Sunday, September 28, 2008

Jluntrungan Krisis Subprime di Amerika Serikat

Kalau Langit Masih Kurang Tinggi
Oleh: Dahlan Iskan
Meski saya bukan ekonom, banyak pembaca tetap minta saya ''menceritakan'' secara awam mengenai hebatnya krisis keuangan di AS saat ini. Seperti juga, banyak pembaca tetap bertanya tentang sakit liver, meski mereka tahu saya bukan dokter. Saya coba:

Semua perusahaan yang sudah go public lebih dituntut untuk terus berkembang di semua sektor. Terutama labanya. Kalau bisa, laba sebuah perusahaan publik terus meningkat sampai 20 persen setiap tahun. Soal caranya bagaimana, itu urusan kiat para CEO dan direkturnya.

Pemilik perusahaan itu (para pemilik saham) biasanya sudah tidak mau tahu lagi apa dan bagaimana perusahaan tersebut dijalankan. Yang mereka mau tahu adalah dua hal yang terpenting saja: harga sahamnya harus terus naik dan labanya harus terus meningkat.

Perusahaan publik di AS biasanya dimiliki ribuan atau ratusan ribu orang, sehingga mereka tidak peduli lagi dengan tetek-bengek perusahaan mereka.

Mengapa mereka menginginkan harga saham harus terus naik? Agar kalau para pemilik saham itu ingin menjual saham, bisa dapat harga lebih tinggi dibanding waktu mereka beli dulu: untung.

Mengapa laba juga harus terus naik? Agar, kalau mereka tidak ingin jual saham, setiap tahun mereka bisa dapat pembagian laba (dividen) yang kian banyak.

Soal cara bagaimana agar keinginan dua hal itu bisa terlaksana dengan baik, terserah pada CEO-nya. Mau pakai cara kucing hitam atau cara kucing putih, terserah saja. Sudah ada hukum yang mengawasi cara kerja para CEO tersebut: hukum perusahaan, hukum pasar modal, hukum pajak, hukum perburuhan, dan seterusnya.

Apakah para CEO yang harus selalu memikirkan dua hal itu merasa tertekan dan stres setiap hari? Bukankah sebuah perusahaan kadang bisa untung, tapi kadang bisa rugi?

Anehnya, para CEO belum tentu merasa terus-menerus diuber target. Tanpa disuruh pun para CEO sendiri memang juga menginginkannya. Mengapa? Pertama, agar dia tidak terancam kehilangan jabatan CEO. Kedua, agar dia mendapat bonus superbesar yang biasanya dihitung sekian persen dari laba dan pertumbuhan yang dicapai. Gaji dan bonus yang diterima para CEO perusahaan besar di AS bisa 100 kali lebih besar dari gaji Presiden George Bush. Mana bisa dengan gaji sebesar itu masih stres?

Keinginan pemegang saham dan keinginan para CEO dengan demikian seperti tumbu ketemu tutup: klop. Maka, semua perusahaan dipaksa untuk terus-menerus berkembang dan membesar. Kalau tidak ada jalan, harus dicarikan jalan lain. Kalau jalan lain tidak ditemukan, bikin jalan baru. Kalau bikin jalan baru ternyata sulit, ambil saja jalannya orang lain. Kalau tidak boleh diambil? Beli! Kalau tidak dijual? Beli dengan cara yang licik -dan kasar! Istilah populernya hostile take over.

Kalau masih tidak bisa juga, masih ada jalan aneh: minta politisi untuk bikinkan berbagai peraturan yang memungkinkan perusahaan bisa mendapat jalan.

Kalau perusahaan terus berkembang, semua orang happy. CEO dan para direkturnya happy karena dapat bonus yang mencapai Rp 500 miliar setahun. Para pemilik saham juga happy karena kekayaannya terus naik. Pemerintah happy karena penerimaan pajak yang terus membesar. Politisi happy karena dapat dukungan atau sumber dana.

Dengan gambaran seperti itulah ekonomi AS berkembang pesat dan kesejahteraan rakyatnya meningkat. Semua orang lantas mampu membeli kebutuhan hidupnya. Kulkas, TV, mobil, dan rumah laku dengan kerasnya. Semakin banyak yang bisa membeli barang, ekonomi semakin maju lagi.

Karena itu, AS perlu banyak sekali barang. Barang apa saja. Kalau tidak bisa bikin sendiri, datangkan saja dari Tiongkok atau Indonesia atau negara lainnya. Itulah yang membuat Tiongkok bisa menjual barang apa saja ke AS yang bisa membuat Tiongkok punya cadangan devisa terbesar di dunia: USD 2 triliun!

Sudah lebih dari 60 tahun cara ''membesarkan'' perusahaan seperti itu dilakukan di AS dengan suksesnya. Itulah bagian dari ekonomi kapitalis. AS dengan kemakmuran dan kekuatan ekonominya lalu menjadi penguasa dunia.

Tapi, itu belum cukup.

Yang makmur harus terus lebih makmur. Punya toilet otomatis dianggap tidak cukup lagi: harus computerized!

Bonus yang sudah amat besar masih kurang besar. Laba yang terus meningkat harus terus mengejar langit. Ukuran perusahaan yang sudah sebesar gajah harus dibikin lebih jumbo. Langit, gajah, jumbo juga belum cukup.

Ketika semua orang sudah mampu beli rumah, mestinya tidak ada lagi perusahaan yang jual rumah. Tapi, karena perusahaan harus terus meningkat, dicarilah jalan agar penjualan rumah tetap bisa dilakukan dalam jumlah yang kian banyak. Kalau orangnya sudah punya rumah, harus diciptakan agar kucing atau anjingnya juga punya rumah. Demikian juga mobilnya.

Tapi, ketika anjingnya pun sudah punya rumah, siapa pula yang akan beli rumah?

Kalau tidak ada lagi yang beli rumah, bagaimana perusahaan bisa lebih besar? Bagaimana perusahaan penjamin bisa lebih besar? Bagaimana perusahaan alat-alat bangunan bisa lebih besar? Bagaimana bank bisa lebih besar? Bagaimana notaris bisa lebih besar? Bagaimana perusahaan penjual kloset bisa lebih besar? Padahal, doktrinnya, semua perusahaan harus semakin besar?

Ada jalan baru. Pemerintah AS-lah yang membuat jalan baru itu. Pada 1980, pemerintah bikin keputusan yang disebut ''Deregulasi Kontrol Moneter''. Intinya, dalam hal kredit rumah, perusahaan realestat diperbolehkan menggunakan variabel bunga. Maksudnya: boleh mengenakan bunga tambahan dari bunga yang sudah ditetapkan secara pasti. Peraturan baru itu berlaku dua tahun kemudian.

Inilah peluang besar bagi banyak sektor usaha: realestat, perbankan, asuransi, broker, underwriter, dan seterusnya. Peluang itulah yang dimanfaatkan perbankan secara nyata.

Begini ceritanya:

Sejak sebelum 1925, di AS sudah ada UU Mortgage. Yakni, semacam undang-undang kredit pemilikan rumah (KPR). Semua warga AS, asalkan memenuhi syarat tertentu, bisa mendapat mortgage (anggap saja seperti KPR, meski tidak sama).

Misalnya, kalau gaji seseorang sudah Rp 100 juta setahun, boleh ambil mortgage untuk beli rumah seharga Rp 250 juta. Cicilan bulanannya ringan karena mortgage itu berjangka 30 tahun dengan bunga 6 persen setahun.

Negara-negara maju, termasuk Singapura, umumnya punya UU Mortgage. Yang terbaru adalah UU Mortgage di Dubai. Sejak itu, penjualan properti di Dubai naik 55 persen. UU Mortgage tersebut sangat ketat dalam menetapkan syarat orang yang bisa mendapat mortgage.

Dengan keluarnya ''jalan baru'' pada 1980 itu, terbuka peluang untuk menaikkan bunga. Bisnis yang terkait dengan perumahan kembali hidup. Bank bisa dapat peluang bunga tambahan. Bank menjadi lebih agresif. Juga para broker dan bisnis lain yang terkait.

Tapi, karena semua orang sudah punya rumah, tetap saja ada hambatan. Maka, ada lagi ''jalan baru'' yang dibuat pemerintah enam tahun kemudian. Yakni, tahun 1986.

Pada 1986 itu, pemerintah menetapkan reformasi pajak. Salah satu isinya: pembeli rumah diberi keringanan pajak. Keringanan itu juga berlaku bagi pembelian rumah satu lagi. Artinya, meski sudah punya rumah, kalau mau beli rumah satu lagi, masih bisa dimasukkan dalam fasilitas itu.

Di negara-negara maju, sebuah keringanan pajak mendapat sambutan yang luar biasa. Di sana pajak memang sangat tinggi. Bahkan, seperti di Swedia atau Denmark, gaji seseorang dipajaki sampai 50 persen. Imbalannya, semua keperluan hidup seperti sekolah dan pengobatan gratis. Hari tua juga terjamin.

Dengan adanya fasilitas pajak itu, gairah bisnis rumah meningkat drastis menjelang 1990. Dan terus melejit selama 12 tahun berikutnya. Kredit yang disebut mortgage yang biasanya hanya USD 150 miliar setahun langsung menjadi dua kali lipat pada tahun berikutnya. Tahun-tahun berikutnya terus meningkat lagi. Pada 2004 mencapai hampir USD 700 miliar setahun.

Kata ''mortgage'' berasal dari istilah hukum dalam bahasa Prancis. Artinya: matinya sebuah ikrar. Itu agak berbeda dari kredit rumah. Dalam mortgage, Anda mendapat kredit. Lalu, Anda memiliki rumah. Rumah itu Anda serahkan kepada pihak yang memberi kredit. Anda boleh menempatinya selama cicilan Anda belum lunas.

Karena rumah itu bukan milik Anda, begitu pembayaran mortgage macet, rumah itu otomatis tidak bisa Anda tempati. Sejak awal ada ikrar bahwa itu bukan rumah Anda. Atau belum. Maka, ketika Anda tidak membayar cicilan, ikrar itu dianggap mati. Dengan demikian, Anda harus langsung pergi dari rumah tersebut.

Lalu, apa hubungannya dengan bangkrutnya investment banking seperti Lehman Brothers?

Gairah bisnis rumah yang luar biasa pada 1990-2004 itu bukan hanya karena fasilitas pajak tersebut. Fasilitas itu telah dilihat oleh ''para pelaku bisnis keuangan'' sebagai peluang untuk membesarkan perusahaan dan meningkatkan laba.

Warga terus dirangsang dengan berbagai iklan dan berbagai fasilitas mortgage. Jor-joran memberi kredit bertemu dengan jor-joran membeli rumah. Harga rumah dan tanah naik terus melebihi bunga bank.

Akibatnya, yang pintar bukan hanya orang-orang bank, tapi juga para pemilik rumah. Yang rumahnya sudah lunas, di-mortgage-kan lagi untuk membeli rumah berikutnya. Yang belum memenuhi syarat beli rumah pun bisa mendapatkan kredit dengan harapan toh harga rumahnya terus naik. Kalau toh suatu saat ada yang tidak bisa bayar, bank masih untung. Jadi, tidak ada kata takut dalam memberi kredit rumah.

Tapi, bank tentu punya batasan yang ketat sebagaimana diatur dalam undang-undang perbankan yang keras.

Sekali lagi, bagi orang bisnis, selalu ada jalan.

Jalan baru itu adalah ini: bank bisa bekerja sama dengan ''bank jenis lain'' yang disebut investment banking.

Apakah investment banking itu bank?

Bukan. Ia perusahaan keuangan yang ''hanya mirip'' bank. Ia lebih bebas daripada bank. Ia tidak terikat peraturan bank. Bisa berbuat banyak hal: menerima macam-macam ''deposito'' dari para pemilik uang, meminjamkan uang, meminjam uang, membeli perusahaan, membeli saham, menjadi penjamin, membeli rumah, menjual rumah, private placeman, dan apa pun yang orang bisa lakukan. Bahkan, bisa melakukan apa yang orang tidak pernah memikirkan! Lehman Brothers, Bear Stern, dan banyak lagi adalah jenis investment banking itu.

Dengan kebebasannya tersebut, ia bisa lebih agresif. Bisa memberi pinjaman tanpa ketentuan pembatasan apa pun. Bisa membeli perusahaan dan menjualnya kapan saja. Kalau uangnya tidak cukup, ia bisa pinjam kepada siapa saja: kepada bank lain atau kepada sesama investment banking. Atau, juga kepada orang-orang kaya yang punya banyak uang dengan istilah ''personal banking''.

Saya sering kedatangan orang dari investment banking seperti itu yang menawarkan banyak fasilitas. Kalau saya mau menempatkan dana di sana, saya dapat bunga lebih baik dengan hitungan yang rumit. Biasanya saya tidak sanggup mengikuti hitung-hitungan yang canggih itu.

Saya orang yang berpikiran sederhana. Biasanya tamu-tamu seperti itu saya serahkan ke Dirut Jawa Pos Wenny Ratna Dewi. Yang kalau menghitung angka lebih cepat dari kalkulator. Kini saya tahu, pada dasarnya dia tidak menawarkan fasilitas, tapi cari pinjaman untuk memutar cash-flow.

Begitu agresifnya para investment banking itu, sehingga kalau dulu hanya orang yang memenuhi syarat (prime) yang bisa dapat mortgage, yang kurang memenuhi syarat pun (sub-prime) dirangsang untuk minta mortgage.

