alat makan.

Ketika azan berkumandang, disajikanlah makanan. Mulai porsi besar salad, aneka menu daging sapi dan kambing, roti, hingga makanan penutup berupa kue-kue basah yang sangat manis. Terlihat delegasi Indonesia tidak banyak yang bisa menghabiskan makanan sebanyak itu.

Yang membedakan, tak ada acara salat Magrib. Acara ngobrol-ngobrol jalan terus. Sejam kemudian acara ditutup dengan pidato singkat kedua menteri. Penerjemah sampai teriak-teriak untuk mengatasi suara riuh di ruangan. Begitulah, acara buka puasa itu benar-benar diisi dengan makan-makan saja, tidak ''dicampur'' acara salat Magrib seperti lazimnya undangan buka puasa bersama di Indonesia.

Tapi, acara buka puasa bersama yang mirip di Indonesia juga ada. Kalau penyelenggaranya pejabat yang ''santri'', pasti acaranya diselingi salat Magrib setelah makan minum ringan untuk ''resmi'' mengakhiri puasa. Pejabat Indonesia pernah diundang ke acara semacam itu di markas AK Parti (Partai Keadilan dan Pembangunan). Undangan datang dari Recep (Rajab) Tayip Erdogan. Ketua partai itu sekaligus sekarang PM Turki. Pimpinan lainnya, Abdullah Gul, kini presiden.

Begitu magrib, undangan diajak minum dan makan ''takjil''. Lalu, Erdogan turun ke lantai bawah tanah kantor partai berlantai delapan plus empat di bawah tanah itu. Di sana ada mescit (masjid), yang kalau di Indonesia musala, berukuran sekitar 10 x 6 meter. Tokoh yang pernah sekolah madrasah (imam hatip) di masa kecil itu lalu mengimami salat. Banyak undangan yang makmum. Setelah salat, mereka naik lagi ke ruang pertemuan untuk makan besar dan melanjutkan obrolan.

Begitu pula acara AK Parti untuk kaum tak berpunya di jalan-jalan. Biasanya tenda-tenda buka puasa dilengkapi karpet untuk salat Magrib. Partai itu memang punya citra paling dekat dengan rakyat sehari-hari sehingga berhasil memenangi suara mayoritas 45 persen, mengalahkan partai-partai yang lebih sekuler.

Kebangkitan AKP itu secara perlahan sebenarnya juga membuat kehidupan kaum muslim di Turki lebih berani mengekspresikan diri. Menurut informasi dari seorang pegawai Turki yang banyak bergaul dengan pejabat, musala kecil di kantor-kantor mulai muncul. ''Asal ada cukup banyak orang yang memanfaatkannya, bisa dibuat ruang kecil menjadi mescit. Kalau satu dua orang, nggak bisa,'' katanya.

Ketika negara sejak merdeka 1923 sangat menjaga hak-hak sekuler, kini pejabat tinggi lebih peka kepada orang puasa. Mereka memang tak bisa menghilangkan snack dari acara resmi. Tapi, kalaupun ada menteri yang tak puasa, dia tak ikut makan di hadapan umum. Bukan takut kepada Tuhan. ''(Tapi) takut kamera televisi,'' kata seorang warga asing yang lama tinggal di Turki. Rasanya memang sungkan, kalau PM dan presidennya ''santri'' dan puasa, menterinya terlihat makan di televisi.

Yang sulit tertembus adalah sekolah. Pada hari Jumat, jadwal sekolah tak dihentikan ketika waktu salat Jumat tiba, kecuali di madrasah. Karena itu, kata warga Turki yang taat beragama tadi, seorang murid kadang harus lari dari sekolah untuk menunaikan kewajiban salat Jumat.

Interpretasi ajaran Attaturk tentang sekularisme di Turki memang kadang-kadang kurang luwes. Kasus mutakhir adalah polemik upaya menghapuskan larangan berjilbab di kantor-kantor pemerintah, termasuk universitas negeri. Pemerintahan Gul kini juga dipersoalkan lagi oleh kaum oposan karena mengangkat rektor-rektor universitas yang lebih ''santri''.

Meski pemerintah di Turki sangat legitimated karena dipilih rakyat, mereka bisa kalah kuat dari penjaga sekularisme. Militer Turki diberi ''dwifungsi''. Selain sebagai alat negara, militer punya semacam hak veto menjaga garis nasionalisme sekuler dan stabilitas. Tiga kali militer Turki kudeta. Yang terakhir, pada 1981, kudeta karena tidak muncul pemerintahan kuat dari pemilu.