Di AS, setiap orang punya rating. Tinggi rendahnya rating ditentukan oleh besar kecilnya penghasilan dan boros-tidaknya gaya hidup seseorang. Orang yang disebut prime adalah yang ratingnya 600 ke atas. Setiap tahun orang bisa memperkirakan sendiri, ratingnya naik atau turun.

Kalau sudah mencapai 600, dia sudah boleh bercita-cita punya rumah lewat mortgage. Kalau belum 600, dia harus berusaha mencapai 600. Bisa dengan terus bekerja keras agar gajinya naik atau terus melakukan penghematan pengeluaran.

Tapi, karena perusahaan harus semakin besar dan laba harus kian tinggi, pasar pun digelembungkan. Orang yang ratingnya baru 500 sudah ditawari mortgage. Toh kalau gagal bayar, rumah itu bisa disita. Setelah disita, bisa dijual dengan harga yang lebih tinggi dari nilai pinjaman. Tidak pernah dipikirkan jangka panjangnya.

Jangka panjang itu ternyata tidak terlalu panjang. Dalam waktu kurang dari 10 tahun, kegagalan bayar mortgage langsung melejit. Rumah yang disita sangat banyak. Rumah yang dijual kian bertambah. Kian banyak orang yang jual rumah, kian turun harganya. Kian turun harga, berarti nilai jaminan rumah itu kian tidak cocok dengan nilai pinjaman. Itu berarti kian banyak yang gagal bayar.

Bank atau investment banking yang memberi pinjaman telah pula menjaminkan rumah-rumah itu kepada bank atau investment banking yang lain. Yang lain itu menjaminkan ke yang lain lagi. Yang lain lagi itu menjaminkan ke yang beriktunya lagi. Satu ambruk, membuat yang lain ambruk. Seperti kartu domino yang didirikan berjajar. Satu roboh menimpa kartu lain. Roboh semua.

Berapa ratus ribu atau juta rumah yang termasuk dalam mortgage itu? Belum ada data. Yang ada baru nilai uangnya. Kira-kira mencapai 5 triliun dolar. Jadi, kalau Presiden Bush merencanakan menyuntik dana APBN USD 700 miliar, memang perlu dipertanyakan: kalau ternyata dana itu tidak menyelesaikan masalah, apa harus menambah USD 700 miliar lagi? Lalu, USD 700 miliar lagi?

Itulah yang ditanyakan anggota DPR AS sekarang, sehingga belum mau menyetujui rencana pemerintah tersebut. Padahal, jumlah suntikan sebanyak USD 700 miliar itu sudah sama dengan pendapatan seluruh bangsa dan negara Indonesia dijadikan satu.

Jadi, kita masih harus menunggu apa yang akan dilakukan pemerintah dan rakyat AS. Kita juga masih menunggu data berapa banyak perusahaan dan orang Indonesia yang ''menabung''-kan uangnya di lembaga-lembaga investment banking yang kini lagi pada kesulitan itu.

Sebesar tabungan itulah Indonesia akan terseret ke dalamnya. Rasanya tidak banyak, sehingga pengaruhnya tidak akan sebesar pengaruhnya pada Singapura, Hongkong, atau Tiongkok.

Singapura dan Hongkong terpengaruh besar karena dua negara itu menjadi salah satu pusat beroperasinya raksasa-raksasa keuangan dunia. Sedangkan Tiongkok akan terpengaruh karena daya beli rakyat AS akan sangat menurun, yang berarti banyak barang buatan Tiongkok yang tidak bisa dikirim secara besar-besaran ke sana. Kita, setidaknya, masih bisa menanam jagung.(*)

[+/-] Selengkapnya...

Saturday, September 27, 2008

Sebelum Kamu Ceraikan, Bopong Aku Dulu...!

Sebuah kisah dari seorang sahabat
Pada hari pernikahanku,aku membopong istriku. Mobil pengantin berhenti didepan flat kami yg cuma berkamar satu. Sahabat2ku menyuruhku untuk membopongnya begitu keluar dari mobil. Jadi kubopong ia memasuki rumah kami. Ia kelihatan malu2. Aku adalah seorang pengantin pria yg sangat bahagia.

Ini adalah kejadian 10 tahun yg lalu. Hari2 selanjutnya berlalu demikian simpel seperti secangkir air bening:Kami mempunyai seorang anak, saya terjun ke dunia usaha dan berusaha untuk menghasilkan banyak uang. Begitu kemakmuran meningkat, jalinan kasih diantara kami pun semakin surut.

Ia adalah pegawai sipil. setiap pagi kami berangkat kerja bersama2 dan sampai dirumah juga pada waktu yg bersamaan. Anak kami sedang belajar di luar negeri. Perkimpoian kami kelihatan bahagia. Tapi ketenangan hidup berubah dipengaruhi oleh perubahan yg tidak kusangka2.

Dew hadir dalam kehidupanku.

Waktu itu adalah hari yg cerah. Aku berdiri di balkon dengan Dew yg sedang merangkulku. Hatiku sekali lagi terbenam dalam aliran cintanya. Ini adalah apartment yg kubelikan untuknya.

Dew berkata , "kamu adalah jenis pria terbaik yg menarik para gadis. "Kata2nya tiba-tiba mengingatkanku pada istriku. Ketika kami baru menikah,istriku pernah berkata, "Pria sepertimu,begitu sukses, akan menjadi sangat menarik bagi para gadis. " Berpikir tentang ini, Aku menjadi ragu2.

Aku tahu kalo aku telah menghianati istriku. Tapi aku tidak sanggup menghentikannya. Aku melepaskan tangan Dew dan berkata, "kamu harus pergi membeli beberapa perabot, O.K.?.Aku ada sedikit urusan dikantor" kelihatan ia jadi tidak senang karena aku telah berjanji menemaninya.

Pada saat tersebut,ide perceraian menjadi semakin jelas dipikiranku walaupun kelihatan tidak mungkin. Bagaimanapun, aku merasa sangat sulit untuk membicarakan hal ini pada istriku. Walau bagaimanapun kujelaskan, ia pasti akan sangat terluka.

Sejujurnya, ia adalah seorang istri yg baik. Setiap malam ia sibuk menyiapkan makan malam. Aku duduk santai didepan TV. Makan malam segera tersedia. Lalu kami akan menonton TV ber-sama2. Atau,Aku akan menghidupkan komputer,membayangkan tubuh Dew. Ini adalah hiburan bagiku.

Suatu hari aku berbicara dalam guyon, "seandainya kita bercerai, apa yg akan kau lakukan? " Ia menatap padaku selama beberapa detik tanpa bersuara. Kenyataannya ia percaya bahwa perceraian adalah sesuatu yg sangat jauh dari ia. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana ia akan menghadapi kenyataan jika tahu bahwa aku serius.

Ketika istriku mengunjungi kantorku, Dew baru saja keluar dari ruanganku. Hampir seluruh staff menatap istriku dengan mata penuh simpati dan berusaha untuk menyembunyikan segala sesuatu selama berbicara dengan ia. Walaupun kelihatan sedikit curiga, Ia berusaha tersenyum pada bawahan2ku. Tapi aku membaca ada kelukaan di matanya.

Sebuah kisah dari seorang sahabat
Sekali lagi, Dew berkata padaku," He Ning, ceraikan ia, O.K.? Lalu kita akan hidup bersama." Aku mengangguk. Aku tahu aku tidak boleh ragu2 lagi.

Ketika malam itu istriku menyiapkan makan malam, ku pegang tangannya," Ada sesuatu yg harus kukatakan" Ia duduk diam dan makan tanpa bersuara. Sekali lagi aku melihat ada luka dimatanya. Tiba2 aku tidak tahu harus berkata apa. Tapi ia tahu kalau aku terus berpikir. "Aku ingin bercerai", ku ungkapkan topik ini dengan serius tapi tenang. Ia seperti tidak terpengaruh oleh kata2ku, tapi ia bertanya secara lembut,"kenapa?"

"Aku serius". Aku menghindari pertanyaannya. Jawaban ini membuat ia sangat marah. Ia melemparkan sumpit dan berteriak kepadaku,"Kamu bukan laki2!".

Pada malam itu, kami sekali saling membisu. Ia sedang menangis. Aku tahu kalau ia ingin tahu apa yg telah terjadi dengan perkimpoian kami. Tapi aku tidak bisa memberikan jawaban yg memuaskan sebab hatiku telah dibawa pergi oleh Dew.

Dengan perasaan yg amat bersalah, Aku menuliskan surai perceraian dimana istriku memperoleh rumah, mobil dan 30% saham dari perusahaanku. Ia memandangnya sekilas dan mengoyaknya jadi beberapa bagian. Aku merasakan sakit dalam hati. Wanita yg telah 10tahun hidup bersamaku sekarang menjadi seorang yg asing dalam hidupku. Tapi aku tidak bisa mengembalikan apa yg telah kuucapkan.

Akhirnya ia menangis dengan keras didepanku,dimana hal tersebut tidak pernah kulihat sebelumnya. Bagiku, tangisannya merupakan suatu pembebasan untukku. Ide perceraian telah menghantuiku dalam beberapa minggu ini dan sekarang sungguh2 telah terjadi ..

Pada larut malam,aku kembali ke rumah setelah menemui klienku. Aku melihat ia sedang menulis sesuatu. Karena capek aku segera ketiduran .Ketika aku terbangun tengah malam, aku melihat ia masih menulis. Aku tertidur kembali.

Ia menuliskan syarat2 dari perceraiannya: ia tidak menginginkan apapun dariku,tapi aku harus memberikan waktu sebulan sebelum menceraikannya,dan dalam waktu sebulan itu kami harus hidup bersama seperti biasanya. Alasannya sangat sederhana: Anak kami akan segera menyelesaikkan pendidikannya dan liburannya adalah sebulan lagi dan ia tidak ingin anak kami melihat kehancuran rumah tangga kami.

Ia menyerahkan persyaratan tersebut dan bertanya," He Ning, apakah kamu masih ingat bagaimana aku memasuki rumah kita ketika pada hari pernikahan kita? Pertanyaan ini tiba2 mengembalikan beberapa kenangan indah kepadaku. Aku mengangguk dan mengiyakan.

"Kamu membopongku dilenganmu", katanya, "jadi aku punya sebuah permintaan, yaitu kamu akan tetap membopongkuku pada waktu perceraian kita. Dari sekarang sampai akhir bulan ini, setiap pagi kamu harus membopongku keluar dari kamar tidur ke pintu" Aku menerima dengan senyum. Aku tahu ia merindukan beberapa kenangan indah yg telah berlalu dan berharap perkimpoiannya diakhiri dengan suasana romantis.

Aku memberitahukan Dew soal syarat2 perceraian dari istriku. Ia tertawa keras dan berpikir itu tidak ada gunanya. "Bagaimanapun trik yg ia lakukan,ia harus menghadapi hasil dari perceraian ini," ia mencemooh. Kata2nya membuatku merasa tidak enak.

Istriku dan aku tidak mengadakan kontak badan lagi sejak kukatakan perceraian itu. kami saling menganggap orang asing. Jadi ketika aku membopongnya dihari pertama, kami kelihatan salah tingkah. Anak kami menepuk punggung kami,"wah, papa membopong mama,mesra sekali"

Kata2nya membuatku merasa sakit.. Dari kamar tidur ke ruang duduk, lalu ke pintu, aku berjalan 10 meter dengan ia dalam lenganku. Ia memejamkan mata dan berkata dengan lembut," mari kita mulai hari ini, jangan memberitahukan pada anak kita." Aku mengangguk, merasa sedikit bimbang.Aku melepaskan ia dipintu. Ia pergi menunggu bus, dan aku pergi ke kantor.

Pada hari kedua, bagi kami terasa lebih mudah. Ia merebah di dadaku, Kami begitu dekat sampai2 aku bisa mencium wangi di bajunya. Aku menyadari bahwa aku telah sangat lama tidak melihat dengan mesra wanita ini. Aku melihat bahwa ia tidak muda lagi.beberapa kerut tampak di wajahnya.

Pada hari ketiga, ia berbisik padaku, "kebun diluar sedang dibongkar,hati2 kalau kamu lewat sana ."

Hari keempat,ketika aku membangunkannya,aku merasa kalau kami masih mesra, seperti sepasang suami istri dan aku masih membopong kekasihku dilenganku.

Bayangan Dew menjadi samar.

Pada hari kelima dan enam, ia masih mengingatkan aku beberapa hal,seperti,dimana ia telah menyimpan baju2ku yg telah ia setrika, aku harus hati2 saat memasak, dll. Aku mengangguk. Perasaan kedekatan terasa semakin erat. Aku tidak memberitahu Dew tentang ini.

Aku merasa begitu ringan membopongnya. Berharap setiap hari pergi ke kantor bisa membuatku semakin kuat. Aku berkata padanya, "kelihatannya tidaklah sulit membopongmu sekarang"

Ia sedang mencoba pakaiannya, aku sedang menunggu untuk membopongnya keluar. Ia berusaha mencoba beberapa tapi tidak bisa menemukan yg cocok. Lalu ia melihat,"semua pakaianku kebesaran". Aku tersenyum, tapi tiba2 aku menyadarinya sebab ia semakin kurus, itu sebabnya aku bisa membopongnya dengan ringan bukan disebabkan aku semakin kuat.

Aku tahu ia mengubur semua kesedihannya dalam hati. Sekali lagi, aku merasakan perasaan sakit. Tanpa sadar ku sentuh kepalanya. Anak kami masuk pada saat tersebut."Pa,sudah waktunya membopong mama keluar"

Baginya,melihat papanya sedang membopong mamanya keluar menjadi bagian yg penting. Ia memberikan isyarat agar anak kami mendekatinya dan merangkulnya dengan erat. Aku membalikkan wajah sebab aku takut aku akan berubah pikiran pada detik terakhir. Aku menyanggah ia dilenganku, berjalan dari kamar tidur,melewati ruang duduk ke teras Tangannya memegangku secara lembut dan alami. aku menyanggah badannya dengan kuat seperti kami kembali ke hari pernikahan kami. Tapi ia kelihatan agak pucat dan kurus, membuatku sedih.

Pada hari terakhir,ketika aku membopongnya dilenganku, aku melangkah dengan berat. Anak kami telah kembali ke sekolah. ia berkata,"sesungguhnya aku berharap kamu akan membopongku sampai kita tua" Aku memeluknya dengan kuat dan berkata "antara kita saling tidak menyadari bahwa kehidupan kita begitu mesra".

Aku melompat turun dari mobil tanpa sempat menguncinya. Aku takut keterlambatan akan membuat pikiranku berubah. Aku menaiki tangga. Dew membuka pintu. Aku berkata padanya," Maaf Dew, Aku tidak ingin bercerai. Aku serius".

Ia melihat kepadaku, kaget. Ia menyentuh dahiku. "Kamu tidak demam". Kutepiskan tanganya dari dahiku"maaf, Dew,Aku cuma bisa bilang maaf padamu,Aku tidak ingin bercerai. Kehidupan rumah tanggaku membosankan disebabkan ia dan aku tidak bisa merasakan nilai2 dari kehidupan,bukan disebabkan kami tidak saling mencintai lagi.Sekarang aku mengerti sejak aku membopongnya masuk ke rumahku, ia telah melahirkan anakku. Aku akan menjaganya sampai tua. Jadi aku minta maaf padamu"

Dew tiba2 seperti tersadar. Ia memberikan tamparan keras kepadaku dan menutup pintu dgn kencang dan tangisannya meledak. Aku menuruni tangga dan pergi ke kantor. Dalam perjalanan aku melewati sebuah toko bunga, ku pesan sebuah buket bunga kesayangan istriku Penjual bertanya apa yg mesti ia tulis dalam kartu ucapan? Aku tersenyum, dan menulis " Aku akan membopongmu setiap pagi sampai kita tua.."

[+/-] Selengkapnya...

Kisah tukang kayu

Seorang tukang kayu tua bermaksud pension dari pekerjaannya di sebuah perusahaan kontruksi real estate. Ia menyampaikan keinginannya tersebut kepada pemilik perusahaan. Tentu saja, karena tak bekerja, ia akan kehilangan penghasilan bulanannya, tetapi keputusan itu sudah bulat. Ia merasa lelah. Ia ingin beristirahat dan menikmati sisa hari tuanya dengan penuh kedamaian bersama istri dan keluarganya.


Pemilik perusahaan merasa sedih kehilangan salah seorang pekerja terbaiknya. Ia lalu memohon pada si tukang kayu tersebut untuk membuatkan sebuah rumah untuk miliknya.

Tukang kayu mengangguk menyetujui permohonan pribadi pemilik perusahaan itu. Tapi, sebenarnya ia merasa terpaksa. Ia ingin segera berhenti. Hatinya tidak sepenuhnya dicurahkan. Dengan ogah-ogahan ia mengerjakan proyek itu. Ia Cuma menggunakan bahan-bahan sekedarnya.

Akhirnya selesailah rumah yang diminta. Hasilnya bukanlah sebuah rumah baik. Sungguh sayang ia harus mengakhiri karirnya dengan prestasi yang tidak begitu mengagumkan.

Ketika pemilik perusahan itu datang melihat rumah yang dimintainya, ia menyerahkan sebuah kunci rumah pada si tukang kayu. “Ini adalah rumahmu“ katanya ”hadiah dari kami”. Betapa terkejutnya si tukang kayu. Betapa malu dan menyesal. Seandainya saja ia mengetahui bahwa ia sesungguhnya mengerjakan rumah untuk dirinya, ia tentu akan mengerjakannya dengan cara yang lain sama sekali. Kini ia harus tinggal di sebuah rumah yang tak terlalu bagus hasil karyanya sendiri.

Itulah yang terjadi dalam kehidupan kita. Kadangkala, banyak dari kita yang membangun kehidupan dengan cara yang membingungkan. Lebih memilih berusaha ala kadarnya ketimbang mengupayakan yang baik. Bahkan, pada bagian-bagian terpenting dalam hidup kita tidak memberikan yang terbaik. Pada akhir perjalanan, kita terkejut saat melihat apa yang telah kita lakukan dan menemukan diri kita hidup di dalam sebuah rumah yang kita ciptakan sendiri. Seandainya kita menyadari sejak semula, kita akan menjalani hidup ini dengan cara yang jauh berbeda.

Renungkanlah rumah yang sedang kita bangun. Setiap hari kita memukul paku, memasang papan, mendirikan dinding dan atap. Mari kita selesaikan rumah kita dengan sebaik-baiknya seolah-olah hanya mengerjakannya sekali saja dalam seumur hidup. Biarpun kita hanya hidup satu hari, maka dalam satu hari itu kita pantas untuk hidup dengan melakukan segalanya sekuat tenaga.

[+/-] Selengkapnya...

Melihat Mausoleum Attaturk, Monumen Agung Turki Modern (2-Habis)


Masih Jadi Gambar Wajib di Dinding Sekolah

Mustafa Kemal Attaturk dikenal sebagai bapak Turki modern dan menetapkan fondasi sekulerisme (laiklik). Kematiannya diacarakan dengan segenap keagungan. Jenazahnya dua kali ''dimakamkan''. Bagaimana ritual dan upacaranya?

SETIAP 10 November pukul 09.05, aktivitas terhenti di Turki. Setidaknya, pada jam itu, warga Turki diinstruksi oleh negara untuk mengheningkan cipta. Pada tanggal dan jam itulah, Mustafa Kemal Attaturk meninggal pada 1938. Setiap 10 November bagi bangsa Turki berarti ''hari (wafatnya) pahlawan''.

Presiden pertama sejak kemerdekaan pada 1923 itu berpulang setelah kesehatannya memburuk. Bapak (atta) bangsa Turki itu menderita sirosis hati. Sejak itulah, bangsa Turki menjadi "yatim'', tanpa bapak.

Attaturk meninggal tanpa ahli waris langsung. Pemimpin perang kemerdekaan yang diakui kehebatannya itu pernah menikahi Latife Usakligil. Tetapi, mereka cerai tiga tahun kemudian. Tokoh yang perokok itu mengangkat delapan anak untuk diadopsi. Di antara mereka, yang tujuh perempuan. Misalnya, Sabiha Gokcen yang menjadi pilot tempur pertama di dunia.

Tokoh kelahiran 19 Mei 1881 itu meninggal di Istanbul, di Istana Dolmabache. Istana ini tempatnya istirahat sejak kesehatannya menurun setahun sebelumnya. Lalu, jenazah tokoh tersebut disalatkan (funeral prayer) oleh pemimpin kota Prof Dr Mehmet Yaftay.

Kematian Attaturk di usia ke-57 itu dilayat oleh perwakilan khusus 17 negara, selain rakyatnya sendiri tentunya. Sembilan di antara negara itu mengirimkan detasemen tentara untuk upacara pemakaman. Dari Istanbul, jenazah Attaturk dibawa ke Ankara dengan kereta api. Seakan itu mengenang Attaturk sebagai pelopor jaringan perkeretaapian Turki. Semasa pemerintahannya, dibangun 3.208 km jalan kereta api.

Jenazah Attaturk dibalsam oleh Prof Dr Lutfi Aksu. Perhentian pertama jenazah tokoh yang jadi sampul majalah TIME edisi 24 Maret 1923 itu adalah di Museum Etnografi Ankara. Di sanalah jenazahnya diistirahatkan. Dikerudungi bendera Turki, bulan sabit dan bintang putih dengan latar belakang merah. Tentara menjaganya.

Tokoh yang wajahnya digambarkan di semua pecahan uang Turki itu berada di Museum Etnografi selama 15 tahun. Pemerintah Turki menyiapkan mausoleum yang megah. Diperlombakanlah arsitektur untuk pemakaman agung itu. Arsitek luar negeri juga boleh ikut. Ternyata, yang menang arsitek Turki.

Meski selanjutnya bangunan mausoleum (anitkabir) siap, peti mati Attaturk tidak langsung dipindah. Peti mati itu dibuka. Ternyata, jenazahnya masih utuh. Itu berarti pembalsamannya sukses. Untuk memakamkannya kembali, dilakukan proses sekali lagi.

Menurut penjelasan di mausoleum Attaturk, jenazah Attaturk dikafani secara Islam. Kemudian dikuburkan di ruang basement bangunan utama mausoleum. Jenazahnya dihadapkan ke Kakbah di Makkah. Makamnya dikelilingi segi delapan lambang bangsa Seljuk. Ruang dihiasi dengan arsitektur ala Ottoman. Seljuk dan Ottoman adalah bagian dari sejarah kejayaan bangsa Turki.

Tanah untuk menimbunnya diambilkan dari seluruh provinsi. Kini Turki punya 81 provinsi. Selain itu, tanah juga diambilkan dari rumah tempat kelahiran Attaturk di Salonika (Tessaloniki). Bahkan, sejumput tanah dari pekuburan tentara Turki di Korsel juga menimbun jenazah Attaturk. Begitu pula tanah dari makam tokoh Turki Suleiman Shah.

Meski sudah lama wafat -70 tahun lalu-, wajah Attaturk tetap yang paling mudah dijumpai di Turki, terutama Ankara. Instansi militer termasuk yang paling semangat memasang tokoh pencetus laiklik (sekulerisme) sebagai fondasi Turki modern itu.

Di seluruh instansi pemerintah, kantor partai, kantor anggota parlemen, sekolah, buku sekolah, wajah Attaturk menjadi semacam gambar wajib. Di hari-hari yang dianggap penting, instansi pemerintah dan BUMN memasang gambarnya besar-besar di dinding gedung.

Patung-patung Attaturk juga ditemui di banyak kawasan di Turki. Termasuk di kawasan Aksehir, kota kecil sekitar empat jam dari Ankara, di Provinsi Konya. Kota ini adalah kelahiran Nasruddin Hoja atau Nasrettin Hoca dalam bahasa Turki.

Jawa Pos melihat dua patung utama di kota itu, yakni patung Attaturk dengan seragam tentara. Tak jauh dari itu, ada patung Nasrettin Hoca, dengan turban dan berjanggut naik keledai. Semasa hidup, Nasrettin Hoca dikenal sebagai sufi yang sangat lucu dan bisa berkelit dari segala kesulitan dengan logikanya yang tidak terduga. Hoca adalah Abunawas ala Turki. Kisah Hoca di Turki menjadi sepopuler ''kancil mencuri ketimun'' di Indonesia.

Selain dengan terus ''menghidupkannya'' lewat ajaran-ajarannya, pemerintah Turki juga membuat undang-undang untuk melindungi kehormatan Attaturk. Pada 1981, parlemen mengeluarkan UU nomor 5816 yang menyatakan melanggar hukum bagi barangsiapa yang melecehkan atau menyerang objek yang merepresentasikan Attaturk.

Meskipun tokoh besar, kehadiran wajah Attaturk di mana-mana tidak selalu membuat orang Turki gembira. Kadang-kadang semakin jauh dari Ankara, yang berarti juga makin jauh dari pusat kekuasaan, pengaruh itu berkurang. Seperti dua warga Konya yang bereaksi menggeleng ketika diacungkan jempol kepada wajah Attaturk di uang yeni Turkish lira (YTL, baca yetele). Konya adalah kota tempat makam sufi besar Mavlana Celalettin Rumi (Jalaluddin Rumi).

Attaturk, yang pendiri Turki, mantan PM, mantan ketua parlemen, dan mantan presiden itu, tetaplah tokoh modern yang tidak tertandingi daya tariknya di Turki. Mausoleumnya yang megah itu menjadi salah satu jujugan turis ke Ankara.

Memang, kebanyakan yang datang ke sana turis lokal, terutama anak sekolah dan juga kadet militer. Tapi, orang umum juga banyak, bahkan turis asing. Itu bisa dilihat dari buku komentar yang disediakan di pintu keluar. Banyak turis Eropa yang menuliskan kesannya di sana.

Gelombang orang akan terus berdatangan ke mausoleum Attaturk. Di sanalah bangsa Turki memang benar-benar ''mikul dhuwur, mendhem megah'' kepada bapak bangsanya. (habis)

[+/-] Selengkapnya...

Friday, September 26, 2008

Melihat Mausoleum Attaturk, Monumen Agung Turki Modern (1)

Agungkan Bapak Turki, tapi Beri Tempat Kenang Imam Susu

Sejarah bisa dikisahkan dengan memikat. Salah satu yang piawai meengemas sejarah bangsa adalah Turki. Jantungnya ada di mausoleum Mustafa Kemal Attaturk, sang bapak Turki. Berikut laporan dari tempat yang diziarahi jutaan orang itu.