Dominasi militer Turki itu sangat kentara di pusat Ankara. Di Attaturk Boulevard, sekitar empat kilometer di kiri dan kanan jalan didominasi markas militer. Baik mabes AD, AL, maupun AU. Papan militer itu, tampaknya, menjadi satu-satunya papan pengumuman yang bisa dipahami orang asing di pusat Ankara adalah papan peringatan markas militer. Ada bahasa Turki dan bahasa Inggris di papan-papan yang berwarna merah bertulisan hitam dan bergambar tentara menenteng senjata tersebut. Tulisannya: Daerah markas militer, dilarang masuk.

Papan berukuran sebesar koran itu dipasang di pagar markas. Pagar setinggi 3 meter itu berupa teralis dengan jarak 5 cm dari batang-batang baja berukuran jari tangan. Kadang tak bisa diintip suasana di markas militer itu karena dilapisi penutup fiberglass.

Yang mencolok lagi, gambar-gambar Attaturk dan bendera Turki dalam ukuran raksasa digantung di gedung-gedung tinggi markas militer itu. Kadang-kadang muka gedung seukuran Graha Pena, Surabaya, itu tertutup dari atas hingga bawah dengan bendera Turki dan wajah Attaturk.

Gambar Attaturk berpenampilan Eropa juga dipasang di dalam kantor-kantor, termasuk kantor partai. Intensitas kemunculan gambar Attaturk itu tak ada bandingannya di Turki. Jauh melebihi intensitas pemasangan gambar Garuda Pancasila di Indonesia.

Militer Turki memang sangat menjaga pemisahan antara negara dan ''masjid''. Dan, suasana itu tecermin di kompleks besar markas militer tak tampak mencuat sebatang pun menara masjid.

Institusi kedua yang menjaga sekularisme adalah mahkamah konstitusi (MK). Konstitusi Turki memang menjadi dokumen dasar sekularisme. Mahkamah itu pernah membubarkan partai cikal bakal AK Parti, yakni Partai Refah, karena dianggap mempromosikan tercampurnya negara dan agama.

Tapi, ternyata partai itu makin besar ketika mengadaptasikan diri dengan wajah garang mahkamah konstitusi. Hasilnya, dari partai kecil, kini berubah menjadi partai penguasa. AK Parti bersikap realistis. Prinsipnya lebih baik tetap hidup dan berbuat untuk kemaslahatan rakyat daripada mati meskipun gagah.

Ternyata membesarnya partai ''santri'' itu ikut membuat institusi penjaga sekularisme juga lebih luwes. Dalam kasus AK Parti diadili karena mendorong amandemen larangan jilbab itu, keputusannya mencerminan garis moderat mahkamah konstitusi. Kalau dulu main hapus partai dan mem-black list para pengurusnya, keputusan soal itu berupa teguran dan penghentian bantuan negara untuk AK Parti. Keputusan tersebut diambil dengan hakim-hakim MK dengan selisih tipis, 7:6. Di antara 13 hakim MK, hanya dua yang diyakini dekat dengan AK Parti.

Seorang ahli hukum menyebutkan, keputusan itu membuatkan kanal bagi arus dukungan kepada AK Parti yang besar, sembari mengatasi luberan aspirasi yang ''terlalu agama''. Bukan membuat bendungan yang kalau jebol jauh berisiko bagi stabilitas Turki dan kepercayaan internasional.

Apalagi, rakyat merasa saat ini baik-baik saja karena ekonomi sedang bergairah. Saat ini pendapatan per kapitanya USD 12.888 atau lebih dari Rp 120 juta per tahun. Jadi, pendapatan warga Turki rata-rata Rp 10 juta per bulan. Tak ada tandingannya dengan delapan negara yang berbatasan dengan Turki.

Begitulah. Sekularisme Turki juga beradaptasi. Militer juga tak komentar negatif atas putusan terbaru mahkamah konstitusi itu. Kini militer lebih sibuk mengatasi perlawanan kaum Kurdi di perbatasan dengan Iraq dan sesekali mengisyaratkan agar pemerintah lebih galak.

Sekularisme dan semangat beragama di Turki terus interplay, beraksi dan bereaksi dengan lebih kalem. Tapi, kaum sekularis dan kaum yang lebih religius kini sedang bersama-sama konsentrasi menghadap ke satu fokus, yakni keanggotaan Uni Eropa. Itu kehamilan sangat lama yang dengan sabar ditunggu kelahirannya oleh bangsa yang menjadi pintu peradaban Timur dan Barat itu. (Bersambung)

[+/-] Selengkapnya...