ROHMAN BUDIJANTO, Ankara

TAK ada tempat sebagus Rasateppe untuk bisa melihat seluruh Ankara. Dari tempat yang berarti ''bukit pengamatan'' inilah bisa dilihat seantero ibu kota Turki ini. Tapi, tentu bukan itu sebabnya kalau tempat tersebut tahun lalu dikunjungi lebih dari 11 juta orang. Di sanalah bangsa Turki membaringkan jasad Mustafa Kemal Attaturk dalam sebuah bangunan sangat megah mausoleum (anitkabir).

Kemegahan tempat itu bisa dirasakan mulai jalan masuk yang lebar, sepanjang 262 meter. Di kiri kanannya terdapat 12 pasang patung singa. Pengukirannya dengan gaya zaman perunggu Hitti. Setelah jalan singa itu, tibalah di lapangan luas berlantai batu sepanjang 129 meter dan lebar 84 meter atau sekitar satu hektare. Sebanyak 15 ribu orang bisa berkumpul di sana.

Lapangan itu dikelilingi bangunan bertiang balok-balok sangat tinggi. Megah, mirip kemegahan kompleks bangunan Romawi atau Yunani di masa kejayaannya. Bangunan utamanya, tentu, tempat jenazah Attaturk dibaringkan. Selebihnya bangunan pendukung dan koridor bagi pengunjung.

Setiap sudut dan ruang di mausoleum, yang sekaligus museum perjuangan kemerdekaan Turki, dijaga ketat. Puluhan penjaga berpostur tegap dan nyaris sama tingginya. Mereka berjas hitam dan menenteng walkie talkie. Meski berwajah serius, mereka cukup tanggap ketika ditanya pengunjung.

Di gerbang utama anitkabir ada tentara berdiri tegak. Mereka masing-masing berpasangan, berdiri di kiri kanan pintu masuk. Mereka bersenjatakan senapan mengilap. Posturnya lebih tinggi daripada penjaga rata-rata karena mereka polisi militer.

Ternyata mereka bisa menjadi ''atraksi'' tambahan bagi pengunjung. Sebab, setiap 15 menit mereka berganti posisi. Banyak pengunjung menoleh ketika terdengar suara ''prok!'', yakni entakan pertama dan terakhir mereka. Banyak pengunjung tersenyum. Kadang para penjaga juga ikut mesem.

Batu kubur Attaturk tak bisa dilihat langsung. Bangunan utama itu diwakili sarkofagus berupa kotak batu 40 ton. Mirip peti mati, tapi lebih besar. Di depannya ada lingkaran tempat menempatkan karangan bunga mawar. Yang atas bunga merah, yang bawah bunga putih. Ketika diraba, ternyata bunga plastik.

Batu kubur Attaturk, yang berada di ruang segi delapan di bawah sarkofagus itu, bisa dilihat lewat televisi layar datar di ruang museum. Kuburan itu berupa persegi panjang biasa. Tanpa nisan. Sekelilingnya ada pagar berbentuk segi delapan, simbol kejayaan Ottoman.

Setelah dari sarkofagus di balai kehormatan yang sunyi itu, pengunjung masuk ke ruang museum dan diorama. Balai kehormatan itu adalah tempat terakhir boleh memotret. Di museum, gambar pertama di kotak kaca benda-benda memorial Attaturk adalah foto ayah ibunya. Ayahnya berkopiah Turki, ibunya berkerudung. Ini agak ironis karena jilbab saat ini menjadi persoalan dalam sekularisme Turki.

Istri Attaturk sendiri juga berjilbab. Tapi, tak ada fotonya di museum itu. Dia bisa dilihat di situs milik Merve Kavakci, wanita yang juga politikus Turki. Dia adalah anggota parlemen yang kemudian diteriaki, diusir, dan digelandang keluar dari gedung parlemen saat akan dilantik. Gara-garanya, dia berjilbab seperti 60 persen wanita Turki. Dia dianggap melanggar aturan sekularisme yang melarang wanita berjilbab berada di gedung pemerintah. Kini dia hijrah ke Amerika.

Lemari-lemari pajang berikutnya berisi benda-benda kenangan semasa hidup Attaturk. Ada pedang hadiah dari negara-negara lain, termasuk katana (pedang samurai) dari pangeran Jepang. Di antara koleksi senjata apinya, ada tongkat alat bantu jalan yang tenyata senapan (cane rifle). Lalu ada koleksi pecut, alat makan, drink set, uang Turki lama, alat merokok, buku catatan bertuliskan Arab, dan alat cukur. Juga ada alat fitnes kuno dari kayu dan rantai. Ada juga koleksi Attaturk dari putri angkatnya. Sabiha Gokcen memberinya pistol koboi Smith & Wesson buatan 1887. Sedangkan Rukiye Erkim mempersembahkan Alquran mini yang bisa jadi liontin kalung.

Masih banyak koleksi lain yang menandai perjalanan politik Attaturk. Di antaranya pelat alfabet huruf Latin yang diterima dari parlemen Turki pada 1 November 1928. Ini penanda perubahan abjad Turki, yang semula abjad Arab diganti huruf Latin. Attaturk sendiri sebelumnya menulis dengan huruf Arab, seperti terlihat di buku catatan tadi.

Yang juga disimpan adalah seragam militer Attaturk, pakaian biasa, syal, bahkan piyamanya. Agar bisa lebih menghidupkan suasana, ada kotak kaca yang di dalamnya terdapat manekin Attaturk sedang duduk di meja kerja. Wajahnya yang tegas bermata biru itu menatap pengunjung. Dia berjas lengkap hitam dan rambutnya yang pirang tersisir rapi ke belakang.

Di dekat ''kantor'' Attaturk ini ada sosok anjing. Ternyata anjing berbulu cokelat muda itu anjing kesayangan Attaturk yang diawetkan. Dia bernama Fox. Saat ini ada televisi Turki bernama Fox. Televisi ini, seperti pernah diceritakan, tak banyak mengekspos Ramadan.

Ketika melihat ruang memorabilia Attaturk itu terdengar dari ruang sebelah suasana perang. Ramai sekali. Seperti suara perang dari gedung bioskop. Ternyata di sanalah terletak diorama perang kemerdekaan Turki.

Diorama itu dibuat sangat cermat. Di bagian depan ada patung-patung tentara yang sedang perang atau meninggal, berikut patung senjata, parit perlindungan, meriam. Suasananya mirip perang. Di latar belakang berupa lukisan yang ''meneruskan'' patung-patung adegan perang itu. Lukisan itu berupa ledakan, kapal tenggelam, dan tentara di sekoci pengaman.

Perang laut di front Cannakkale pada 1914-1915 memang menjadi salah satu perang penting kemerdekaan Turki. Saat itu Attaturk menjadi komandan. Saat itu bangsa Turki dikeroyok bangsa imperialis, yakni Prancis, Inggris, Rusia, Australia, Belanda, Italia, dan Yunani. Turki diserang dari laut dan udara.

Yang dikenang di museum itu juga dari perlawanan di pedalaman.

Attaturk memimpin dengan mengobarkan semangat ''Ya istiklal, ya oklum''. Artinya, merdeka atau mati.

Pertempuran ini, selain memoncerkan nama Attaturk, juga melahirkan kepahlawanan Kopral Seyit. Tentara berpangkat rendah itu menjadi regu pengisi peluru meriam antikapal laut. Di tengah serangan dari armada kapal perang, pos Seyit ikut kena bom. Seluruh regu pengisi peluru tewas, kecuali Seyit.

Si Seyit ternyata tidak menyerah. Dia mengangkat peluru dan memasukkannya sendiri. Padahal, beratnya 275 kilogram. Di diorama ada patung Seyit mengangkat peluru dengan kedua tangan di belakang punggungnya. Wajahnya meringis. Tapi, upayanya tak sia-sia. Dia berhasil mengangkat empat peluru. Dan, empat tembakan peluru itu menenggelamkan kapal perang andalan The Ocean milik Inggris.

Selain mengenang perang dari front Attaturk, museum menggambarkan perjuangan di pedalaman. Dikisahkan ada Imam Sutcu (Imam Susu) 1884-1922. Sosok dari wilayah di dekat Syria itu dijuluki begitu, karena selain menjadi imam masjid Uzun Oluk, dia pengantar susu.

Kalau hanya jadi pengantar atau penikmat susu, tentu dia tak akan jadi pahlawan. Karena marah melihat tentara Armenia yang berada di militer Prancis melecehkan perempuan muslim, dibunuhlah salah satu di antara mereka. Dia lalu diburu, tapi bisa mengobarkan perlawanan. Akhirnya setelah penjajah pergi, dia menjadi militer. Saat ditugasi menyiapkan salvo meriam untuk pelantikan pimpinan kota, ternyata mesiu itu meledak duluan. Sang Imam Susu tewas.

Kisah sejarah di Mausoleum Attaturk memang seru. Setidaknya cara menceritakannya sangat menawan. (bersambung)

[+/-] Selengkapnya...

Thursday, September 25, 2008

Mengikuti Penjemputan Airbus Pertama AirAsia Indonesia di Toulouse, Prancis (2-Habis)

Tidur Pulas setelah Take-off dan Landing Pertama Sukses

Selama 16 jam, Airbus A320 pertama AirAsia Indonesia sukses terbang dari Bandar Udara Blagnac Toulouse menuju Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Kondisi pesawat yang masih gres tak menghilangkan ketegangan selama perjalanan.


M. Sholahuddin, Toulouse, Prancis

BERBEDA saat kali pertama menginjakkan kaki di Toulouse yang begitu dingin, sore itu cuaca tampak bersahabat ketika Jawa Pos akan meninggalkan kota itu. Udara terasa sangat sejuk di Bandara Blagnac. Mendongak ke angkasa, terlihat banyak guratan apik bekas lintasan pesawat. Menyerupai lukisan tak beraturan.

''Nah, itu pesawat kita,'' kata CEO AirAsia Indonesia Darmadi setelah pemeriksaan di bandara beres. Tampaknya, dia juga sudah tidak sabar ingin segera membawa pulang pesawat barunya.

Hamparan karpet merah menyambut. Semerbak bau khas barang baru terasa begitu menembus hidung saat rombongan memasuki pesawat. Bunyi pesawat juga sudah terdengar meraung-raung, seolah ikut-ikutan tidak sabar segera terbang menembus angkasa menuju langit Jakarta.

Wajah kuyu karena cukup padatnya agenda selama di Toulouse sontak berubah semringah. Namun, bukan berarti tidak ada perasaan cemas. Karena itu, bergegas Darmadi mengajak seluruh awak pesawat berdoa. ''Mari berdoa, semoga selama perjalanan kita aman tanpa ada halangan apa pun,'' ujar Darmadi.

Yang memimpin doa adalah Kapten Didik Setiawan, salah seorang pilot yang menerbangkan pesawat itu. Sesaat suasana berubah hening. Tangan-tangan menengadah, wajah menunduk, mulut melafalkan doa. Setelah itu, para awak pesawat berhamburan memilih tempat duduk. Terserah mau duduk di mana saja, tinggal pilih.

Pukul 15.00 waktu setempat, burung besi itu mulai bergerak. Semula pelan, lalu makin kencang. Pesawat pun mendongak ke udara, menerbangi Bandar Udara Blagnac. Seluruh awak masih tetap berdiam diri di tempat duduk masing-masing.

Tak berselang lama, gerak pesawat terasa sudah stabil. Suaranya juga tidak lagi mendesing keras. Tanpa ada yang mengomando, tiba-tiba tepuk tangan bergemuruh. Suasana yang semula sepi berubah riuh. Tubuh yang kaku terpaku safety belt pun mulai melepaskan diri. ''Selamat. Take-off pertama berhasil,'' teriak beberapa awak.

Toh, keceriaan setelah take-off pertama berhasil dengan mulus itu bukan lantas membuat perasaan cemas hilang begitu saja. Sebab, perjalanan Toulouse ke Jakarta masih sangat panjang. Ada tiga rute yang dilewati, yaitu Toulouse-Sarjah (UEA) sekitar 6 jam, Sarjah-Bangkok (7 jam), Bangkok-Jakarta (3 jam). Tiba di Jakarta diperkirakan pukul 16.00 WIB.

Namun, suara Kapten Didik dari kokpit terdengar sedikit memberikan ''hiburan''. Dia mengatakan, pesawat ini bertekonologi tinggi dan dinobatkan sebagai best selling aircraft passenger pada 2003, serta merupakan pesawat komersial pertama yang menggunakan teknologi digital fly by wire. ''Kontrol pesawat menggunakan signal computer, tentunya hal ini sangat berbeda dengan pendahulunya yang masih menggunakan kabel mekanikal,'' katanya.

Mendapat penjelasan itu, perasaan yang masih disaput waswas mulai lega. Alunan instrumental yang terdengar pelan di sudut-sudut kabin membuat suasana mencair. Para awak pun mulai merasakan kantuk. Dan, pesawat sebentar lagi bakal landing di Sarjah. Kembali perasaan deg-degan muncul. Maklum, inilah landing pertama pesawat baru itu. Jika take-off pertama sukses, bagaimana landing-nya? Penerangan pesawat yang semula terang berubah menjadi temaram.

Beberapa detik kemudian pesawat mendarat mulus sekali. Tidak ada entakan keras. Lagi-lagi tepuk tangan bergemuruh, mensyukuri landing yang juga berlangsung aman. Karena take-off dan landing pertama tidak ada masalah, perasaan deg-degan itu pun praktis sirna. Sebagian besar penumpang pun bisa tertidur pulas. Perjalanan dari Sarjah ke Bangkok, kemudian dilanjutkan ke Jakarta pun terasa singkat dan menyenangkan.

Sekitar pukul 16.15 WIB, pesawat A320 baru itu akhirnya mendarat di Bandara Soekarno-Hatta. Ratusan pegawai AirAsia menyambut kedatangan pesawat baru itu. Bentangan tulisan selamat datang dan 1st Airbus A320 terpampang besar sekali.

Mata Darmadi dan beberapa petinggi AirAsia Indonesia yang lain tampak berkaca-kaca. Suasana berubah haru. Kalungan bunga pun dipasangkan kepada sejumlah petinggi maskapai penerbangan yang berpusat di Kuala Lumpur, Malaysia, itu.(*/kim)

[+/-] Selengkapnya...

Tuesday, September 23, 2008

Mengikuti Penjemputan Pesawat Airbus Pertama AirAsia Indonesia dari Toulouse Prancis (1)

Pabrik Mirip Kampus, Produksi 34 Pesawat Tiap Bulan

Maskapai penerbangan AirAsia Indonesia terus memodernisasi armada pesawatnya. Pada 17 September 2008, perusahaan di bawah AirAsia Grup itu mendatangkan Airbus A320 baru dari kota penerbangan Toulouse, Prancis. Pembelian itu menjadi tonggak awal pergantian seluruh armada lama.


M. Sholahuddin, Toulouse, Prancis

Begitu pilot Air France memberikan informasi bahwa pesawat akan mendarat di Bandara Paris Charles de Gaulle setelah terbang 12 jam lebih dari Singapura, rasa penat di tubuh berangsur-angsur pergi. Bersama dua media nasional dari Indonesia, Jawa Pos menjejakkan kaki di bandara peringkat pertama dalam pergerakan pesawat di Eropa.

Mimpi melihat langsung Toulouse sebagai pusat penerbangan di Eropa itu kini tinggal selangkah. Sayang, ayunan cepat kaki selepas transit di bandara Paris untuk melanjutkan penerbangan, tersendat. Pagi itu, pesawat Air France tujuan Toulouse terlambat. Seharusnya berangkat pukul 10.25, pesawat baru berangkat sekitar 20 menit kemudian.

Jarak Paris ke Toulouse sekitar 600 km. Setelah lebih dari satu jam terbang, udara Kota Toulouse mulai tercium. Kota ini adalah sebuah kota di barat daya Prancis di tepi Sungai Garonne. Di tengah jarak antara Samudera Atlantik dan Laut Mediterania. Dengan populasi penduduk lebih dari satu juta jiwa, Toulouse adalah kota terbesar kedua di Prancis Selatan. Kota ini termasuk salah satu yang tumbuh paling pesat di Eropa. Di sinilah markas Airbus berada.

Keluar dari Bandara Blagnac Toulouse, udara dingin terasa menusuk kulit. Suhu udara saat itu diperkirakan 10 derajat Celsius. Padahal, waktu itu tengah hari. Bisa dibayangkan, betapa tubuh makin dibuat menggigil kalau malam atau dini hari. ''Alhamdulillah, akhirnya datang juga,'' kata Darmadi, CEO AirAsia Indonesia, berucap syukur.

Hanya beristirahat semalam, esok harinya mobil penjemputan membawa Jawa Pos memasuki areal bertuliskan Airbus An EADS Company Campus 1. ''Selamat datang di Kota Toulouse,'' kata Sonia Cambarrat, manpower on behalf Airbus Press Officer Communications, menyambut dengan ramah.

Bisa jadi disebut kampus karena suasana di pabrik Airbus itu mirip kampus. Para pegawai berpakaian rapi, berjas, berdasi, dan menenteng tas. Gedung-gedung juga dibangun apik mirip kampus modern. Warna luar gedung juga terlihat seragam. Putih metalik. Belum jenak mengagumi, rombongan media dibawa ke press room. Selama satu jam diterima banyak penjelasan tentang bisnis Airbus yang disampaikan Paula Carnelly, senior marketing analyst - A320 Family.

Airbus merupakan perusahaan di bawah hukum Prancis dan dimiliki EADS (Euorpean Aeronautic Defence and Space Company). Airbus mempekerjakan sekitar 55.000 karyawan di seluruh dunia. Khusus perakitan final tidak hanya di Toulouse. Perakitan final pesawat juga dilaksanakan di Hamburg, Jerman. Perusahaan itu memiliki beberapa kantor regional di banyak negara. Di antaranya di Kuala Lumpur. Selain itu, ada empat lokasi training center, lima spare center, dan 160 lokasi service office.

Namun, Paula banyak menjelaskan kelebihan pesawat A320. Maklum, pesawat jenis itulah yang dibeli kali pertama oleh AirAsia Indonesia. Secara bertahap A320 akan menggantikan pesawat lama milik maskapai di bawah bendera AirAsia Grup itu. Pembelian pesawat A320 oleh AirAsia Indonesia itu sekaligus menandai pergantian ke-50 pesawat milik AirAsia, dari jumlah pemesanan 175 pesawat A320.

Paula memaparkan, pesawat A320 Family saat ini mendominasi Asia Pasifik. Hingga Maret 2008, order A320 telah mengungguli pesawat jenis Boeing 737 NG sejak peluncuran pada Maret 1993. Order Airbus berada di kisaran 58 persen, sedangkan Boeing baru 42 persen. Jumlah order A320 mencapai 1.580 pesawat dari 41 operator dan 812 pesawat sudah beroperasi.

Menurut Paula, bukan tanpa alasan A320 dipilih banyak maskapai. Sejumlah keunggulan Airbus A320, antara lain, ramah lingkungan yang mampu meminimalkan pembakaran mesin, mengurangi emisi, dan efek kebisingan di kelasnya. Dibanding Boeing 737-300 seri lama, bahan bakar Airbus A320 lebih rendah 1.227 galon per tahun, pembuangan gas CO2 lebih kecil 3.866 ton per tahun, serta menyelamatkan 351.454 batang pohon per tahun. ''Produk kami mendukung lingkungan yang sehat,'' ungkapnya.

Paula mengatakan, bagi maskapai penerbangan ada sejumlah keuntungan jika menggunakan A320 tersebut. Digambarkan, jika memiliki 20 pesawat jenis ini, suatu maskapai bisa menghemat biaya operasional USD 14 juta per tahun, biaya perawatan USD 9 juta per tahun, dan pengiritan bahan bakar USD 5 juta per tahun.

Bukan hanya itu. Penumpang juga menerima kenyamanan lebih. Kabin pesawat, misalnya. Pesawat jenis A320 merupakan yang terluas di kelasnya. Desain interior juga makin futuristik. ''Ukuran dan bentuk kabin yang luar biasa ini memungkinkan tempat penyimpanan barang lebih luas, sehingga penumpang dapat naik dan turun dari pesawat lebih cepat dan nyaman,'' kata Paula.

Marie-Angie Plancq, airline markerting director Airbus, menambahkan, rata-rata produksi pesawat A320 setiap bulan terus bertambah. Pada tahun ini jumlah produksi sudah mencapai 34 pesawat per bulan. Pada 2010 nanti diharapkan produksi menembus 40 pesawat. ''Ke depan kami menginvestasikan rata-rata produksi 40 pesawat setiap bulan,'' katanya. Sampai Agustus 2008, lanjut dia, jumlah order A320 mencapai 6.300, sudah terkirim 3.600, dan dalam pengerjaan 2.700 buah.

Persaingan Boeing dan Airbus pada tahun-tahun belakangan ini makin tampak. Kemunculan Airbus A320 yang dilengkapi teknologi tinggi itu menjadi saingan baru Boeing 737. Untuk mengimbangi A320, pada 1993 Boeing mengembangkan jenis 737 - next generation (NG). Dalam pengembangan NG, perubahan dilakukan dengan merancang sayap baru, peralatan elektronik baru, dan mendesain ulang mesin pesawat.

Sejauh ini Boeing masih disebut raja penerbangan di dunia. Pesawat-pesawat keluaran perusahaan yang berdiri pada 1918 di Seattle, Washington, Amerika Serikat, itu merajai angkasa. Kebanyakan pesawat yang digunakan perusahaan penerbangan di Indonesia juga jenis Boeing.

Namun, seiring perjalanan waktu, bukan tidak mungkin perusahaan penerbangan yang bakal menggunakan Airbus terus bertambah. Di Indonesia, misalnya. Selain AirAsia Indonesia, beberapa perusahaan penerbangan kini mulai berpaling dari Boeing dan secara bertahap mengganti armadanya dengan Airbus. (bersambung/kim)

[+/-] Selengkapnya...

Monday, September 22, 2008

Menghormati Orang Tidak Berpuasa di Negara Turki (3-Habis)


Tak Ada Job untuk Pelawak dan Artis di Siaran Ramazan

Media Turki juga bebas membuat siaran Ramadan atau tetap ''tidak puasa''. Perbedaan itu cukup kentara. Dan, siaran-siaran agama di Turki sangat berbeda dengan di Indonesia yang sangat banyak bercanda itu.


ROHMAN BUDIJANTO, Ankara

TELEVISI Turki juga sangat kentara mana yang ''puasa'' dan mana yang tidak. Kebanyakan televisi memang membuat acara khusus Ramazan. Baik menjelang iftar (buka) maupun sahur. Baik yang siaran canli (langsung) maupun tidak. Tapi, ada juga yang tidak segan tak menyinggung sedikit pun soal Ramadan dalam acaranya. Tapi, kaum muslim taat Turki pasti bersyukur karena lebih banyak televisi yang punya acara khusus Ramazan. Dan, setiap televisi Turki yang dipantau di Ankara berwawasan ''NKRT'' alias Negara Kesatuan Republik Turki. Bukan televisi lokal.

Buktinya, televisi memaparkan daftar jadwal buka dan sahur, meliputi seluruh wilayah-wilayah utama Turki. Wilayah Turki yang merentang sekitar 1.500 km dari timur (Iqdir di dekat Armenia) sampai ke barat (Edirne, dekat Yunani) menjadikan ada cukup signifikan selisih waktu dari satu kota ke kota lain. Informasi itu penting bagi orang buka puasa dan sahur.

Di Star TV saat acara Sahur Ozel dini hari kemarin, misalnya. Saat Nihat Hatipoglu, sang ulama, memberikan ceramah dan menjawab wawasan keagamaan, di pinggir layar televisi ada daftar kota-kota berikut saat imsak atau subuh tiba. Ketika, misalnya, kota Batman imsak pukul 04.28 dan sudah tiba, warna kotanya dari hijau menjadi merah. Untuk Ankara, waktu imsak pukul 05.03.

Begitupun ketika iftar atau buka tiba. Daftar kota yang sudah memasuki saat berbuka puasa -rata-rata hampir pukul 19.00- berubah menjadi hijau. Lalu, ketika semua sudah masuk magrib, televisi menyerukan azan. Yang unik, selain ada yang menyajikan dengan utuh, ada azan yang diedit. Misalnya, di TRT TV. Begitu kota terakhir tiba saat magrib, terdengarlah alunan azan yang sangat merdu dan mendayu. Ternyata suara azan yang indah itu tak bisa dinikmati utuh. Dari Allahu Akbar... ternyata langsung diedit ke bait terakhir, yakni Laa ilaha ilallah....

Tapi, itu bukan karena TRT televisi sekuler. Televisi itu justru sangat banyak mengekspos acara Islam saat puasa sekarang ini. Baik berupa ceramah agama maupun acara musik religius. Azan yang dipersingkat itu, rupanya, demi efisiensi waktu. Sebab, setelah azan dilanjutkan acara agama lagi. Yang penting warga muslim tahu bahwa seluruh Turki sudah magrib.

Yang membedakan dengan acara-acara Ramadan di Indonesia, semua acara puasa di televisi Turki berpenampilan serius. Pelawak dan artis, kecuali pemusik religius, tak dapat tempat di acara Ramazan. Tak ada tawa, canda, dan kuis-kuis agama sepele seperti yang mewabah di Indonesia saat puasa. Misalnya, acara yang diasuh ulama Nihat Hatipoglu berupa tanya jawab dan wawasan agama.

Sang ulama terlihat tak pernah tertawa lebar meski wajahnya ramah dan tampak bijak dengan rambut putihnya. Bahkan, sepanjang acara, agamawan yang juga dokter itu tak menatap kamera, tetapi menatap tiga pria di depannya. Mereka adalah penyanyi religius yang setiap jeda menyelingi dengan lagu religius. Di sela itu, rupanya, dimanfaatkan sang ulama makan sahur.

Ulama serius Nihat Hatipoglu itu, rupanya, cocok dengan selera orang Turki. Sebab, saat acara sahur, ternyata ada dua televisi yang menyiarkan acaranya. Tentu yang satu canli (live), yang lain rekaman. Nihat dengan kalem melayani pertanyaan agama, misalnya tayamum atau zakat. Nihat sesekali mengutip Hadis Hz (Hazrat) Rasulullah SAW.

Jangan dibayangkan ulama dan penampil di acara Ramazan televisi Turki berpakaian baju koko atau gamis dan berpeci haji, yang telanjur dianggap pakaian muslim itu. Mereka mirip orang Eropa, yakni berjas, berdasi, tanpa penutup kepala. Tak berbeda dengan penampilan banker atau pengacara di Indonesia. Begitu pula pendukung acara, termasuk penabuh rebana. Semua berjas dan berdasi. Bahkan, seni tasawuf yang dilakukan lima penampil di Flash TV dalam acara Sahur Vakti, mereka berkemeja, celana, dan sepatu hitam-hitam tapi... berdasi. Hitam pula.

Acara-acara buka dan sahur di televisi juga dihadiri penonton di studio. Penampilan mereka pun tidak direkayasa. Kalau di televisi Indonesia, untuk acara Ramadan, penontonnya pasti para perempuan berjilbab dan lelaki berpakaian ''muslim''. Tapi, di televisi Turki, penonton berpenampilan berbeda-beda. Laki-laki dan perempuan juga tak dipisahkan. Sesekali kamerawan televisi menyorot wanita cantik di antara penonton.

Penonton wanita banyak yang berjilbab, ada juga yang tak berjilbab. Jilbab perempuan Turki pun kelihatan lebih meriah, berwarna-warni. Kebanyakan jilbab itu jadi berbentuk ''keong'' karena di belakang ujung kepala ada gulungan rambut yang harus ditutupi. Orang Turki biasanya berambut tebal.

Selain televisi, koran-koran Turki juga banyak yang menyambut Ramadan dengan halaman khusus. Dua koran penting Turki, Takvim dan Sozcu menyediakan satu halaman khusus Ramazan. Selain kisah-kisah seputar puasa, ada juga daftar Iftar Sofrasi il Imsakiye untuk 81 kota. Ada juga kutipan Bir Hadis dan Bir Ayet. Yakni, kutipan sebuah Hadis Rasulullah SAW dan ayat Alquran.

Meski menjadi ''agamis'', koran Takvim tetap memuat angka Loto (undian semacam SDSB) di halaman satu, di dekat logo. Sedangkan Sozcu memuat dengan cukup mencolok di halaman terakhir, yang berwarna, Miss Turkey European Union yang baru terpilih. Perempuan itu berbikini!

Dalam kehidupan media di bulan Ramadan ini, ciri negara sekuler Turki tetap terlihat. Ada televisi yang benar-benar cuek terhadap bulan puasa. Fox TV, misalnya, ikut siaran ketika saat sahur tiba. Tetapi, televisi tersebut menyiarkan acara kuis semacam Who Want to be a Millionaire. Tentu saja acara itu penuh hura-hura dan bersifat entertainment murni.

Atau juga NTV. Televisi itu juga ''bangun'' ketika sahur. Tetapi, ketika televisi lain yang punya siaran Ramazan menyiarkan daftar imsakiyah kota-kota, NTV menyiarkan ramalan cuaca dari kota ke kota!

Bangsa Turki sudah bertradisi memahami perbedaan tanpa dimasukkan hati. (habis)

[+/-] Selengkapnya...

Sunday, September 21, 2008

Menghormati Orang Tidak Berpuasa di Negara Turki (2)


Tak Ikut Makan Bukan karena Takut Tuhan

Sekulerisme benar-benar dijunjung tinggi oleh warga Turki. Saat Ramadan seperti sekarang, berpuasa atau tidak, menjadi wilayah privat yang tak tersentuh siapa pun.


ROHMAN BUDIJANTO, Ankara

DI negara muslim sekuler ala Turki, ''negara'' benar-benar tidak puasa. Ketika pertemuan antara delegasi Indonesia dan Turki, suasana itu kentara. Pertemuan di gedung kementerian kehakiman di Attaturk Boulevard, pusat Ankara (18/9), itu berlangsung seperti hari-hari biasa. Di luar ruangan, disediakan meja snack dan kopi. Banyak wartawan dan pejabat Turki yang menikmati sajian itu.

Sekitar 30 delegasi Indonesia, yang dipimpin Menteri Perdagangan Marie Pangestu, tak terlihat ikut makan-makan di sana. Karena terbiasa dengan suasana Ramadan di Indonesia, rupanya, mereka pilih menahan diri. Tak nyaman rasanya makan-makan saat Ramadan. Lagipula, pejabat-pejabat Indonesia memang banyak yang terus berpuasa meski musafir.

Suasana itu terbawa saat undangan dinner yang ditepatkan dengan saat buka puasa pada sore harinya. Acara buka puasa itu berlangsung di restoran elite Ciragan, di pinggiran Ankara, yang ruangannya sangat penuh. Ruangan seluas lapangan tenis itu terisi beberapa meja besar, kebanyakan kelompok pelanggan umum. Ratusan orang buka puasa di ruangan yang diwarnai live music ''gambus'' Turki yang merintih mendayu-dayu.

Acara undangan dari Menteri Kehakiman Mehmet Ali Sahin itu berlangsung di meja besar untuk 30 orang. Suasana sebenarnya kurang privat untuk acara kenegaraan seperti itu. Ruangan acara pejabat tinggi itu tidak disekat dari meja-meja lain. Pejabat tak bisa minta keistimewaan berlebihan. Karena itu, suara di ruangan mirip dengung dari koloni lebah diiringi denting gelas dan alat makan.

Ketika azan berkumandang, disajikanlah makanan. Mulai porsi besar salad, aneka menu daging sapi dan kambing, roti, hingga makanan penutup berupa kue-kue basah yang sangat manis. Terlihat delegasi Indonesia tidak banyak yang bisa menghabiskan makanan sebanyak itu.

Yang membedakan, tak ada acara salat Magrib. Acara ngobrol-ngobrol jalan terus. Sejam kemudian acara ditutup dengan pidato singkat kedua menteri. Penerjemah sampai teriak-teriak untuk mengatasi suara riuh di ruangan. Begitulah, acara buka puasa itu benar-benar diisi dengan makan-makan saja, tidak ''dicampur'' acara salat Magrib seperti lazimnya undangan buka puasa bersama di Indonesia.

Tapi, acara buka puasa bersama yang mirip di Indonesia juga ada. Kalau penyelenggaranya pejabat yang ''santri'', pasti acaranya diselingi salat Magrib setelah makan minum ringan untuk ''resmi'' mengakhiri puasa. Pejabat Indonesia pernah diundang ke acara semacam itu di markas AK Parti (Partai Keadilan dan Pembangunan). Undangan datang dari Recep (Rajab) Tayip Erdogan. Ketua partai itu sekaligus sekarang PM Turki. Pimpinan lainnya, Abdullah Gul, kini presiden.

Begitu magrib, undangan diajak minum dan makan ''takjil''. Lalu, Erdogan turun ke lantai bawah tanah kantor partai berlantai delapan plus empat di bawah tanah itu. Di sana ada mescit (masjid), yang kalau di Indonesia musala, berukuran sekitar 10 x 6 meter. Tokoh yang pernah sekolah madrasah (imam hatip) di masa kecil itu lalu mengimami salat. Banyak undangan yang makmum. Setelah salat, mereka naik lagi ke ruang pertemuan untuk makan besar dan melanjutkan obrolan.

Begitu pula acara AK Parti untuk kaum tak berpunya di jalan-jalan. Biasanya tenda-tenda buka puasa dilengkapi karpet untuk salat Magrib. Partai itu memang punya citra paling dekat dengan rakyat sehari-hari sehingga berhasil memenangi suara mayoritas 45 persen, mengalahkan partai-partai yang lebih sekuler.

Kebangkitan AKP itu secara perlahan sebenarnya juga membuat kehidupan kaum muslim di Turki lebih berani mengekspresikan diri. Menurut informasi dari seorang pegawai Turki yang banyak bergaul dengan pejabat, musala kecil di kantor-kantor mulai muncul. ''Asal ada cukup banyak orang yang memanfaatkannya, bisa dibuat ruang kecil menjadi mescit. Kalau satu dua orang, nggak bisa,'' katanya.

Ketika negara sejak merdeka 1923 sangat menjaga hak-hak sekuler, kini pejabat tinggi lebih peka kepada orang puasa. Mereka memang tak bisa menghilangkan snack dari acara resmi. Tapi, kalaupun ada menteri yang tak puasa, dia tak ikut makan di hadapan umum. Bukan takut kepada Tuhan. ''(Tapi) takut kamera televisi,'' kata seorang warga asing yang lama tinggal di Turki. Rasanya memang sungkan, kalau PM dan presidennya ''santri'' dan puasa, menterinya terlihat makan di televisi.

Yang sulit tertembus adalah sekolah. Pada hari Jumat, jadwal sekolah tak dihentikan ketika waktu salat Jumat tiba, kecuali di madrasah. Karena itu, kata warga Turki yang taat beragama tadi, seorang murid kadang harus lari dari sekolah untuk menunaikan kewajiban salat Jumat.

Interpretasi ajaran Attaturk tentang sekularisme di Turki memang kadang-kadang kurang luwes. Kasus mutakhir adalah polemik upaya menghapuskan larangan berjilbab di kantor-kantor pemerintah, termasuk universitas negeri. Pemerintahan Gul kini juga dipersoalkan lagi oleh kaum oposan karena mengangkat rektor-rektor universitas yang lebih ''santri''.

Meski pemerintah di Turki sangat legitimated karena dipilih rakyat, mereka bisa kalah kuat dari penjaga sekularisme. Militer Turki diberi ''dwifungsi''. Selain sebagai alat negara, militer punya semacam hak veto menjaga garis nasionalisme sekuler dan stabilitas. Tiga kali militer Turki kudeta. Yang terakhir, pada 1981, kudeta karena tidak muncul pemerintahan kuat dari pemilu.

Dominasi militer Turki itu sangat kentara di pusat Ankara. Di Attaturk Boulevard, sekitar empat kilometer di kiri dan kanan jalan didominasi markas militer. Baik mabes AD, AL, maupun AU. Papan militer itu, tampaknya, menjadi satu-satunya papan pengumuman yang bisa dipahami orang asing di pusat Ankara adalah papan peringatan markas militer. Ada bahasa Turki dan bahasa Inggris di papan-papan yang berwarna merah bertulisan hitam dan bergambar tentara menenteng senjata tersebut. Tulisannya: Daerah markas militer, dilarang masuk.

Papan berukuran sebesar koran itu dipasang di pagar markas. Pagar setinggi 3 meter itu berupa teralis dengan jarak 5 cm dari batang-batang baja berukuran jari tangan. Kadang tak bisa diintip suasana di markas militer itu karena dilapisi penutup fiberglass.

Yang mencolok lagi, gambar-gambar Attaturk dan bendera Turki dalam ukuran raksasa digantung di gedung-gedung tinggi markas militer itu. Kadang-kadang muka gedung seukuran Graha Pena, Surabaya, itu tertutup dari atas hingga bawah dengan bendera Turki dan wajah Attaturk.

Gambar Attaturk berpenampilan Eropa juga dipasang di dalam kantor-kantor, termasuk kantor partai. Intensitas kemunculan gambar Attaturk itu tak ada bandingannya di Turki. Jauh melebihi intensitas pemasangan gambar Garuda Pancasila di Indonesia.

Militer Turki memang sangat menjaga pemisahan antara negara dan ''masjid''. Dan, suasana itu tecermin di kompleks besar markas militer tak tampak mencuat sebatang pun menara masjid.

Institusi kedua yang menjaga sekularisme adalah mahkamah konstitusi (MK). Konstitusi Turki memang menjadi dokumen dasar sekularisme. Mahkamah itu pernah membubarkan partai cikal bakal AK Parti, yakni Partai Refah, karena dianggap mempromosikan tercampurnya negara dan agama.

Tapi, ternyata partai itu makin besar ketika mengadaptasikan diri dengan wajah garang mahkamah konstitusi. Hasilnya, dari partai kecil, kini berubah menjadi partai penguasa. AK Parti bersikap realistis. Prinsipnya lebih baik tetap hidup dan berbuat untuk kemaslahatan rakyat daripada mati meskipun gagah.

Ternyata membesarnya partai ''santri'' itu ikut membuat institusi penjaga sekularisme juga lebih luwes. Dalam kasus AK Parti diadili karena mendorong amandemen larangan jilbab itu, keputusannya mencerminan garis moderat mahkamah konstitusi. Kalau dulu main hapus partai dan mem-black list para pengurusnya, keputusan soal itu berupa teguran dan penghentian bantuan negara untuk AK Parti. Keputusan tersebut diambil dengan hakim-hakim MK dengan selisih tipis, 7:6. Di antara 13 hakim MK, hanya dua yang diyakini dekat dengan AK Parti.

Seorang ahli hukum menyebutkan, keputusan itu membuatkan kanal bagi arus dukungan kepada AK Parti yang besar, sembari mengatasi luberan aspirasi yang ''terlalu agama''. Bukan membuat bendungan yang kalau jebol jauh berisiko bagi stabilitas Turki dan kepercayaan internasional.

Apalagi, rakyat merasa saat ini baik-baik saja karena ekonomi sedang bergairah. Saat ini pendapatan per kapitanya USD 12.888 atau lebih dari Rp 120 juta per tahun. Jadi, pendapatan warga Turki rata-rata Rp 10 juta per bulan. Tak ada tandingannya dengan delapan negara yang berbatasan dengan Turki.

Begitulah. Sekularisme Turki juga beradaptasi. Militer juga tak komentar negatif atas putusan terbaru mahkamah konstitusi itu. Kini militer lebih sibuk mengatasi perlawanan kaum Kurdi di perbatasan dengan Iraq dan sesekali mengisyaratkan agar pemerintah lebih galak.

Sekularisme dan semangat beragama di Turki terus interplay, beraksi dan bereaksi dengan lebih kalem. Tapi, kaum sekularis dan kaum yang lebih religius kini sedang bersama-sama konsentrasi menghadap ke satu fokus, yakni keanggotaan Uni Eropa. Itu kehamilan sangat lama yang dengan sabar ditunggu kelahirannya oleh bangsa yang menjadi pintu peradaban Timur dan Barat itu. (Bersambung)

[+/-] Selengkapnya...

Saturday, September 20, 2008

Menghormati Orang Tidak Berpuasa di Negara Turki (1)


Azan Maghrib Tiba, Kelab Malam Ikut Buka

Berdiri di atas daratan yang menghubungkan Asia dan Eropa, Turki mampu memelihara tradisi toleransi beragama yang unik. Termasuk saat mengisi Ramadan seperti sekarang ini.

ROHMAN BUDIJANTO, Ankara

TURKI boleh dikatakan paling santai dalam menghadapi Ramadan. Suasana di Ankara tetap sibuk. Tidak ada suasana lesu. Warganya tetap bergegas dalam berjalan di bawah mentari musim panas. Suhu berkisar 33 derajat Celcius di siang hari. Seharusnya cukup panas, tetapi angin sejuk Mediterania meredam panas itu. Meski begitu, tenggorokan gampang mengering, haus bukan kepalang.

Para pebisnis juga tidak terlalu gencar memanfaatkan momentum Ramadan ini. Tidak ada perang diskon di toko-toko. Memang ada satu-dua papan iklan berbau bulan puasa. Seperti di tepi Attaturk Boulevard, jalur nadi ibu kota Turki ini, ada papan iklan yang mengandung tulisan Ramazan, istilah bulan puasa dalam bahasa Turki. Kata-kata selebihnya murni bahasa Turki.

Yang mengherankan, ada salah satu papan iklan Vodafone yang menunjukkan tradisi sungkeman, mirip di Indonesia. Ternyata memang persis. Bedanya, di Turki tangan orang tua dicium, lalu disentuhkan ke dahi si anak. Tradisi itu bertahan di daerah-daerah. Di kota wujudnya berubah jadi salaman saja.

''Saya kalau pulang akan mencium tangan orang tua saya. Meskipun ayah saya tak mau karena lebih suka disalami lalu dipeluk dan cium. Begitulah saya menunjukkan rasa hormat kepada orang tua. Ini khas Timur,'' kata Suat Kiniklioglu, anggota parlemen (milletvekili) dari Provinsi Cankiri, kepada Jawa Pos di kantornya kemarin (18/9).

Meski di ibu kota negara, tidak mudah bagi orang asing mengenali papan-papan komunikasi di Turki. Negara yang getol berupaya menjadi anggota Uni Eropa ini tidak mau repot-repot membuat papan nama bilingual atau multilingual. Di papan-papan komunikasi publik tidak ada penjelasan bahasa Inggris atau bahasa asing lain, kecuali di bandara. Begitu pula warganya; sulit diajak komunikasi bahasa asing. Sopir taksi yang mangkal di bandara, misalnya, hanya mengenali satu bahasa lain selain bahasa Turki, yakni ''bahasa isyarat''. Itu pun tidak ''fasih''.

Padahal, Ankara secara tersirat ingin kosmopolitan. Buktinya, banyak nama tokoh asing yang dijadikan nama jalan. Misalnya, John F. Kennedy, Cinnah (Mohammad Ali Jinnah, pendiri Pakistan), atau Ziaur Rahman (bapak Bangladesh). Nama-nama tempat bangsa asing juga dipakai untuk nama jalan. Contohnya, Iran, Tahran (Teheran), Arjantin (Argentina), Kuveyt (Kuwait), Paris, Filistin (Palestina), dan Rabat. Tapi, orang asing-orang asing bisa tetap tidak at home di ibu kota berpenduduk 4 juta ini.

Kesan ''kosmopolit'' memang kental pada penampilan dan sikap warganya. Kebanyakan warga Turki berpenampilan seperti orang Eropa. Prinsip sekularisme Attaturk yang sudah berakar lebih dari 80 tahun telah membuat orang Turki tidak beda dengan penampilan orang di benua biru itu. Apalagi secara fisik mereka memang "Eropa''. Kecondongan itu ikut mewarnai suasana bulan Ramadan.

Meski 90 persen di antara 70 juta warga Turki musulman (muslim), mereka bebas mengekspresikan dirinya. Kedai dan kafe tetap buka seperti biasa. Ada yang sepi, ada juga yang penuh pelanggan. Tanpa perlu rasa risi, memasang tirai. Kehidupan malam pun tetap jalan. Pub-pub dan night club mulai menyalakan lampu hiasnya yang menggoda di pintu masuk begitu azan Magrib tiba.

Orang dibebaskan memilih ke surga atau ke tempat lain. Itu semua dianggap pilihan hidup masing-masing. Baik yang puasa maupun tidak puasa saling menghormati, setidaknya tidak saling mengusik.

Suasana ini juga tecermin di pesawat penerbangan domestik dari Istanbul ke Ankara pada pagi hari Selasa lalu. Ketika pramugari Turkish Airlines menyajikan sandwich besar, beberapa penumpang menolak, termasuk rombongan warga Turki yang baru pulang dari umrah Ramadan. Mereka mengekspresikan diri sedang puasa. Perempuan berpenampilan modern, tanpa jilbab, di sebelah kanan saya juga menolak, karena puasa. Dia lalu memilih tidur. Di sebelah kiri saya menerima, makan lahap, terus tidur lagi. Suasana ini tidak beda dengan di penerbangan lain.

Tapi, meski sekuler, Turki tetap menunjukkan ciri Islam di fasilitas umum. Misal, di bandara Ankara, ada mescit (masjid dalam bahasa Turki) alias praying room. Tidak ada musala karena meski kecil di Turki tetap disebut mescit.

Ada pula fasilitas kesehatan di bandara, yakni Iikyardim atau First Aid. Turki yang sekuler memilih lambang kesehatan itu dengan bulan sabit (crescent) karena mayoritas muslim, bukan palang (cross) seperti Indonesia. Itu disesuaikan dengan bendera Turki yang juga tetap bulan sabit berbintang (putih) dengan latar merah.

Ciri lain juga ada pada makanan di pesawat yang diberi penjelasan dengan kertas kecil dalam bahasa Turki dan bahasa Inggris, bahwa ''tidak mengandung babi''. Tapi, tetap disajikan wine atau minuman beralkohol, tapi penumpang bisa tidak memilih. Warga Turki sendiri banyak yang mengonsumsi alkohol dan di sana terkenal arak ''nasional'' bernama raki.

Meski negeri itu sekuler, pemimpinnya, Presiden Abdullah Gul dan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan, dikenal sebagai muslim yang taat. Erdogan adalah lulusan madrasah Imam Hatip. Ketua partai yang memerintah -AKP (Adalet ve Kalkinma Partisi, Partai Keadilan dan Kesejahteraan)- ini tetap terbuka mengekspresikan ketaatannya sebagai muslim. Istrinya berjilbab, juga istri Gul. Partainya yang mayoritas di parlemen juga mengamandemen undang-undang larangan berjilbab di institusi publik. Namun, belakangan amandemen itu dinyatakan melanggar sekularisme oleh Mahkamah Konstitusi. Sanksinya, AKP ditegur dan dana bantuan negara untuk partai itu distop.

Soal Ramadan, PM yang mulai memerintah pada 2003 itu pernah pingsan saat puasa Ramadan. Mantan wali kota Istanbul kelahiran 1954 itu menderita hypoglycernia akibat kerja keras saat puasa Ramadan.

Yang lebih menghebohkan, saat dia dibawa ke rumah sakit, kunci mobil lapis baja tertinggal di dalam mobil yang membawanya itu. Akibatnya, Erdogan terkunci dalam keadaan tak sadarkan diri. Akhirnya, petugas mendapatkan palu dari lokasi proyek tidak jauh dari rumah sakit. Kaca antipeluru pun digodam untuk menyelamatkan sang perdana menteri.

Setelah istirahat beberapa hari, Erdogan pulih hingga kini. Dua hari lalu dia mengundang buka puasa bersama para diplomat asing. Momentum itu digunakannya untuk mengkritik Uni Eropa yang terus mengulur-ulur keanggotaan Turki. Perdana menteri yang ''santri'' itu tetap mewarnai puasanya dengan perjuangan menyejajarkan bangsanya dengan kemajuan Eropa. (el)

[+/-] Selengkapnya...

Friday, September 05, 2008

Kunjungi Tanah Suci saat Lingkungan Masjidilharam Dirombak ( 2- Habis )

Lewat 13 Pintu Favorit Harus Siapkan Masker

Megaproyek perluasan Masjidilharam yang dikerjakan nonstop tidak mengganggu aktivitas ibadah para jamaah umrah. Namun, tetap ada beberapa "kenyamanan" yang hilang dan tidak bisa dinikmati lagi seperti dulu. Berikut lanjutan laporan wartawan Jawa Pos SAMSUDIN ADLAWI dan ABDUL MUIS.

PANGGILAN azan salat Asar terdengar dari menara Masjidilharam. Mendengar suara muazin itu, puluhan ribu jamaah umrah beranjak dari penginapan masing-masing. Di luar mereka harus melawan terik matahari akhir Agustus yang menyengat, ditambah debu jalanan hasil pembongkaran bangunan dan bukit sekitar Masjidilharam.

Saat memasuki pelataran masjid, para jamaah dari berbagai bangsa itu berjalan cukup tertib. Tidak ada yang berebut meski kumandang azan sudah berganti iqamah yang menandakan salat berjamaah segera mulai. Beberapa orang memilih langsung membentangkan sajadah di pelataran dan tidak masuk masjid, takut terlambat.

Jamaah yang tidak membawa sajadah juga tak perlu bingung. Mereka bisa langsung berdiri dengan tumit di posisi saf (garis salat) sembari menata sandal dan sepatu di dekatnya. "Rasanya seperti salat di dalam kamar yang lantainya baru dipel pembantu," seloroh Bachtiar, jamaah asal Mojokerto, yang berangkat dengan BIA Travel Surabaya.

Meski sehari-hari sekitar Masjidilharam diguyur debu efek penghancuran gunung (Jabal) Umar yang bekerja nonstop, lantai di pelataran Masjidilharam tetap bersih dan tak berdebu. Begitu pula aktivitas perluasan di dalam masjid tidak sampai mengganggu kekhusyukan ibadah. Mereka tetap bisa salat sunah, membaca Alquran, tawaf, sai, tanpa terganggu oleh aktivitas para pekerja megaproyek itu.

Hanya, di beberapa pintu masjid, para jamaah tidak bisa seenaknya masuk seperti bulan-bulan sebelumnya. Terutama pintu-pintu yang menghadap langsung ke Jabal Umar. Tercatat ada 13 pintu yang aksesnya agak terganggu. Yakni, pintu 12 hingga 24.

Pintu-pintu yang terganggu akibat perluasan Masjidilharam itu bernama Quraisy, Afqodisiah, Oziz Thuwa, Umar Abdul Aziz, Murod, Hudaibah, Babussalam Jahid, Garoroh, Alfathah, Faruq Umar, Nadwah, Syamsiah, dan Alqudus. Jamaah kini tidak nyaman lewat pintu-pintu itu. Mereka harus siap menutup mulut dan hidung dengan masker.

Tahun lalu pintu-pintu tersebut menjadi favorit jamaah, baik haji maupun umrah. Sebab, begitu keluar dari pintu-pintu itu jamaah langsung sampai di tempat belanja murah dan hotel murah. Keluar dari pintu Masjidilharam lalu naik tangga sudah masuk kawasan Pasar Seng. Jawa Pos yang mencoba lewat pintu Alfathah dan hendak ke Pasar Seng terpaksa balik arah. Sebab, selain tidak membawa masker, debu tebal beterbangan dari arah Jabal Umar dan bangunan hotel yang sedang dihancurkan.

Begitu pula saat mau masuk salah satu dari 11 pintu yang ada di sisi kawasan menuju Aziziah, juga gagal. Tak satu pun dari pintu pertama, yakni Pintu Shafa, Babussalam, sampai Marwah yang buka. Pintu-pintu di kawasan tersebut ditutup total. Bahkan, area sai juga dibungkus rapat dengan terpal biru. Malah di tempat ini ada beberapa askar (petugas keamanan) yang berjaga-jaga.

Di area itu jamaah umrah juga sudah tidak bisa melihat lagi bangunan rumah yang konon jadi tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW. Lokasi bangunan itu amat dekat dengan Pasar Seng.

Saking luasnya, areal Masjidilharam memiliki sedikitnya 94 pintu. Antara lain, pintu King Abdul Aziz yang menghadap perpustakaan dan Jabal Umar. Lalu, pintu Amir Fath yang menghadap persis pintu masuk Tower Zamzam Hotel. Pintu inilah yang menjadi andalan keluar masuknya para jamaah umrah menjelang bulan haji tahun ini.

Selain itu, akses yang masih terbuka adalah pintu Abbas, Bani Hasyim, Ali, Nabi, dan Bani Syaiban. Lalu pintu Arofah, Mina, Bilal, Abu Bakar, Umar, serta pintu Umrah yang menghubungkan jalan menuju Hotel Hilton dan Hotel At Darul Tauhid.

Selain tidak ada debu yang mengganggu jamaah di luar masjid, debu-debu penghancuran bangunan hotel dan gunung tersebut tak sampai masuk area dalam masjid. Lantai masjid dan lantai terbuka di sekitar Hajar Aswad tempat tawaf tetap bersih mengkilat. Sesekali tenaga cleaning service tampak membersihkannya. Begitu pula kiswah (kain hitam yang dihiasi sulaman benang emas) yang membungkus Kakbah tetap tampak bersih dari debu.

Tetap bersihnya areal di dalam masjid itu diduga tak lepas dari desain bangunan Masjidilharam. Konstruksinya seperti "benteng" mengelilingi Kakbah yang dilengkapi tujuh menara yang menjulang tinggi. Namun, alasan ini juga sulit diterima. Sebab, bangunan kubus yang menjadi kiblat umat Islam sedunia itu berada di lembah bukit Makkah paling rendah.

Lantas, bagaimana dengan hamparan lantai di luar masjid yang juga tak kalah bersih? Padahal, iringan debu limbah proyek perluasan Masjidilharam seharusnya mudah mencium lantai yang terbuat dari batu granit itu. Apalagi, jarak proyek itu hanya selemparan batu dari Masjidilharam. Ditambah hawa kering dan embusan angin gurun yang cukup kencang!

Penasaran dengan itu, seusai salat Subuh, Jawa Pos tidak langsung kembali ke kamar di Tower 5 Hotel Hilton. Saat di halaman Masjidilharam itulah, Jawa Pos melihat sekelompok cleaning service mengepel lantai luar masjid. Teknik mengepelnya seperti di Indonesia: membawa timba berisi air dan sapu pel.

Salah seorang dari mereka ternyata dari Indonesia. Namanya Rofiq. Usianya baru 22 tahun. TKI asal Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, itu bersama teman-temannya mendapat tugas membersihkan lantai halaman luar masjid. ''Pokoknya, yang berseragam biru seperti saya, tanggung jawabnya menjaga kebersihan di luar Masjidilharam,'' ujarnya.

Selain petugas berseragam biru, ada petugas berseragam hijau. Mereka bertanggung jawab atas kebersihan di dalam Masjidilharam. Termasuk membersihkan lantai terbuka tempat tawaf yang mengelilingi Hajar Aswad. Sedangkan yang berseragam biru tua bukan ketelpak adalah teknisi AC. "Petugas yang mengenakan seragam krem bertugas mengisi ulang galon air zamzam," katanya.

Di dalam Masjidilharam memang terdapat ribuan galon air zamzam. Galon warna krem itu ditata rapi berbanjar. Setiap banjar ada yang 12 galon, 14 galon, dan 16 galon. Di kanan setiap galon terdapat tumpukan gelas plastik bersih. Di sebelah kirinya disediakan tempat untuk menaruh gelas habis pakai. Yang tidak bisa minum air dingin, disediakan galon yang ditandai dengan tulisan Arab warna biru.

Galon-galon itu ditaruh di kanan atau kiri lorong 94 pintu masuk. Juga ada yang ditaruh di serambi dan di lingkaran tawaf paling luar. Bahkan, di halaman luar masjid juga disediakan galon air zamzam. Galon-galon air zamzam itu diletakkan tepat di luar mulut setiap pintu masuk.

Setiap saat jamaah umrah maupun haji bisa minum air zamzam tanpa harus antre. Jamaah juga tidak perlu khawatir kehabisan air zamzam. Sebab, setiap saat petugas berseragam krem -seperti warna galon air zamzam- siap mengisi galon-galon yang habis. Jumlah mereka cukup banyak. Sama banyaknya dengan jumlah petugas kebersihan. ''Total petugas kebersihan dan pengisi galon zamzam mencapai 1.000 orang,'' kata Hazim M. Hassanain, pengusaha yang menjadi partner bisnis Jawa Pos di Jeddah.

Mereka dibagi dalam tiga sif. Masing-masing sif bekerja delapan jam. Dengan demikian, selama 24 jam nonstop di lingkungan Masjidilharam selalu siaga petugas kebersihan dan isi ulang galon air zamzam. Logistik air inilah yang menyebabkan jamaah tetap bisa nyaman beribadah. Mulai iktikaf di dalam Masjidilharam, tawaf, salat, zikir, sampai membaca Alquran.

Gema zikir dan bacaan kalam Ilahi tersebut membuat suara bising akibat hiruk pikuk proyek perluasan Masjidilharam sama sekali tak terdengar. Padahal, dari lantai 14 Tower 5 Hotel Hilton, tempat Jawa Pos menginap, derum mesin alat-alat berat itu nyaring terdengar. (el)

[+/-] Selengkapnya...

Wednesday, September 03, 2008

Kunjungi Tanah Suci saat Lingkungan Masjidilharam Dirombak Besar-besaran (1)


Protes Batalkan Pemasangan Eskalator di Tempat Sai

Arab Saudi sedang memperluas Masjidilharam di Makkah. Aktivitas pembongkaran bangunan besar-besaran dilakukan untuk megaproyek itu. Apa dampaknya bagi calon jamaah haji Indonesia? Berikut catatan wartawan Jawa Pos SAMSUDIN ADLAWI dan ABDUL MUIS yang baru dari sana.

DERU mesin puluhan dump truck dan berbagai alat berat meraung-raung di sekitar Masjidilharam. Truk-truk itu hilir mudik mengangkut bongkahan batu, tanah, dan beton yang dihancurkan backhoe. Kepulan debu pun beterbangan dari kaki gunung dan bangunan bekas hotel yang dirobohkan. Anehnya, lantai granit putih tulang di sekeliling Kakbah tetap bersih. Padahal, tak ada tudung apa pun yang menutupi lantai tempat orang tawaf (mengelilingi) bangunan kubus yang ditutup kain hitam itu.

Akitivitas pembongkaran itu berlangsung siang hingga malam. Nonstop. Hanya kumandang azan dari menara tinggi Masjidilharam yang menghentikan aktivitas itu. Begitu muazin melantunkan panggilan salat, para pekerja turun dari kabin truk dan alat berat.

Operator mesin derek (crane) yang memasok material ke atas lokasi perluasan lintasan sai juga langsung menghentikan kegiatan. Namun, karena sedang berada di ketinggian puluhan meter, mereka memilih salat di tempat.

Di bawah terik matahari dengan suhu 45 derajat Celcius, Jawa Pos menyaksikan satu per satu kawasan yang selama ini dikenal para ''tamu Allah'' pengunjung kota Makkah. Mulai Jabal (gunung) Umar, kawasan Samiah, hingga Pasar Seng yang menjadi tempat belanja favorit jamaah haji Indonesia. Demikian juga, hotel-hotel berbintang seperti Makkah Sofitel, Grand Makkah, New Safa Hotel, dan Sheraton Hotel.

Kawasan dalam Masjidilharam yang ikut dibongkar adalah lokasi sai (salah satu rukun umrah/haji, yakni berlari kecil dari bukit Safa ke Marwah). Karena masih dalam tahap penggarapan, jamaah umrah -termasuk Jawa Pos- harus melakukan sai di jalur baru. Tepat berada di kiri jalur lama yang ditutup rapat dengan dinding terpal warna biru.

Saking rapatnya tutup terpal itu, jamaah umrah tidak bisa melihat wujud bukit Safa dan Marwah. Begitu pula saat mulai sai, jamaah umrah tidak bisa melihat Kakbah dari bukit Safa seperti dahulu. Mereka cukup melambaikan tangan, baik saat memulai sai maupun ketika melintas di bukit Safa dan Marwah.

Perluasan jalur sai terus dikebut sehingga pada musim haji tahun ini diharapkan sudah bisa dipergunakan. Jawa Pos mengintip dari dinding terpal yang berlubang, sejumlah pekerja sedang sibuk memasang ornamen dan batu granit di setiap tiang-tiang penyangga lantai dua.

Berbeda dengan tiang lama yang didominasi warna krem dan kuning keemasan, tiang-tiang di lokasi sai yang baru didominasi granit warna merah muda dan biru tua. ''Kalau sudah jadi nanti, jalur sai akan tambah luas. Dua kali lipat dari yang sekarang. Termasuk jalur khusus untuk jamaah yang menggunakan kursi roda,'' tutur Syaiful Bahri, pria asal Madura, yang sering menjadi pemandu jamaah umrah.

Khusus jalur untuk jamaah berkursi roda, rencana awalnya akan dibuatkan eskalator datar (horizontal escalator) seperti yang ada di bandara-bandara internasional. Dengan demikian, jamaah tidak perlu menggerakkan kursi roda atau didorong orang lain. Namun, rencana itu dibatalkan setelah diprotes sejumlah pemimpin negara Islam. Alasan yang mendasar, hakikat ibadah sai itu mengutamakan kegiatan berjalan (kaki). Bukan diam di atas tempat yang bergerak.

Perluasan Masjidilharam untuk menciptakan suasana lapang sehingga jamaah haji dan umrah yang setiap tahun terus bertambah jumlahnya bisa melakukan aktivitas ibadah dengan nyaman. Kerajaan Arab Saudi menganggap penting megaproyek itu karena bangunan Masjidilharam saat ini mulai terasa sempit dan ''kumuh''. Di sekitarnya banyak berdiri lapak pedagang. Selain itu, banyak hotel dan bangunan lain cukup dekat dengan masjid. Hotel dan bangunan itu tampak kurang tertata rapi.

Banyaknya hotel yang dibongkar untuk perluasan Masjidilharam berdampak pada jumlah penginapan dekat Masjidilharam berkurang. Akibatnya, demand dan supply tidak berimbang. Hotel yang tadi berjarak cukup jauh dari Masjidilharam dan hanya ramai saat musim haji sekarang menjadi ramai. Hotel-hotel itu dipenuhi jamaah umrah dari berbagai penjuru dunia.

Sebenarnya tidak jauh dari Masjidilharam berdiri beberapa hotel berbintang lima, seperti Hilton dan Dar al-Tawhid. Juga, ini yang paling baru dan cukup dekat jaraknya dengan Masjidilharam, Zamzam Tower. Saking dekatnya, begitu keluar dari balkon hotel, kaki kita sudah menginjak halaman Masjidilharam. Namun, tarifnya lumayan mahal. Hanya beberapa jamaah Indonesia yang mampu menginap di sana.

Saat ini banyak di antara jamaah umrah dari Indonesia yang memilih menginap di daerah Misfalah. Selain bertarif murah, jaraknya tidak terlalu jauh. Hanya sekitar 100-150 meter dari Masjidilharam. Kelebihan yang lain, daerah itu bebas dari jangkauan debu pembongkaran gedung dan bukit.

Meski demikian, memasuki Ramadan seperti sekarang hotel-hotel di Makkah ramai-ramai menaikkan tarif. Hotel bintang empat yang biasanya hanya bertarif 450 riyal (SAR 450) atau sekitar Rp 1.100.00 per malam pada saat Ramadan mematok tarif SAR 800 per malam atau hampir dua kali lipat.

Puncaknya pada 10 hari terakhir Ramadan nanti. Saat itu, tarifnya lebih gila. Satu paket selama 10 malam, hotel bintang empat akan mematok tarif hingga SAR 22.000 atau 2.200 riyal (lebih dari Rp 5 juta) per malam.

Bagi jamaah umrah yang hanya punya uang pas-pasan, masih ada alternatif penginapan. Yakni, di hotel yang berada di jalan-jalan sempit sekelas Hotel Joharat al-Hujjaj. Yang penting kamarnya bersih. Jaraknya tidak teramat jauh dari Masjidilharam. Tarif hotel kelas itu berkisar SAR 12.000 per 10 malam.

Renovasi di sekitar Masjidilharam juga berdampak pada persiapan penyelenggaran ibadah haji Indonesia. ''Pembongkaran besar-besaran ini sangat berpengaruh kepada penyelenggaraan haji tahun ini,'' papar Dharmakirty Syailendra Putra, konsul pada Konsulat Jenderal RI di Jeddah.

Yang sudah pasti, lanjut dia, harga pemondokan jamaah haji melonjak drastis. Tahun lalu, sebelum ada pembongkaran, harga sewa/kontrak perumahan atau pemondokan hanya USD 2.000. Tapi, tahun ini para pemiliknya jual mahal. Mereka memasang banderol USD 3.000. Padahal, pemerintah sudah menetapkan pagu untuk sewa maktab seperti tahun lalu, yakni USD 2.000. Akibatnya, panitia penyelenggara haji kesulitan mencari perumahan untuk maktab calon jamaah haji Indonesia. Apalagi, mencari yang harganya murah seperti tahun lalu.

Selain biaya sewa yang naik drastis, letak pemondokan itu lebih jauh dari Masjidilharam. Itu logis. Sebab, setelah adanya pembongkaran besar-besaran, hotel dan pemondokan di sekitar Masjidilharam menjadi sedikit. Akibatnya, kebutuhan pemondokan untuk jamaah haji bergeser ke tempat yang lebih jauh. Itu dialami panitia penyelenggara haji seluruh dunia. ''Jadi, bukan hanya Indonesia,'' kata Dharmakirty.

Kalau tahun lalu letak pemondokan jamaah haji Indonesia paling dekat ke Masjidilharam 1,4 kilometer, sekarang mencapai 1,7 kilometer. Konsekuensinya, panitia harus menyediakan kendaraan tambahan. Semua itu membutuhkan biaya.

''Penyebab-penyebab ini yang harus dimaklumi jamaah haji. Jangan ada penilaian ongkos haji naik, jarak maktab tambah jauh,'' katanya. (el)

[+/-] Selengkapnya...